Tuesday, July 31, 2012
Birahi Ibu Kos
Peristiwa ini aku alami waktu masih SMU (dulu SMA). Karena aku harus melanjutkan sekolah di semarang, sementara di kota itu aku tidak memiliki famili ataupun saudara, maka mau tidak mau akupun harus tinggal di tempat kost. Setelah beberapa kali mencari akhirnya aku memilih kost di tempat sebut saja tante Rini, seorang janda janda muda yg cantik dan rumahnya memang di buat khusus untuk tempat kost anak-anak sekolah.
Aku memilih kost di rumah tante Rini karena selain nyaman dan linkungannya bersih, juga karena jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat sekolahku. sama sekali tidak ada pikiran kalau aku memilih kost di situ karena ibu kostnya seorang janda cantik.
Pada bulan-bulan awal aku tinggal di rumah tante Rini, aku memang sudah merasakan gejala-gejala yg lain dari Ibu kost-ku itu. dari sekian banyak anak kost yg tinggal di rumahnya, hanya akulah yg mendapatkan perhatian lebih. bahkan untuk makan-pun aku di istimewakan. Awalnya aku sama sekali tidak punya pikiran apa-apa dengan hal itu. sampai akhirnya Tante Rini menyuruhku pindah ke kamar lain (salah satu kamar yg ada di rumah induk), karena kamarku yg lama akan di isi anak kost baru.
Awalnya aku memang sedikit sungkan karena di olok-olok teman-temanku, tapi aku sendiri tidak sanggup menolaknya dan akhirnya pindah juga ke kamar kost yg letaknya tidak jauh dari kamar tidur ibu kost ku.
Sejak tinggal di kamar yg baru, perhatian Tante Rini makin bertambah. Ia tidak hanya mengistimewakan aku dalam hal makan, tapi juga sering mengajakku ngobrol berdua, biasanya di ruang tengah, hingga makin lama aku tidak sungkan lagi dan tidak ada rikuh di antara kami.
Satu malam, Tante Rini minta tolong kepadaku untuk memijat tubuhnya yg katanya sangat capek dan pegel-pegel setelah seharian berpergian. ?Tolong pijitin aku sebentar ya Rud? kata Tante Rini sambil mengajakku ke kamarnya.
Di dalam kamarnya yg sepi dan serba rapi itulah tante Rini melepas baju atasnya. Sementara di balik baju atasnya yg berwarna biru muda itu Ia tidak mengenakan apa-apa lain. Setelah bajunya di tanggalkan dengan posisi membelakangiku, Tante Rini lalu ke ranjangnya dan tidur dengan posisi tengkurap. Karena tidak di tutupi apapun aku jadi bebas menatap punggungnya, kulitnya begitu mulus putih bersih.
Meski aku masih remaja waktu itu tapi aku tetap lelaki normal dan tentu saja gairahku bangkit melihat pemandangan yg seperti itu. ?Ayo Rud..? kata Tante Rini mengejutkan lamunanku. ?Iya Tante? sahutku sambil duduk di tepi ranjangnya dan mendekat lalu mulai memijit punggungnya. Ketika tangganku menyentuh kulit punggung tante Rini yg mulus itulah aku merasakan getaran aneh menjalar ke sekujur tubuhku. Aku berusaha mengendalikannya. ?Terus Rud. Pijatanmu enak lho? katanya setengah berbisik.
?Ah ini juga hanya ngawur kok, Tante? sahutku tak kalah lirihnya, sementara jemari tanganku masih terus menari-nari di atas punggung Tante Rini.
Entah di sengaja atau tidak! tiba- tiba Tante Rini membalikkan tubuhnya. Aku yg sejak tapi bersusah payah untuk megendalikan gejolak birahiku, kontan jadi kebinggungan. Meski Usia Tante Rini sudah 40-an tahun tapi tubuh Tante Rini masih sintal dan padat. Demikian pula dengan ?dua bukit kembar? di dadanya masih tampak kenyal dan menantang.
