Masih ingat saya pembaca?, ya, saya Andi yang pernah mengirimkan cerita ‘Nikmatnya ABG SMU’ dan ‘Rental Internet Favoritku’ di 17Tahun.com ini. Saya mohon maaf kepada pembaca yang sebelumnya banyak mengirim email pada saya menanyakan tentang alamat email dan nomor HP wanita dalam cerita saya yang lalu, tidak bisa saya berikan karena mereka meminta dirahasiakan identitas pribadinya.
Khusus bagi cewek-cewek yang akan saya temani pesiar ke pulau Lombok, harap mengirimkan foto supaya saya tidak bingung mencari dan bisa menjemput anda di pelabuhan Lembar atau bandara Selaparang, atau terminal Mandalika Sweta. Tidak perlu malu dengan diri Anda, cantik atau jelek atau langsing atau gendut itu relatif, sebisa mungkin saya akan mengantar anda pesiar keliling pulau Lombok. Sesudahnya saya ucapkan terima kasih kepada pengasuh/redaksi website 17Tahun.com.
*****
Bulan November 2004 saya mendapat kiriman email dari beberapa cewek yang membaca cerita saya, yang salah satunya dari Amelia. Amelia ternyata sekota dengan saya di pulau Lombok, usianya baru 18 tahun, pelajar Sekolah Menengah Umum yang terkenal di kota saya. Amelia atau panggilannya Lia, gadis berkulit putih, tinggi 187 cm, berat 52 kg dan ukuran payudaranya saya perkirakan 34B, betul-betul anak SMU yang baru berkembang.
Awal perkenalan saya dengan Lia, kami janji bertemu di rental internet favorit saya dekat mall.
“Hallo.. Om yang namanya Andi?” tanya seorang gadis SMU pada saya.
“Iya.. Amelia ya?” tanya saya kembali padanya sambil memperhatikan wajahnya yang manis, rambut hitam lurus sebahu dan masih memakai seragam SMU-nya.
“Lagi ngapain Om?” tanyanya sambil duduk di kursi sebelah saya.
“Liat email yang masuk nich, panggil aja Andi ya” pintaku.
“Ya, panggil juga saya dengan Lia” jawabnya sambil mepet melihat ke arah monitor komputer.
“Okey, Lia bolos sekolah ya, jangan keserinngan bolos loh” nasehatku.
“Enggak kok, wong nggak ada guru, lagi ada rapat tuch”
Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Lia, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja.
“Ndi, Lia boleh tanya nggak?”
“Boleh aja, andi itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?”
“Kalo tamu ceweknya Andi ngajak jalan-jalan, bayar nggak?”
“Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech”
“Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu”
“Kalo making love gimana?” tanya Lia antusias.
“Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Andi, ayo aja”
“Biasanya Andi selama ini dibayar berapa sich?”
“Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan”
“Itu berapa hari?”
“Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?”
“Mmh..” guman Lia seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu.
“Kalo Lia udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku.
“Ih, si Om nanyanya gitu”
“Ah, nggak usah malu sama Andi, ceritain aja”
“Belum sich Ndi, cuma kalo nonton BF sering”
“Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya.
“Pacarnya Lia itu agak aneh kok”
“Gimana kalo praktek sama Andi, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil”
“Hush, jangan aneh-aneh Ndi, Lia udah punya pacar lho”
“Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinnya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Lia tidak ragu-ragu lagi.
“Iya sich, tapi..” jawabnya ragu-ragu.
Setelah selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Lia ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Lia itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan.
“Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Lia naik apa?”
“Naik mobil, pake mobil Lia aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya.
Ternyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he..
Lia menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang.
“Eh, Ndi kok bengong, ngelamun jorok ya?”
“Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap.
“Terus kenapa liatin pahanya Lia terus”
“Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?”
“Pasti, supaya badan Lia tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum.
“Seksi bo! Eh Lia parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy.
“Bagus juga tuch tempatnya” jawab Lia setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak samar-samar.
Mudah-mudahan pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Lia parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Lia yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi.
“Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini”
“Maksud Andi..”
“Lia duduk aja dekat Andi”
“Tapi kursi itu kan cuma satu”
“Ayo dong Lia, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya.
“Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai.
“Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya.
“Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu.
“Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung.
“Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan.
“Mau nggak?”
“Emm.. Bagaimana ya”
“Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Lia yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Lia duduk dengan sedikit ragu.
Saya pangku Lia sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Lia yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Lia juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya.
“Oh ya, Andi mau nanya hal pribadi, boleh nggak?”
“Boleh aja, Lia itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Lia memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy.
“Lia pernah nggak making love?”
“Mmh.. Gimana ya” jawab Lia ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya.
“Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang mini.
Lumayanlah sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Lia mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau.
“Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus”
“Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing.
“Sebetulnya Lia sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa”
“Yang penting pake kondom supaya aman”
“Terus apa masalahnya?”
“Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Lia diikat dulu”
“Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut”
“Oh ya, Andi kalau making love sama tamunya secara lembut ya”
“Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut”
“Asyik dong”
“Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus.
“Wuhh.. Maunya tuch” jawab Lia mencibirkan bibirnya yang seksi.
“Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut.
“Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Lia mengejutkan saya yang tadinya cuma bercanda, eh tidak tahunya dapat durian runtuh.
“Lia, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus.
“Ih genit ah..” candanya manja.
Saya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Lia. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Lia adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik.
“Geli.. Ndi..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat.
“Sst.. pe.. lan.. Ndi..”
Setelah beberapa menit, tiba-tiba Lia menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya.
“Ndi.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran.
“Lia, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Lia sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas ciumannya.
Semakin lama lidah saya mencari lidah Lia dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Lia yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Lia bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu.
“Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Lia memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya.
“Ter.. Us.. Sst.. Ndi..”
Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam.
“Sst.. Terus.. Ndi” rintih Lia yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana jins.
Setelah beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit.
“Sst.. Ndi.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Lia pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah.
“Mmh.. Sst.. Enak.. Ndi.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst”
“Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Lia yang kelihatan mulai terangsang hebat.
Tangan kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Lia menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Lia telah orgasme yang pertama.
“Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Ndi” gumam Lia sambil memandangku sayu.
“Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Lia yang sedang terangsang berat.
“Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Lia menjawab tapi akhirnya Lia pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik nich.
Saya juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat.
“Ndi.. Pelan aja” guman Lia pelan sambil melepas CD putihnya hingga Lia sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH.
“Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Lia dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Lia.
“Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Lia yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit.
“Nanti Lia dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya”
“Aduh.. Sakit..” rintih Lia karena kontol saya meleset pada bibir vaginanya.
Kembali saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu.
“Sst.. Pe.. Lan.. Ndi..” Rintih Lia sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan.
“Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless..
“Akhh..” jerit Lia lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya.
“Gimana rasanya?”
“Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Lia mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Lia mendesis lirih.
“Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Lia lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu kira-kira.
Semakin lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Lia yang makin liar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekalian.
“Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Lia karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi.
“Mmhm.. Sst.. Ya.. Ndi..”
“Ce.. Petan.. Sst.. Ndi..” rintih Lia sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Lia sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras.
“Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Lia karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa itu.
Beberapa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full.
“Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu.
“Ternyata enak juga making love sama Om Andi”
“Lain sama pacarnya Lia, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Lia kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul 11.45 siang.
“Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Andi kutraktir”
“Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Lia menjalankan mobilnya menuju kota.
“Pulang dong” jawabnya manja.
“Lho, terus saya ngapain”
“Nanti kukenalin sama mamanya Lia dan adiknya Lia, mau nggak Om?”
“Okey..”
Ternyata Lia tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Lia, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg.
“Selamat siang Bu” sapa saya sopan.
“Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya.
“Ini Ma, guru privat matematika Lia yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar”
“Oh ini to, yang namanya Pak Andi yang sering diceritain Lia”
“E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Lia memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa apa-apa.
Setelah berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Lia setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Lia sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG.
“Gila kamu Lia, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?”
“Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Lia”
“Oh, gitu”
“Katanya Om mau ngajarin Lia” goda Lia penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa Lia.
Selama dua minggu itu sebelum Lia akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar mandi, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang.
“Gimana Ndi, ramai nggak ulang tahun mama saya?”
“Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?”
“Ah enggak kok, Papa itu pengusaha”
“Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Lia yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Lia duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Lia membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja.
“Ndi, Lia lagi pengin nich, gimana?” tanya Lia tiba-tiba sambil mendekat pada saya.
“Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong.
“Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Lia heran.
“Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?”
“Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Lia terburu-buru.
“Lia, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Lia dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas.
“Mmh..” gumam Lia karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak tadi.
Beberapa menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Lia mendorong saya perlahan.
“Ayo Ndi, buka celanamu” perintah Lia sambil melepas CD saya dan Lia mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras.
“Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Lia karena kerasnya hisapan Lia hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut.
“Gantian dong..” pinta saya pada Lia sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Lia semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri.
“Sst.. Isep.. Yang keras.. Ndi.. Sst..”
“Udah Ndi.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Lia meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam vaginanya.
Kami sekarang berdiri tapi Lia menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Lia saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Lia merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian..
“Sst.. Ayo.. Ndi.. Sst.. Keluarin..”
“Lia udah pegel nich sst..” rintih Lia lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri.
“Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan Lia.
Itulah malam terakhir kami sebelum Amelia dan mamanya pindah ke Jakarta mengikuti tugas papanya yang saya dengar dipromosikan jadi general manager di sana. Selamat jalan Lia, sampai ketemu lagi lain waktu, dan kalau kamu membaca cerita ini, jangan lupa ya kasih komentarmu bagian mana yang kurang.
*****
Bagi para cewek atau ibu-ibu yang ingin jalan-jalan ke pulau Lombok bisa menghubungi saya lewat email, dijamin pasti puas, bahkan bisa curhat. Khusus untuk cewek-cewek yang tinggal di pulau Lombok bisa langsung berkenalan dengan saya. Saya biasa merental internet di belakang mall Cilinaya sekitar hari Senin pagi jam 08.45 atau sore jam 17.30, biasa duduk di pojok nomor 9 atau nomor 2. Yang bernama Andi dan bisa membuka email pribadiku, itu pasti Andi asli, kalau tidak bisa berarti bukan Andi yang asli alias penipu. Hati-hati terhadap terhadap penipuan, seperti iklan di TV ya.. He.. He.. He..
Showing posts with label ngentot abg. Show all posts
Showing posts with label ngentot abg. Show all posts
Wednesday, August 15, 2012
Wednesday, June 6, 2012
Cerita Ngentot Abg
Cerita seks dengan abg yang ga pernah bisa aku lupakan.....
