Siang menyengat kota Yogya, dengan langkah gontai Anton berjalan di koridor kampus menuju ruang administrasi. Dia harus mendaftar ulang hari ini, hingga jam 12 siang, bila ingin ikut KKN. Rambut setengah bahu dan tak pernah berrcumbu dengan sisir, tidak membuatnya risi di tiup angin kemarau siang itu. "Siang Anton" sapa suara lembut dari ruangan sebelah kiri tempatnya dia berjalan. "Eh, siang nDah" sapanya kepada asal suara tadi. Indah, teman seangkatan Anton, dengan otak brilliannya sekarang menjadi assistent dosen. "Daftar KKN ya ton..? tanya Indah mengerlingkan mata bundarnya. "Iya non, ikutan KKN juga?" balas tanya Anton. "Iya laah, kan aku panitia" sambung manja Indah.
Siapa tak kenal Anton, cowok urakan dengan dandanan semaunya tapi memiliki otak encer serta trik halus dalam memperlakukan wanita. Andai saja Anton rajin, mungkin sudah kemarin-kemarin lulus dia, pikir Indah, Tapi peduli setan liwatlah, yang penting, sebagai salah satu cewek yang mengagumi Anton, Indah tak begitu memperhatikan hal itu. Hatinya sedikit berbunga, mendengar kabar Anton ikut KKN, bukan karena ingin Anton segera menyelesaikan kuliahnya, terlebih Indah dapat berdekatan dengan Anton. Karena Indah sebagai assisten dosen, yang secara kebetulan dia bertugas mendampingi mahasiswa menlaksanakan KKN di suatu daerah terpencil, akan banyak kesempatan untuk mendekati Anton. Sosok Indah yang bertubuh sintal dengan dada membusung, rambut lurus sepinggang, ditambah tai lalat mampir dekat dagunya, menambah manis dan seksi.
Singkat cerita sampailah rombongan KKN di daerah terpencil, setelah pembagian penginapan yang di putuskan dalam breafing di pendopo kelurahan, Anton berlima satu rumah dengan Indah. Semua itu telah diatur Indah sebagai panitia yang mempunyai wewenang dalam pembagian penginapan, mereka mendiami belakang rumah pak Lurah, sebagai gambaran, desa tempat KKN berupa perbukitan tandus dan jauh dari kota, sarana serta prasarana sangat minim, listrik belum ternjangkau. Satu-satunya sumber mata air berjarak 300 meter dari desa. Kegiatan sehari-hari KKN adalah memberi penyuluhan kepada masyarakat yang dilaksanakan sehari penuh, anggota KKN baru kembali ke penginapan sekitar pukul 9 malam.
Satu bulan berlalu, Jumat sore setelah tugas selesai seharian, tiba giliran mahasiswa yang ingin pulang ke rumah masing-masing, anggota KKN mendapat cuti selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu.
"Gimana Ton? kamu ikut pulang? tanya Indah pada Anton.
"Yah, liat aja lah. Kalo ada yang bayarin gue pulang, kalo enggak yah jaga posko, abis semuanya pada pulang" jawab Anton sekenanya.
"Udah di sini aja nemenin aku" kata Indah setengah berharap, sebagai panitia Indah tidak mendapat jatah cuti.
"Boleh, sapa takut? jawab Anton, Indah pun mengangguk sembari tersenyum lega.
"Ton, mau nggak temani aku ke sumber" tanya Indah memelas kepada Anton.
Sumber adalah tempat mata air di mana semua kegiatan mandi dan mencuci dilakukan anggota KKN. Indah ketinggalan teman-teman putrinya mandi tadi, sementara Anton cukup dua hari sekali mandi.
"Nggak takut sama aku?" canda Anton,
"Emangnya kamu rabies ya? tanya Indah senyum di kulum.
Wah rejeki nomplok nih, batin Anton, tak terasa celana jin sobek yang dikenakannya terasa sesak, terutama daerah selangkangannya.
"Ati-Ati lho nDah, jalan ma setan" teriak Dini teman se kamar Indah sambil mengerlingkan mata ke arah Anton.
Anton gemas, diambilnya batu kecil dan dilemparkannya ke arah Dini,
"awas ya kamu, entar malem aku grayangin" ancam Anton. Hi... hi... siapa takut di gerayangin kamu, emangnya berani?" tantang Dini.
"Udah ah, gak usah dilayanin, ayo nati keburu kemaleman di sana" kata Indah sambil menarik lengan Anton.
"Kok sepi ya Ton, dan dingin pula daerah sini" kata Indah sambil merapatkan tubuhnya ke Anton.
"Namanya aja hutan, ya jelas sepi dong" jawab Anton.
"Kamu udah mandi Ton?" tanya Indah.
"Ha... ha... ha... kayak gak tau aku aja, rencana sih besok aja mandinya" jawab Anton.
"Temenin aku mandi ya Ton?" pinta Indah setengah berbisik,
"Gak usah di suruh lagi tuan putri, hamba siap melayani permintaan tuan putri" gaya Anton berpantomim.
"Ihhh, genit, awas ya..." ujar Indah sambil mencubit pinggang Anton.
Keduanya berbugil ria masuk ke pancuran tempat untuk mandi, mereka berpelukan.
"Ton... udah berapa wanita yang kamu gauli?" selidik Indah.
"Ha... ha... ha... sama kamu udah yang ke 1001 non" canda Anton.
"Nakal aya kamu, apa sih yang membuat cewek tergila-gila sama kamu Ton?" keja Indah sambil mencubit Anton dengan mesra.
"Mungkin mereka tergila-gila sama adikku ini" kata Anton sembari memainkan penisnya yang mulai berdiri.
"Boleh aku kenalan sama adikmu?" kerling manja Indah,
"Ati-ati lo, dia suka ngeludahin cewek" goda Anton.
Dipegangnya penis Anton dan dibelai mesra tangan halus Indah.
"Dingin ya Ton airnya" kata Indah,
"Ah enggak... anget kok" jawab Anton sambil meraba selangkangan Indah.
No comments:
Post a Comment