Entah setan mana yang merasuk otakku., dengan beraninya aku tiba-tiba meraih kedua buah dada Tante Rini lalu meremas-remasnya. ?Rud..Ohh? bisik desah Tante Rini, sementara tangganya balas meremas tangganku yg masih asyik memainkan payudaranya.
Merasa mendapatkan respon, maka aku jadi makin berani. Kini tidak hanya tangganku saja yg asyik bermain, tapi juga lidah dan mulutku. ?Ohhh?terus Rud?? desah Tante Rini dengan mata setengah terpejam saat aku menjilati dan mengulum puting susunya yg coklat kemerahan itu.
Puas dengan payudarannya ciumanku makin melorot ke bawah dan kulucuti celana dalamnya. Kini ciumanku hinggap di selangkangan tante Rini. Bibir vaginanya yg berbulu aku lumat dan aku jilati dengan penuh nafsu sampai Tante Rini mengelinjang dan mendesah-desah.
Rupanya Tante Rini tidak mau menjadi objek saja. Dengan ganasnya di merubah posi dan menelajangiku. Matanya terbelalak menyaksikan Rudal di selangkanganku yg tegak dengan gagahnya. Dengan penuh nafsu di mencium, menjilati dan mengocok torpedoku itu dengan mulutnya. Aku yg belum pernah merasakan hal itu sebelumnya hanya bisa melenguh dan sesekali mengeliat nikmat merasakan keganasan tante Rini meng-oral penisku. Rasa nikmatnya tak bisa ku ucapkan dengan kata-kata.
Setelah puas meng-oral rudalku Tante Rini langsung mengambil posisi telentang dan aku mengambil posisi di atasnya. Ia membimbing kejantaannku yang diarahkannya ke liang surganya. ?Masukin ya Rud, Tante sudah ngak tahan nih..? rengeknya. Aku yang juga sudah tidak sabar lagi akhirnya mulai mendorongkan kejantananku agar masuk kedalam memek Tante Rini. Ohh..rasanya nikmat sekali?, dengan gerakan teratur aku mulai melakukan gerakan maju-mundur. ?Aduh..ohhh?terus Rud..teruskan Rud..? desah Tante Rini tidak tertahankan lagi.
Ternyata meski sudah berumur 40-an tahun tapi memek Tante Rini masih enak dan kencang. Rudalku serasa dipijit dan diremas-remas oleh otot-otot liang kewanitaannya. Kusetubuhi Tante Rini dengan penuh nafsu sampai akhirnya kami sama-sama mencapai puncak secara bersamaan. Sehabis bercinta kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang.
Sejak kejadian itu hubunganku dengan Tante Rini semakin mesra saja. Setiap ada keinginan dan kesempatan Aku selalu tidak menolak dan bahkan semakin ketagihan untuk memenuhi hasrat seks Tante Rini yang mengelora
Monday, July 30, 2012
Masturbasi Pertamaku
Nama asli saya bukan Vita, tetapi karena Arthur sudah memakai nick name itu untuk saya, ya saya tetap pakai nama Vita saja. Tinggi saya 168 cm, putih, rambut sebahu, dan sejak SMP orang-orang bilang saya mirip sekali dengan peragawati Donna Harun. Awalnya saya bangga dibilang begitu karena mirip peragawati tetapi lama kelamaan saya menjadi segan.
Pernah bulan lalu, mungkin karena saking miripnya dengan si Donna, seorang wartawan Infotainment melihat saya sedang Jalan-jalan di Plaza Senayan dan ia langsung menghampiri saya dan menanyakan sesuatu tentang fashion. Saya awalnya terheran-heran tetapi langsung saya bilang, “Salah orang, Mas!” hehehe..