Suatu waktu, pas aku lagi kluar kota, malemnya gak ada kegiatan. Kbetulan hotel tempat aku nginep dekat ma kampus universitas terkenal di kota itu. Malemnya, karena gak ada kegiatan, aku iseng menuju ke warnet yang terletak dekat hotel, persis disebrang universitas tersebut. Biasanya kalo malem gini, psti banyak mahaiswa dan mahaiswi yang lagi di warnet. Cuma ketika aku ke warnet dah cukup larut, dah ampir jam 10 malem. Kata bellboy hotel, warnet tu buka 24 jam. Sampe disana, warnet dah sepi, tapi aku lihat dipojokan masih ada prempuan abg lagi didepan komputer. aku minta petugas warnet komputer disebelah tu abg, dibolehin ma yang jaga. Aku duduk disebelahnya, aku senyum ketika dia noleh ke aku. Manis juga ni anak, dia pake jins dan blus tengan panjang. Karena blusnya ketat, tercetaklah sepasang toket yang lumayan besar. Dia juga senyum. "Sendirian aja nih", sapaku. "Berdua ma om kan". Aku senyum, brani juga ni anak. "Tumben si kesini om". "Aku dari luar kota, malem gini gak ada kerjaan, ya aku mampir ja ke warnet, kan bisa browsing". "Om suka browsing apaan". "Yang seru2". "apaan tu om". "Ya udah kamu logout ja, kita browsing bareng, pake 1 komputer ja, nanti aq cari situs2nya". Dia mematikan sambungan internetnya, dan duduk disebelahku. Karena tempatnya sepit, jadi agak berdesakan. "Kamu namanya siapa? aku edo". "ayu om". "Kamu skola disini juga ya". "Iya om". "Dah semester brapa". "Baru masuk". "Wah masi abg banget ya". "La iyalah om, kan baru lulus smu, skarang kuliah disini". Aku membuka satu situs dewasa, "Kamu mo liat gambar atau video?" "Video lah om, kan lebi life". "Cuman donlodnya suka lama". "Ya gak apa, nunggunya kan bisa ngobrol". "Mangnya gak dicariin". "Dicariin sapa om, aku kos kok". Aku membuka situs dan mengklik movie, aku milih satu thread dan mulai donlod. Karena kebetulan warnet dah tinggal kita ber2, ditambah petugasnya, donlodnya jadi lumayan cepet. Abg lagi maen ma om2, "Gede banget ya om kon tolnya", kata ayu tanpa tedeng aling2. "Pernah gini Yu". "Om mo tau aja". "Kayanya pernah ya Yu". Ayu diam saja, matanya menatap layar monitor. Aku tidak menya2kan kesempatan ini, kuelus pahanya. "Om, geli ah", ayu menggeliat tapi tetep saja menatap layar monitor. Pahanya terus saja kuelus2, tangan kuselipkan diantara ke 2 pahanya, tanpa sadar Ayu membuka pahanya. Aku menggosok pahanya makin keatas kearah slangkangannya. Karena tempatnya sempit, Ayu gak bisa mengangkangkan pahanya lebar2. Tanganku pindah sasaran, kuelus toketnya yang membusung. Ayu kaget karena aku meremas perlahan toketnya, "Om..." dia melenguh tetapi tetep saja matanya menatap layar komputer. "Wah abis om, cari yan lan lagi dong om, yang seru kaya gini". Aku mengklik film brikutnya. Sembari nunggu donlod, aku meremes toketnya lagi. "Toket kamu besar dan kencang Yu, sering diremes2 ya". "Om iseng ih". "Tapi kamu suka kan", jawabku sembari terus meremes toketnya. Ayu membiarkan ulahku, kebetulan donlod dah slesai, Ayu kembali menatap tayangan di monitor tv, aku makin gencar merems2 toketnya. "Yu, aku ngaceng nih", bisikku sembari mencium pipinya. "ke hotelku yuk". "Tanggung om, ampe filmnya abis ya". Wah asik juga nih, ajakanku dia iyakan. Aku terus saja meremas2 toketnya, Ayu mulai terangsang karena ulahku, lagian pengaruh film bokep mulai merasuk pada dirinya. Akhirnya filmnya slesai juga. "Jadi Yu, ikut aku ke hotel". "Yuk om, aku juga pengen neh". Aku menyelesaikan bayaran 2 komputer yang Ayu dan aku pake, aku menggandengnya kluar warnet dan berjalan menuju ke hotel. Gak jauh si jaraknya dari warnet. Ketika lewat resto yang masi buka, "Kamu laper gak Yu, kalo laper cari makan dulu yuk". Ayu mengiyakan ajakanku, mampirlah kita diresto itu, dah sepi, kami pesan makanan dan minuman. Karena sepi, pesanan cepet dihidangkannya. Sembari makan Ayu crita lebi banyak tentang dirinya. Rupanya dia sering ngen tot ma cowoknya, mahasiwa kakak kelasnya. Ya dikosnya bebas, jadi mudah aja cowoknya nginep dan ngen totin Ayu. "Kamu kok mau aku ajak ke hotel Yu". "Kata temenku, ngen tot ma om2 lebi nikmat dario ma cowok ndiri. Makanya aku penasaran, pengen nobain ngen tot ma om. Bener ya om bisa bikin aku nikmat". "Ntar kamu rasain ndiri ja". Kami makan santai saja sembari ngobrol, becanda. Makin dilihat Ayu makin bikin napsu aku. kalo dia tertawa, toket montoknya ikut berguncang2, padahal kliatan dia pake bra. "Toket kamu besar ya Yu, kalo kamu ketawa sampe ikutan bergerak. Keseringan diremes ya". "Iya om, hobi banget cowokku ngeremes dan ngemut pentil aku". "Kamu gak ada jadwal ngen tot ma cowok kamu malem ini". "dia lagi kluar kota om, kebetulan ktemu ma om, aku suka ngeliat om, ganteng, atletislagi badannya, mudahan ja kon tol om perkasa". Selesai makan, aku membayar billnya, trus kita menuju ke hotelku.