*****
Saya suka sekali masturbasi. Sejak SMP gairah seks saya tinggi sekali. Tetapi saya bisa meredam gejolak seks saya. Saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang taat beragama. Pertama kali masturbasi terjadi ketika saya sudah lulus SMP. Waktu itu saya dan teman-teman (laki dan perempuan) sedang nongkrong di rumah teman setelah seharian mengurus STTB.
Si Harry datang dan membawa sebuah kaset video porno dan langsung menyetel film itu di rumah temanku. Kami semua langsung menonton. Saya sendiri baru pertama kali menonton film porno dan ada perasaan jijik dan bergairah. Setelah selesai menonton film, kami pun pulang ke rumah. Karena saya membawa mobil sendiri, saya mengantar Harry dan 3 orang teman ke halte bis terdekat.
Setiba di rumah, saya memarkir mobil di garasi lalu sebelum keluar dari mobil perhatian saya tertuju pada kaset video yang tergeletak di jok mobil bagian belakang. Rupanya kaset itu terjatuh dari tas Harry. Segera saya masukkan video itu ke tas saya lalu saya langsung masuk kamar. Saat itu sudah jam 21:30, kedua orang tuaku sudah tidur.
Saya bergegas mandi lalu mengganti baju. Setelah itu dengan deg-degan, saya memutar film porno itu di kamar saya karena kebetulan saya punya TV dan video player sendiri. Dengan penuh minat, saya perhatikan adegan-adegan ML, saya perhatikan bentuk kelamin pria dan wanita. Saya bisa lebih santai melihatnya dibandingkan tadi sore karena malu apabila terlihat terlalu serius.
Ada satu adegan dimana si wanita sedang rebahan di tempat tidur dalam keadaan telanjang. Si wanita memainkan jarinya di selangkangan dan payudaranya sambil mendesah dengan penuh nikmat. Saya menjadi penasaran untuk mencoba. Saya selipkan tangan kananku ke dalam celana dalamku lalu meraba vagina. Saya tidak merasakan kenikmatan. Kemudian saya perhatikan si wanita itu membuka bibir vaginanya. Saya lalu mencoba membuka bibir vaginaku dengan jari telunjuk dan jari tengah lalu tangan kiriku mulai mengusap vaginaku. Sontak tubuhku langsung seperti disetrum.
Saya merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa. Saya mencoba memainkan klitoris. Saya elus, putar dan pilin. Oh nikmatnya! Nafas saya mulai mendesah-desah kenikmatan seperti si wanita itu. Akhirnya saya langsung membuka semua bajuku dan tidur telanjang bulat di tempat tidur. Kembali tangan kananku memainkan klitoris sedangkan tangan kiriku meremas-remas payudaraku yang saat itu berukuran 34A. Rasanya seperti mengawang di surga. Nikmatnya tiada tara.
Saya mulai mempercepat gerakan jariku di klitoris, semakin cepat hingga akhirnya tubuhku seperti kembali disengat listrik. Tubuhku mengejang. Ada rasa lega yang tidak bisa saya lukiskan. Vagina dan selangkanganku basah dengan cairan. Saya merasakan si wanita di film itu juga merasakan hal yang sama dengan saya. Si wanita itu menjilat jarinya yang basah oleh cairan dari vaginanya. Saya mencoba menjilat jariku, rasanya sedikit asin. Setelah masturbasi pertama itu, saya tertidur dengan nyenyak. Sekitar jam 3 pagi, saya terbangun dan kembali hasrat seks saya bangkit kembali dan saya kembali bermasturbasi.
Semenjak itu, saya senang sekali bermasturbasi hingga saya pertama kali ML seperti yang sudah diceritakan dalam “Arthur: Vita & Seks Pertama”. Umumnya saya masturbasi hanya dengan tangan. Saya mencoba memakai ketimun tetapi kurang bisa saya nikmati karena terasa aneh di vaginaku.