Di kamar, Ayu kurangkul. Sebuah ciuman mendarat dipipinya. Aku menggandengnya dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias. Aku mengambil minuman kaleng dari minibar, kubuka dan kuberikan kepadanya. "Ayo minum, santai saja, mau
mandi dulu enggak, kan tadi panas diluar", kataku sambil menepuk2 pahanya. Sambil tersenyum-senyum aku berlalu ke kamar mandi. Gak lama kemudian, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan handuk dipinggang. "Gantian deh mandi biar segar". Di kamar mandi, di bawah shower, Ayu mengelus2 toketnya dengan busa sabun, demikian pula dengan jembut dan me meknya, sehingga napsunya menjadi ber kobar2. Selesai mandi Ayu kluar hanya pake daleman yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungnya, sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis pentilnya yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga jembutnya yang lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena bentuknya yang mini, jembutnya menyembul di bagian atas, kiri dan kanan CDnya. aku yang sedang duduk di sofa membelalakkan mata ketika melihat dia keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu. "Lama sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Yu, seksi sekali" katanya. Dia duduk disebelahnya dan menjawab "Habis om sih mandinya gak ngajak2, sehingga terpaksa Ayu ngelus2 sendiri. Om suka kan ngeliat Ayu pakai bikini seperti ini". "Suka banget, kamu napsuin deh Yu". "Udah ngaceng dong om". Ayu yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit nafsuku. kon tolku terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan dipinggangku."Ayu tahu, pasti om suka, tak usah khawatir, kan malem ini sepenuhnya milik kita."
Aku lalu mencium pipinya. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Ayu kurengkuh dengan ketat kedalam pelukanku. Tanganku mulai bergerilya me remas2 toketnya. Pentilnya yang sudah mengeras kupelintir2 dari balik bra tipisnya, Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat Ayu. Ayu menggeliat-geliat sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku . Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Tangannya pun aktif menerobos handuk yang kukenakan dan me remas2 kon tolku yang sudah mulai ngaceng itu. "Om gede banget kon tolku, pasti om kuat deh ngen totnya. Kita all nite long ya om". Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Aku menikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, Ayu membuka pahanya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan me meknya yang masih tertutup CD bikini tipis. Jariku menelikung ke balik CDnya dan menyentuh bibir me meknya dan menggosok2 it ilnya. Ayu mengaduh tetapi segera kubungkam oleh permainan lidahku. Badannya mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat. Tangannya terus menggenggam kon tolku yang besar dan panjang itu. "Om, besar banget sih kon tolku, dipakaiin obat apa sih sampai besar begini", katanya sambil mengocok lembut kon tolku. "Kamu sukakan sama kon tolku", bukan menjawab dia malah balik bertanya. "Suka banget om, kalau sudah masuk semua rasanya me mek Ayu sesak deh kemasukan kon tol om, apalagi kalau udah om enjot, gesekan kon tol om ke me mek Ayu terasa banget. Ayu udah gak sabar nih om, udah pengen ngerasain kon tol om nggesek me mek Ayu". jawabnya penuh napsu. Kocokan lembut jari-jarinya itu membuat kon tolku semakin ngaceng mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya dan sejalan dengan itu bibir mungilnya itu menyentuh pentilku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya makin cepat mengocok kon tolku yang semakin berdenyut-denyut ngaceng. "Ayo ke ranjang", bisikku, "Kita tuntaskan permainan kita." Ayu bangkit berdiri, aku memeluknya. Kuangkat tubuhnya dan lidahku yang terus menerabas lehernya membuat nafasnya terengah-engah nikmat. Toketnya lembut menempel lekat di dadaku. Ayu kurebahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, aku menarik pengikat bra dan CDnya. Ayu biarkan aku melakukan semuanya sambil ber desah2 menahan napsunya yang makin menggila.
Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuhnya yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun karena habis mandi. Aku memandangi rambutnya yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketnya yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutnya yang rata dengan lekukan pusernya, pahanya yang mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat gundukan hitam lebat jembutnya. "Ngapain om hanya dilihatin saja," protesnya. "Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yu", jawabku. "Semuanya ini milik om malem ini", katanya sambil merentangkan tangannya. Aku mendekat dan duduk dipinggir tempat tidur. Ayu kupeluk dengan erat. "Om, Ayu mau menjilati om, gantian ya", katanya. Aku berbaring, kemudian mulutnya mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilku dan perutku, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. Dengan lincah Ayu melepaskan belitan handuk dipinggangku. kon tolku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Dengan mulut ditangkapnya kepala kon tolku itu. Lidahnya dengan lincah memutar- mutar kon tolku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kon tolku Ayu merebahkan diri di sampingku. Aku mulai beraksi.Kusergap toket kanannya sembari tangan kananku meremas-remas toket kirinya. Bibirku mengulum pentil toketnyau yang mengeras itu. Toketnya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas toket kanan mulutku beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku turun ke perutnya. Ayu menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan kujulurkan lidahku ke dalam pusarnya. "Auu.." Ayu mengerang, "Oh.. Oh.. Oh.." jeritnya semakin keras. Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya membuka dengan sendirinya, menampakkan memeknya yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi me mek yang kemerah-merahan itu. Aku mendekatkan mulutku ke me meknya dan dengan perlahan lidahku menyuruk ke dalam me meknya yang telah basah membanjir itu. Ayu menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka. "Aaa.. Auu.. Ooo..", jeritnya keras. Aku terus mempermainkan it ilnya dengan lidah. Ayu menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ayu melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan me meknya. Ayu sudah nyampe yang pertama.