Pada waktu saya kelas 1 SMA di tahun 1990, ada sebuah long weekend karena ada hari libur nasional yang jatuh pada hari Sabtu. Orang tua saya meminta saya untuk menemani mereka ke Singapore untuk check up. Akhirnya berangkatlah kita bertiga ke Singapore. Kami menginap di hotel Mandarin dan orang tua saya check up di Rumah Sakit Mount Elizabeth. Orang tua saya perlu melakukan beberapa tes kesehatan yang bisa memakan waktu beberapa jam.
Daripada bosan menunggu di rumah sakit, saya minta ijin untuk Jalan-jalan ke Orchard Road dan nanti janjian ketemu di hotel. Di sepanjang Orchard Road, saya keluar masuk toko-toko hingga saya menjumpai sebuah toko kecil yang menjual peralatan-peralatan untuk seks. Saya baru pertama kali melihat toko itu dan dengan terheran-heran saya masuk ke dalam.
Berbagai macam kondom dijual dan dipajang di rak-rak. Buku-buku seputar seks bahkan dildo juga dijual. Dildo adalah penis tiruan terbuat dari karet yang dipakai wanita untuk masturbasi. Bentuknya bermacam-macam. Ada dildo yang dibuat mirip sekali dengan penis, ada dildo yang dibuat berbentuk tabung oval stainless steel, bahkan ada juga dildo yang dibuat bercabang sehingga si wanita bisa memasukkannya ke dalam vagina dan anusnya secara bersamaan. Awalnya saya mau nekat membeli dildo yang bercabang tetapi saya urungkan niat itu dan saya pilih dildo yang mirip penis asli.
Saya berjalan menuju kasir. Di sebelah saya ada seorang pria tinggi dan tegap dengan potongan rambut cepak. Ia berkata kepadaku..
“Jangan lupa beli jel pelumas karena nanti bisa lecet” seraya menunjuk ke botol yang dipajang dirak.
Sambil tersenyum malu, saya menghampiri rak botol jel pelumas dan mengambil satu.
“Kamu orang Indonesia ya?” kata pria itu dalam bahasa inggris.
“Iya, kok tau?” saya membalas dengan bahasa inggris.
“Banyak orang Indonesia disini, saya bisa membedakannya. Nama saya Richard Chen”
“Saya Vita”
Richard membayar ke kasir satu kotak kondom lalu saya kemudian membayar dildo dan botol jel. Selesai membayar, Richard memberikan kartu namanya padaku dan berkata.
“Kalau anda perlu bantuan dalam memakai barang itu, saya bersedia membantu”
“Nanti saya pikirkan” kata saya sambil menerima kartu namanya. Setelah itu kami berpisah.
Dengan tergesa-gesa saya berjalan kembali ke Hotel Mandarin. Setiba di kamar (saya tidur di kamar sendiri), saya langsung membuka bungkusan dildo dan botol jel. Kemudian saya membuka seluruh bajuku dan telanjang bulat di tempat tidur membaca petunjuk pemakaian yang tertera di kotak dildo. Saya memperhatikan dengan seksama dildo itu. Memang sangat mirip dengan penis asli. Bentuknya cukup besar sekitar 30 cm, diameter 4cm dan berwarna coklat muda. Saya berpikir apakah ini muat dalam vagina saya? Mari kita coba!
Saya merebahkan diri di tempat tidur lalu membuka lebar kakiku kemudian dildo saya arahkan ke vaginaku. Tak lupa saya oleskan jel pelumas di seluruh dildo kemudian saya mulai masukkan dengan perlahan ke vagina. Awalnya agak seret tetapi dengan sabar saya masukkan hingga mentok diujung vagina. Setelah itu saya mulai tarik lagi keluar.
Saya menikmati setiap senti dari dildo yang masuk dalam vaginaku. Mataku terpejam menikmati sensasi ini. Setelah dildonya keluar semua, kembali saya masukkan dan kali ini lebih cepat. Akhirnya vagina saya sudah terbiasa dengan dildo itu sehingga saya bisa mengocok dildo dengan cepat. Nafas saya memburu dengan cepat. Keringat saya mengucur disekujur tubuhku. Payudara kuremas-remas sembari mengocok dildo di vagina.
Ada sekitar lima menit saya memainkan dildo itu dalam vaginaku hingga saya orgasme pertama. Setelah itu saya membalikkan badan dalam posisi menungging dan memasukkan dildo dari arah belakang. Saya melihat bayangan tubuhku di cermin yang digantung di atas meja. Saya merasa seksi sekali. Mulutku terbuka lebar dan mataku setengah terpejam menikmati dildo yang dimasukkan ke vaginaku dari arah belakang.
Saya merapatkan kedua belah kakiku hingga dildo itu rasanya bisa saya tekan dengan kuat dengan otot selangkanganku. Payudaraku yang bergelantungan tampak bergoyang-goyang mengikuti irama gerakanku. Beberapa menit kemudian, kembali saya orgasme. Saya langsung roboh ke kasur. Tubuhku basah oleh keringat. Cairan vaginaku membasahi sedikit sprei tempat tidur. Saya beristirahat sejenak sementara dildo itu masih di dalam vaginaku.
Saya lalu mendapat ide baru. Saya mengeluarkan dildo itu dari vagina lalu saya mengambil kursi. Kursi itu mempunyai sandaran yang dibuat dari beberapa kayu yang tegak lurus dan ada jarak dari antara satu kayu ke kayu lain. Saya selipkan dildo itu di antara kayu itu. Karena ukuran dildo yang besar, maka dildo itu bisa diselipkan dan tidak bergoyang sama sekali. Dildo itu mengacung membelakangi kursi. Saya lalu menggeser kursi itu ke arah meja rias. Lalu saya menungging bertopang pada meja rias sedangkan vagina kuarahkan pada dildo.
Saya melihat posisiku yang cukup lucu karena saya berada dalam posisi doggy style dan dildo itu ditopang dalam sandaran kursi. Lalu mulai kembali saya perlahan memaju mundurkan pantatku. Dildo bisa masuk dengan baik dan kursinya sendiri tidak bisa bergeser kemana-mana karena tertahan oleh tempat tidur. Saya mulai mempercepat irama gerakanku. Gairah seksku seperti tiada hentinya bergelora dalam diriku. Sepertinya dildo ini bisa memahami keinginan seksku yang tinggi.
Berkali-kali saya hunjamkan dildo itu ke dalam vaginaku. Vaginaku terasa berdenyut-denyut menerima sensasi seks yang diterima dari dildo itu. Nafasku tersengal-sengal. Rambutku berantakan dan keringat kembali bercucuran di dadaku. Saya meremas kedua belah payudaraku dengan gemas sembari terus memacu vaginaku dalam dildo itu. Saya ingat waktu itu dalam tempo waktu 15 menit bersetubuh dengan dildo dalam posisi tersebut, saya orgasme kurang lebih 6 kali.
Akhirnya saya berhenti karena kecapaian. Saya melepaskan dildo itu dari vaginaku dan mencopotnya dari sandaran kursi. Saya membaringkan tubuhku yang lunglai di tempat tidur lalu tertidur selama 1 jam. Begitu terbangun, saya langsung buru-buru membereskan kamarku dan membuang bungkusan dildo dan jel pelumas. Dildo itu sendiri saya cuci lalu saya bungkus didalam kaos beserta botol jel pelumas supaya tidak ketahuan ibuku.
Saya melihat kartu nama si Richard di tasku. Sempat terlintas ide untuk menelepon dia dan siapa tahu bisa diajak bersetubuh. Tetapi saya urungkan niat itu karena beresiko tinggi ketahuan orang tua. Lagipula saat ini saya sedang senang bermain-main dengan dildo baruku.