Aku berhenti sejenak membiarkan Ayu menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya. Kembali erangannya terdengar tanda napsunya mulai menaik lagi. Tangannya menjulur mencari-cari batang kon tolku. kon tolku telah ngaceng sekeras beton. Ayu meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian. Ayu kudorong sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku naik ke atasnya. Ayu membuka pahanya lebar-lebar siap menerima masuknya kon tolku. Kepalanya bergerak-gerak, mulutnya terus menggumam. Matanya terpejam menunggu. Aku menurunkan pantatku. kon tolku berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. aku mengusap-usapkan kon tolku di bibir me meknya. Ayu semakin menggelinjang. "Cepat om. Ayu sudah nggak tahan!" jeritku. Aku menurunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolku menerobos me meknya diiringi jeritannya. Ayu tidak perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar jeritannya atau tidak. Aku berhenti sebentar membiarkan Ayu menikmatinya. Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga kon tolku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang me mekku. Ayu menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam lagi. Ayu terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai mengenjotkan kon tolku. Pantatnya diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketnya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di me meknya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Aku membungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kon tolku leluasa bertarung dengan me meknya. "OH..", erangnya, "Lebih keras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!" Tangannya melingkar merangkul ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir me meknya seirama dengan enjotan kon tolku. "Aku mau ngecret, Yu", bisikku di sela-sela nafasnya memburu. "Ayu juga om", sahutnya, "Di dalam aja om ngecretnya. Ayu ingin om ngecret di dalam." Aku mempercepat enjotan kon tolku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua toketnya. Diiringi geraman keras aku menghentakkan pantatku dan kon tolku terbenam sedalam-dalamnya. Pejuku memancar deras. Ayu pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima kon tolku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ayu pun mencapai puncaknya. kon tolku berdenyut-denyut memuntahkan pejuku ke dalam me meknya.
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Aku tersenyum dan membelai wajahnya. "om hebat sekali", katanya, "Rasanya lebih nikmat dari dien tot cowokku deh". "Kamu juga luar biasa Yu, aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari cewek abg laen yang pernah aku en totin, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan Yu ngen tot denganku?" "Tidak, Ayu malah pengen dipuasin lagi." "Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak" . Aku mencabut kon tolku dan rebah di sampingnya. Kami beralih ke kamar mandi. Aku memandikannya di shower. Kedua tanganku menyabuni seluruh tubuhnya, toket, puser, jembut dan me meknya menjadi sasaran elusan tanganku yang dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tanganku akhirnya merangsang napsunya kembali. "om, Ayu sudah napsu lagi, pengen ngerasain kon tol om keluar masuk dime mek Ayu lagi", katanya sambil meremas2 kon tolku yang juga mulai mengeras. "Iya Yu, sambil ngeremas2 toketmu, aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di kamar mandi ya"., jawabku. dalam waktu singkat Ayu sudah membuat kon tolku ngaceng lagi, keras sekali kon tolku ketika dikocok2nya.
Aku duduk di atas closet dengan kon tolku yang sudah ngaceng mengacung tegak ke atas. Ayu mengangkangkan pahanya dan mendekatinya dari depan, siap-siap untuk dien tot. Ayu sudah duduk merapat di pahaku. kon tolku yang sudah ngaceng tanpa halangan langsung menerobos me meknya, bersarang sedalam-dalamnya. Ayu kusuruh segera menggoyang pantatnya. Terasa nikmat sekali. Kedua toketnya kuremas2 dengan penuh napsu. Aku juga mengenjotkan kon tolku kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat ayu mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar napsunya, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Ayu menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatnya. Ayu sudah makin terangsang sehingga akhirnya badannya mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan. "Auu.. om!" jeritnya. Untuk beberapa saat kami terdiam. Aku memeluknya erat-erat. "Yu, aku belum ngecret kok kamu udah nyampe. "Habis, nikmat banget sih rasanya kon tol om nyodok2 me mek Ayu". "Kita terusin ya Yu", ayu hanya mengangguk lemas. Aku mengajaknya berdiri dan menyuruhnya membungkuk di wastafel dan membuka pahanya lebar2. Aku mendekat dari belakang. Tanganku menyapu lembut pantatnya yang mulus tapi padat. Ayu menggigit bibirnya dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya kon tolku yang masih keras. Tanganku melingkari kedua pahanya lalu kuarahkan kon tolku ke me meknya. Perlahan-lahan kepala kon tolku yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos me meknya. Ayu mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya, lalu mendadak kuhentakkan pantatku keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh kon tolku di me meknya. "Aacchh..!!", ayu mengerang keras. Rambutnya kujambak sehingga wajahnya mendongak ke atas. Sambil terus menggenjot me meknya, aku meremas2 kedua toketnya yang berguncang2 karena enjotanku yang keras, seirama dengan keluar masuknya kon tolku di me meknya. Terdengar bunyi kecipak cairan me meknya, ayu pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, aku semakin bernafsu. Enjotan kon tol kupercepat, sehingga erangan dan lenguhannya makin menjadi2. "Oohh..! Lebih keras om. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!" Keringatku deras menetesi punggung dan dadanya. Wajahnya pun telah basah oleh keringat. Rambutnya semakin keras kusentak. Kepalanya semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, aku membenamkan kon tolku sedalam-dalamnya. Ayu menjerit karena kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Aku terus meremas2 toketnya dengan penuh nafsu. Aku pun makin keras menghentakkan kon tolku keluar masuk me meknya sampai akhirnya pejuku menyemprot dengan derasnya di dalam me meknya. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas ayu rebah di wastafel dan aku menelungkup di atas punggungnya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di me meknya. Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.
Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi, padahal dah makan besar sebelum ke hotel. Kembali lagi enersiku terkuras ngen totin Ayu. Aku keluar lebih dulu, aku menelpon room service untuk memesan makanan kecil dan minumannya. Kemudian aku kembali ke kamar mandi dan memeluknya yang masih berada dibawah shower air hangat. "Yu, nikmat sekali ngen tot dengan kamu". "iya om, Ayu juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan om?". "Pasti dong". Terdengar bel pintu, aku menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar mandi, ternyata room service. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi, shower dah dimatikan dan ayu lagi mengeringkan badannya dengan handuk. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan ayu, terbungkus handuk. Kita duduk di sofa. Kami makan makanan kecil sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam keadaan yang hampir telanjang berpelukan (kaya teletubies aja ya). Ayu menyandar di dadaku yang bidang. "om, Ayu bahagia sekali dengan om, mau rasanya Ayu jadi istrinya om, supaya bisa ngerasaain dien tot sampai lemas", sambil engelus2 pentilku. Aku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru tadi, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi. Ayu berbaring dipelukanku, rambutnya yang basah kuelus2. Karena kenyang, lemas dan nyaman, ayu sampai tertidur dipelukanku. Setelah kubiarkan beberapa lama, ayu terbangun karena keningnya kucium dengan lembut. "Kamu tidur pules sekali Yu, gimana masih mau lagi tidak?" tanyaku sambil tersenyum. Ayu menggeliat, terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya ayu kembali ke pelukanku. Handphoneku berbunyi, aku bangun dan mengambil hp. Terus aku duduk disebelahnya di tempat tidur, sambil tersenyum aku bertanya "Yu, mau main bertiga enggak?" "om, dien tot sama om saja Ayu udah lemas begini, apalagi kalo dien tot sama 2 cowok". "Bukan 2 cowok yang, tapi 2 cewek, gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini, gak tau si bakalan ketemu kamu di warnet. Dina namanya" jawabku menerangkan. "Ya terserah om aja deh". "Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Dina, enggak jauh kok tempatnya dari hotel", kataku sambil keluar kamar.
Aku kembali dengan Dina, sepertinya Ayu ketiduran dikamar, lama baru pintunya dibuka. Ayu kuperkenalkan dengan Dina, Dina terbelalak melihat ayu yang sudah bertelanjang bulat, dan membuka jaketnya. Dina hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini. Toketnya besa. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan ada kumis tipis diatas bibirnya. "Sori ya mbak, Dina enggak tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan mbak", kata Dina ke Ayu. "Gak apa2 kok Din, kan si oom yang menentukan dia mau sama siapa", jawab Ayu. Aku keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk, aku sudah tidak sabar lagi untuk segera ngen tot dengan Dina. Dina segera duduk disebelahku di sofa. Aku merangkul Dina dan mencium bibirnya. aku mulai mengelus toket Dina yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Dina. Dina pun tidak tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kon tolku yang sudah ngaceng sekeras tank baja. "Besar banget kon tol oom", kata Dina. "Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kon tol segede ini Din", kataku sambil meringis2 kenikmatan karena Dina mulai meremas2 kon tolku. "Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Dina belum pernah lihat. me mek Dina sudah empot2an ngelihat kon tol oom segede ini, udah pengen dienjot oom", kata Dina yang juga sudah mulai napsu. Aku makin getol meremas2 toket Dina dari luar tanktopnya. Dina segera melepas lilitan handukku sehingga kon tolku yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Dina langsung menyergapnya, kon tolku yang sudah tegang itu langsung diemutnya. Cukup lama Dina mengemut kon tolku, sampai akhirnya aku sudah tidak dapat menahan napsuku lagi. Segera tanktop Dina dan celana pendeknya kulepas, kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Dina sudah bertelanjang bulat. Toket Dina besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering dihisap oom oom yang mengkon tolinya. Jembutnya lebih lebat dari jembut Ayu, mengitari me meknya, sehingga me meknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu. Aku menarik Dina ke tempat tidur, ayu memberi tempat untuk kamu. Aku berbaring merapat ke Dina. Kaki kuangkat dan kugesek-gesekkan diatas paha Dina, sementara aku kembali meremas toket Dina yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan aku turun menciumi leher Dina dan memutar-mutarkan lidahku di pentil toketnya, sementara tanganku menjelajah ke pangkal paha Dina, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Aku mengusap bibir me mek Dina sehingga Dina menggelinjangkan pinggulnya. Dina memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsanganku sambil meremas2 perlahan kon tolku. Aku memainkan ujung jarinya menyapu bibir me mek Dina yang sudah membasah. Pentil Dina terus kujilati bersamaan dengan menggosok perlahan it il Dina dengan ujung jari telunjukku. Serta merta Dina menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat kon tolku yang mengeras dan berdenyut-denyut. "Uuff oom, diapakan tubuhku ini," Dina mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Dina bergetar hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jarinya masih menyentuh it il Dina. kon tolku terus dicengkeram Dina dengan keras. Aku juga terus meremas perlahan toket Dina yang tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha Dina. Dina terus meremas kon tolku, tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan makin tak karuan, Dina sudah nyampe sebelum dien tot. Tanpa berhenti it il Dina terus kumainkan pelan. Ayu yang menonton adegan itu menjadi sangat terangsang sehingga me meknya juga sudah kuyup, tetapi gilirannya belum tiba sehingga ayu harus bersabar sambil menonton adegan super hot itu.
Pentil Dina terlihat menonjol keras kecoklatan, Dina sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. me mek nya basah, demikian pula jembut hitam lebat di seputarnya. Aku segera menaiki Dina, kon tolku yang sudah menegang diarahkan ke me mek Dina. Ujung kon tolku menguak perlahan-lahan bibir me mek Dina. Dina mendesah nikmat ketika aku perlahan-lahan menyuruk memasukkan kon tol yang besar itu menerobos me mek Dina yang telah basah berlendir. Ketika separuh kon tolku telah menerobos me mek Dina, aku berhenti sejenak dan membiarkan Dina menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Dina yang menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya keluar desah-desah nikmat. Ketika aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Dina di saat itulah Ayu mencium pantatku. Aku terkejut karena geli. Karena itu aku menyodokkan kon tolku dengan keras ke arah Dina. kon tolku yang besar dan panjang itu langsung menerobos me mek Dina sehingga tertanam sepenuhnya. Dina tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. "Aaoohh oom", erang Dina penuh kenikmatan. Dina menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima kon tolku sepenuhnya. Pahanya membelit pinggangku.
Setelah berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Dina untuk menikmati sensasi ini, aku mulai bergerak. kon tol kuenjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Dina bergetar-getar seirama dengan enjotan kon tolku. Mulut Dina terbuka dan mendesis-desis. Aku segera melumat bibir Dina dan Dina membalasnya. Tubuhku mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Dina. Dina membuka pahanya lebar-lebar sehingga aku dapat leluasa menggenjot me meknya. Terdengar kecipak bunyi cairan me mek Dina karena sodokan kon tolku. "Aku mau nyampe oom" erang Dina. "Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!" . Aku mempercepat gerakanku dan dalam hitungan dua menit, Dina menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat membelit pinggangku dan tangannya memelukku dengan eratnya. Desah puas terdengar dari mulutnya. "Ayu masih menunggu Din", kataku mengingatkan. Dina mengangguk dan melepaskan pelukannya. Aku mencabut kon tolku yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri lendir me mek Dina. Dari me mek Dina kulihat aliran lendir me meknya. Dina tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitanku.
aku menoleh ke arah Ayu, "Sekarang giliranmu Yu". Aku tahu bahwa ayu sudah sangat bernapsu. Langsung aku menyuruh ayu menungging, aku ingin melakukan lagi doggie style seperti yang kulakukan di kamar mandi beberapa saat yang lalu. "Ayo,om, ayu udah nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kon tol om yang gede itu." "Siapa takut!" sahutku. Karena ayu sudah sangat terangsang, aku tidak menunggu lama-lama. Langsung saja kuarahkan kon tolku ke arah me meknya. Jembutnya yang hitam lebat itu kusibak, tampaklah bibir me meknya yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Ayu menurunkan kepalanya hingga bertumpu ke bantal. Pantatnya terangkat. Ayu meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhnya meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kon tolku akan menerobos me meknya. Aku makin merapat. Aku mengelus-elus kedua belahan pantatnya. Perlahan-lahan aku mempermainkan jembut lebat disekitar me meknya yang sudah basah itu dan kemudian menggesek it ilnya. Ayu mengerang-erang menahan napsunya yang semakin menggila. Pantatnya bergetar menahan rangsangan tanganku. "Ayo, om", erangnya. "Udah nggak tahan nih!" . Aku mengarahkan kon tolku yang masih sangat keras itu ke arah me meknya. Kuselipkannya kepala kon tolku di antara bibir me meknya. Ayu mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti aku mendorong kon tolku ke depan. kon tolku menerobos me meknya. Ayu menjerit kecil sambil mendongakkan kepalanya keatas. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya. Ketika ayu tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak aku menyodokkan kon tolku ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolku meluncur ke dalam me meknya. Ayu tersentak dan menjerit keras. "Aduh om, enak!" jeritnya. Aku mempercepat enjotan kon tolku di me meknya. Semakin keras dan cepat enjotanku, semakin keras erangan dan jeritannya. "Aa..h.!" jeritnya nyampe. Ayu terkapar di tempat tidur telungkup, sementara aku belum juga ngecret.
Kemudian ayu kutelentangkan dan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yang mengangkang. Kepala kon tolku ditempelkan ke it ilnya. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telinganya, kepala kon tol kugerak- gerakan mengelilingi bibir me meknya yang sudah basah. Ayu merem melek menikmati kon tolku di bibir me meknya, akhirnya kuselipkan kon tolku. "Aah"' jeritnya keenakan. Ayu merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit kumasukkan kon tolku. Ayu menggoyangkan pantatnya sehingga kon tolku hampir seluruhnya masuk. "om enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali". Perlahan aku mulai mengenjot kon tolku keluar masuk me meknya. Ayu menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha nya dikangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku supaya kon tolku masuk sedalam-dalam ke me meknya. Ayu berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakinya di pantatku, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Aku membenamkan kon tolku seluruhnya di dalam me meknya. "om, aku nyampe lagi..Ahh.. Ahh.. Ahh," jeritnya. Beberapa saat kemudian, ayu membuka sedikit jepitan kakinya dipantatku, pahanya kubuka lebar2 dan akhirnya dengan cepat kuenjot kon tolku keluar masuk me meknya. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kon tolku di me meknya dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kon tolku. Croot.. Croot..Croot.. Croot.. "Yu, Aku keluar", erangnya. Pejuku muncrat banyak sekali memenuhi me meknya. Tanganku mencekal pahanya dan menarik erat-erat kearah kon tolku, sehingga kon tolku terbenam makin dalamnya di me meknya.
Ayu bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Ayu mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Aku membiarkan kon tolku tetap menancap di me meknya dan mendaratkan bibirku di bibirnya. Kami berpagutan erat. "Oh! nikmatnya!" katanya. "om luar biasa ya, udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak". Aku mencabut kon tolku dari me mek nya. Pejuku bercampur cairan me meknya, menetes membasahi pahanya. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Aku ditengah diantara Dina dan ayu. Aku mencium pipi mereka, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya kami terlelap karena kelelahan.
Pagi harinya ayu terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan terdengar erangan Dina, aku sudah memulai aktivitas pagi dengan mengen toti Dina. Dina yang telentang mengangkang menjerit keenakan "Aa..", jeritnya. kon tolku yang besar dan panjang itu menerobos ke luar masuk me meknya. Dina menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kon tolku menyuruk lebih dalam lagi. Aku berhenti dan membiarkan Dina menikmatinya. Dina terus mendesis-desis dan mengerang-erang nikmat. Aku terus mengenjotkan kon tolku keluar masuk. Erangan Dina semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan enjotanku. Dina mencengkam kedua lenganku sementara aku tetap saja mengocok kon tolku keluar masuk dengan cepat. "Cepat.. oom.." gumam Dina, "Dina mau nyampe.." Aku lebih mempercepat tempo enjotanku. Tiba-tiba Dina menarik tubuhku hingga aku rebah sepenuhnya di atas tubuh Dina. "Aaahh..", jeritnya. Tubuh Dina bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantatku sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Aku mencabut kon tolku yang berlumuran dengan cairan me mek Dina, masih keras karena belum ngecret.