Hingga sekarang, saya sudah memiliki tiga buah dildo. Yang pertama adalah dildo pertama yang saya beli di Singapore, kemudian dildo yang model bercabang dan ketiga dildo yang bisa bergetar sendiri memakai baterai. Kedua dildo itu saya beli di Amerika. Tamat
Saturday, July 28, 2012
Sheila Marcia di perkosa dalam penjara
Tetapi tidak berselang lama berita gosip panas tentang dia kembali terdengar. Setelah belakangan ini, beredar berita panas artis Indonesia di milis dan blog internet tentang aksi perkosaan yang dialami Sheila Marcia ketika dia masih di penjara. Sheila mengklarifikasi kabar yang menurutnya sangat merugikan tersebut.
“Tidak pernah ada statemen apapun kepada media apapun tentang pemerkosaan di penjara. Ini justru sangat merugikan dan sangat membahayakan,” ujar Sheila.
Sheila Marcia geram melihat banyak hubungan baik yang tercoreng karena isu bohong tersebut. Kepada media ataupun pihak rutan. Selama 7 bulan mendekam di penjara, kata Sheila, dia tak pernah mendapatkan hal-hal yang merugikan. Ia bahkan dipercaya menjadi kepala keamanan.
“Sheila tidak pernah membedakan satu sama lain dan Sheila dikenal cukup baik di kalangan teman tahanan dan petugas rutan. Sheila tidak pernah dipersulit. Sheila tidak pernah membuat statemen tersebut,” tegasnya
Penelusuran di internet, memang terdapat berita yang menyebutkan aksi polisi Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur pernah melakukan perkosaan terhadap Sheila.
Sekarang, sudah terjawab kan, bahwa berita hot tentang pemerkosaan Sheila Marcia di penjara tidaklah benar adanya.
Artis Seksi Laudya Cynthia Bella
Bella come up as KAWANKU’s covergirl in year 2002. Her star more shine after role in “VIRGIN” as “Biyan”. Laudya Cynthia Bella was nominated as the best female actress at Indonesia’s Movie Festival (Festival Film Indonesia / FFI). Bella is also awarded as “Aktris Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2004
Foto seksi Laudya Cynthia Bella
Artis Seksi Korea Jang Na Ra
In June 2001, Jang Nara made her official acting debut in the popular MBC sitcom "New Non-Stop". Over the years, the "Non-stop" series have produced so many outstanding entertainers in Korea today. Jang Nara also got her big break after appearing in this sitcom. Her cute and lovely image was well received by fans.
To show her multi-dimensional talent, Jang Nara also made her debut as MC of the gayo show "Music Camp" with Ji Sung. More and more people in Korea knew Jang Nara by then.
Late in 2002, Jang Nara resumed her gasoo activities and released the 2nd single "Confession" (one of my favorite songs of her) from her 1st album. With the popularity she gained in "New Non-Stop", a lot more people knew and discovered her. As a result, this song did much better than her 1st single. It went to No. 1 on most music charts in December 2002.
With the success of "Confession", Jang Nara was named "best new female artist" on most year end gayo award ceremonies in 2001. Her album sales were steadily climbing every week, despite the album being released for more than half a year.
In April 2002, Jang Nara landed her first lead role in the drama "Successful Story of a Bright Girl", co-starring with Jang Hyuk. This drama was very popular not only in Korea, but in other Asian countries as well. Oversea fans started to recognize Jang Nara.
With the success of her first drama, Jang Nara quickly landed the lead role of another drama "My Love Patzzi". This time she co-starred with Kim Jae Won and Kim Rae Won. This drama actually had a low rating in Korea, but more successful overseas subsequently. She sang a few songs on this drama, including "Sweet Dream", "May Be This Is Love", and "I'll Be There". Fans are waiting anxiously for Jang Nara to release her 2nd album.
In October 2002, her 2nd album was finally released. Within a few days, 200,000 copies were sold, and it was one of the top selling albums in 2002. "Sweet Dream" instantly became a No. 1 song. To this date, it is still her most popular songs. Jang Nara is so cute on the MV of "Sweet Dream".
Jang Nara's skyrocketing popularity made her winning 2 DaeSangs (KBS and MBC) at 2002 year end, splitting with BoA that year. Many people compared Jang Nara and BoA but they are of very different style. Besides "Sweet Dream", Jang Nara scored another No. 1 song with "Snow Man" in early 2003.
Jang Nara made her movie debut in 2003 with a comedy "Oh Happy Days", co-starred with Park Jung Chul. Sadly, this movie was a flop at the box office, and we have not seen Jang Nara in another movie since then.
In December 2003, Jang Nara released her 3rd album (in my opinion that's her best album). On this album Jang Nara changed her style to sing more rock type songs, and she was performing with her own "Jang" band. The title song "Last Pray" once again was a No. 1 song.
The music this video of this song was made in Switzerland with very beautiful scenery. Even though this song was successful on the chart, but clearly it was not as popular as her 2nd album.
Jang Nara made a bold move in 2004 - she wanted to develop oversea markets. Many singers choose Japan as the destination of their oversea advanture, Jang Nara instead choose to go for the Chinese market. Even though her popularity in Korea is slipping, she's still very well known especially in Chinese markets, especially her dramas. The boldest move is that Jang Nara is moving to Beijing China to live full time there to develop her new career. The loss of Korean fans is the gain of Chinese fans. She released her first Chinese album in 2004 - most of the songs were covered version of her hit Korean songs. Her Chinese pronounciation is not bad. She also started making Chinese dramas. Up to now she has released 3 Chinese albums and participated in 3 Chinese dramas as well.
In December 2004, Jang Nara returned home briefly to release her 4th album "My Story", but her busy schedule prevents her from appearing in gayo shows to promote. Still, her title song of this album "Winter Diary" reached the top 3 in music charts. In 2005, Jang Nara returned to Korean drama and starred in the KBS mini-series "Wedding". However, the rating was very poor.
Jang Nara spent almost all of 2006 in China, where she's very successful. She returned to k-pop in 2007. First released a digital single "I'm Not Happy" in January, and a month later, released her 5th Korean album "She". The title song "Calling Out Love" is a powerful ballad that required good vocal skills in the chorus part. Jang Nara performed this song many times and we can see that her vocal skills has improved a lot compared to her earlier days (I wouldn't think she'd able to sing this song 2 years ago). At 26 now, her image is also a lot more mature and that is a nice surprise to her fans.
When she started out her career, Jang Nara is not the best singer out there, but she always gives 100% on her performances, and she always sings live. Her vocal skills improves on every album, and she is not afraid to try out new style of music. Over the years, we are seeing that a cute little girl has grown into a beautiful, mature woman.
Friday, July 27, 2012
Asian Sexy Model
Liu Yi Fei-Young and Innocent
Immediately following her admittance into Beijing Film Academy, Liu Yi Fei received offers to star in various television drama serials. Her first role on television was in The Story of a Noble Family. Shortly after, she was chosen to portray the role of “Wang Yuyan” in Demi-Gods and Semi-Devils, a drama based on the same-titled novel by the acclaimed wuxia writer, Jinyong. It was this role that established her fame in China. Her fame was further enhanced through her starring role in the video game adaptation of television drama, Chinese Paladin in 2004.
In 2006, Liu Yi Fei starred in another television production based on a book by Jinyong, The Return of the Condor Heroes. After intense speculation on who would get the role of “Xiaolongnü”, the part was finally offered to her. Liu Yi Fei was backed by Jinyong, who felt that she had all the necessary qualities to play the role of the young and innocent “Xiaolongnü”. Although the drama serials she has acted in were well-received, the movies she starred in, did poorly in terms of box office takings.
Artist China-Li Bing Bing
She has gone on to perform in a variety of film and television roles. Her film debut was in Zhang Yuan's 1999 film Seventeen Years. In 2005, Bingbing co-starred in the romantic comedy Waiting Alone, a critical hit which received 3 Chinese academy award nominations including 'Best Picture' and 'Best Actress'. August 26th 2007, Li was awarded the 'Best Actress' Huabiao Award, for her role in the movie The Knot. She collaborated with stars such as Jet Li and Jackie Chan in The Forbidden Kingdom, which was released in April 2008.
Wednesday, July 25, 2012
Artis seksi dan muda-Nia Ramadhani
Oh, he surely likes it hotter! Gliding from a starlet to a star. He confessed his admiration for the star to the public, saying that he likes independent young woman like Nia Ramadhani. In return, Nia ramadhani professed that she doesn’t like romantic guys, and Ardi is not romantic.Besides being snapped by paparazzis during minor jaunts together, the free spirited lovebirds also often seen hitting spectacular parties. Ah, I think going for a double date with cousin Andra Bakrie and his girlfriend Mesty Ariotedjo would be very interesting!
Artis Cantik Fann Wong
< |
After Fann Wong was released from her suspension period in mid-1997, she went over to Taiwan and released a repackaged version of that album, titled 'I Live Alone'. It was an immense success in the Taiwanese music market, achieving four IFPI Platinum awards in sales records and moving over half a million units in the East Asian market. In 1998, Fann Wong's gongfu TV drama, "Shen diao xia “ (1998), was a runaway success in Taiwan and China. It immensely increased Fann's popularity in the region and certified her as a credible actress in the Chinese-speaking world. At the same time, the release of her very commercially-successful second solo album, 'Shopping' (1998), won Fann Wong many fans in the region, including the award-winning Hongkong director, Tung-Shing Yee, who noticed her 'Shopping' MTV on Channel V in Hongkong and invited her to star in her first big-screen Hongkong movie, an art film titled Zhen xin hua (1999). Fann Wong's breakthrough role as a delinquent teenager who finally made good introduced her to Hongkong movie audiences and won her a prestigious nomination for the Best New Performer Award at the Hongkong Film Awards (the Hongkong equivalent of the Oscars). The success of the movie led to another Hongkong feminist movie titled Yeliang de mimi (2000), in which Fann had a starring role opposite Michelle Reis and 'Teresa Lee (I)' . In these two years, Fann Wong also found time to continue her prolific singing career, releasing soundtracks to all her movies and TV serials as well as dueting with the British boyband, 911 in the English classic, 'Private number'. Hence, in 2000, Fann Wong became the first Singaporean to stage a large-scale concert ('My Story - Fann Wong In Concert') at Singapore's Indoor Stadium. It was a major media focus and a sell-out gig. Later in the year, Fann returned to her modelling origins again when she was invited to Hongkong to do an artistic pictorial helmed by renowned award-winning Hongkong conceptualists William Chang and Wing Shya. The pictorial, titled 'In +he Mood', found a ready market in Asia. It was noticed that made-in-Singapore serials like "Bu bu wei ying" (1999) and "Xing suo" (2000) won Fann Wong the most critical acclaim and viewership ratings, so in 2001, her focus switched back to being a television actress, with 4 drama serials and one Taiwanese web movie in 2001 alone. She worked with renowned Taiwanese producer Pei-Pei Yang in a blockbuster Taiwanese serial "Qing she yu bai she" (2001), which showcased her versatility in acting. This serial raised Fann Wong's profile and popularity in Taiwan and later in the year, Fann Wong was invited as a guest presenter for Taiwan's most prestigious movie award event, the Golden Horse Awards. In early 2002, she also appeared in the Ka-Fai Wai-produced China-Singapore collaboration, "You qing you yi" (2002). During this period, she diversified her career portfolio by actively hosting travelogue shows such as "Travel Hunt: Japan" (2001) and "Fann Adventure" (2002). In 2003, Fann Wong appeared alongside international stars Jackie Chan and Owen Wilson on cinema screens worldwide in her first Hollywood film, Shanghai Knights (2003), which gave Fann Wong's career an international boost. Fann Wong was nominated in the 2003 MTV Movie Awards (Best Fight category) for her kickfighting role in this movie.