"Sekarang giliranmu Yu", bisiknya. Tubuh Ayu kuraihnya dan toketnya menjadi sasaran remasanku. Tanganku satunya merambah jembutnya yang lebat. "Aah om", erang Ayu. "om kuat sekali ya". Aku tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketnya. Ayu bangun dan segera mengemut kon tolku, dijilati cairan yang melumuri kon tol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulutnya. Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kon tol besar itu keluar masuk di mulutnya. Aku mengerang keenakan. Jari2ku terbenam di dalam me meknya yang sudah basah karena menonton adegan syur antara aku dan Dina, napsuku juga sudah berkobar2 dari tadi. Ayu telentang dengan mata tertutup dan pahanya sudah mengangkang lebar siap untuk dien tot. Ayu menyudahi emutannya. Aku menaiki ayu dan mengarahkan kon tolku yang masih keras ke me meknya. kon tolku diusap-usap di bibir me meknya. Ayu mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kon tolku perlahan-lahan mulai menguak bibir me meknya yang telah basah. Aku menekan kon tolku sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolku mulai memasuki me meknya. Ayu mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan kon tolku ke dalam me meknya. "Aaa.." jeritnya keras. Matanya membelalak. kon tolku menancap dalam sekali di me meknya. Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan kon tolku keluar masuk. Tanganku menyusup ke punggungnya dan memeluknya erat. Mulutku terbenam di lehernya. "Lebih keras lagi om", erangnya. Aku memompa kon tolku keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Aku mengangkat sedikit dadanya. Mulutku segera menerkam toket kirinya yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. " om, aku mau nyampe lagi", katanya terputus-putus. "Aku juga", sahutku. Aku meningkatkan kecepatan genjotan kon tolku . Ayu menjerit-jerit semakin keras, dan merangkulku erat-erat. Ayu sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras aku membenamkan kon tolku dalam-dalam. Ayu menjerit keras. Pantat dihentak- hentakkannya ke atas. Paha diangkat membelit pinggangku mengiringi muncratnya pejuku ke dalam me meknya. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat. Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Aku melepaskan kon tolku dan terhempas ke atas kasur empuk di antara Ayu dan Dina.
Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan Dina menggosokkan body foam ke badanku. Tidak dengan tangan tetapi dengan toket masing-masing. Diperlakukan seperti itu aku terangsang kembali. Perlahan-lahan kon tolku mulai bangun lagi. "Wuii.. Si ujang sudah bangun nih", goda Ayu sambil mengelus kon tolku, "Sesudah ini kita makan dan mulai ronde berikutnya", lanjutnya. Acara mandi selesai dan aku memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika pesanan makan pagi datang, Ayu dan Dina bergegas kembali ke kamar mandi karena masih bertelanjang bulat. Aku menerima pesanan makan itu hanya dengan berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah acak2an sepreinya.
Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh napsu segera kon tolku diemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali. "Ayo", kataku, "Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style". Tanpa berkata-kata Ayu dan Dina segera melaksanakan perintahku. Aku memandang pantat mereka, tanganku mengelus2 me mek mereka dari belakang. it ilnya kugesek2. "Ayo oom", kata Ayu, "sudah nggak sabar nih!". Aku mengarahkan kon tolku yang sudah mengeras ke arah me mek Ayu. Tanpa kesulitan, kon tolku menembus me mek Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit mengenjot me mek Ayu, aku lalu beralih ke Dina. Dina menjerit kecil ketika kon tolku menerobos me meknya. Aku mengenjot perlahan lalu semakin cepat. Dina mengerang keras. Beberapa menit kemudian aku beralih ke Ayu. Begitu seterusnya berkali2. Akhirnya aku mengenjot me mek Ayu dengan keras. Ayu menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kon tolku bergerak keluar masuk me meknya. Aku mempercepat gerakan kon tolku dan menghentak keras. Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari Ayu, aku beralih ke Dina. Dengan cepat aku menelentangkan Dina, kemudian menghujamkan kon tolku ke dalam me meknya. Dina juga menjerit keras. toketnya berguncang2 seirama dengan enjotan kon tolku. "Aaauu, om" jeritnya, "Dina mau nyampe!" "Aku juga", balasku sambil menghentakkan kon tolku keras-keras. Aku rubuh ke atas tubuh Dina, dina kutindih. Di saat itu kurasakan deras pejuku memancar ke dalam me meknya. Aku letih, juga Dina dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan aku mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dina dan Ayu juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari me meknya pejuku bercampur dengan ciranku menetes keluar. Aku merangkul bahu mereka. "Terima kasih Din, terima kasih yu", kataku, "Harusnya ayu yang berterima kasih ke om, karena om sudah memberikan kenikmatan yang sangat buat ayu".
Suatu waktu, pas aku lagi kluar kota, malemnya gak ada kegiatan. Kbetulan hotel tempat aku nginep dekat ma kampus universitas terkenal di kota itu. Malemnya, karena gak ada kegiatan, aku iseng menuju ke warnet yang terletak dekat hotel, persis disebrang universitas tersebut. Biasanya kalo malem gini, psti banyak mahaiswa dan mahaiswi yang lagi di warnet. Cuma ketika aku ke warnet dah cukup larut, dah ampir jam 10 malem. Kata bellboy hotel, warnet tu buka 24 jam. Sampe disana, warnet dah sepi, tapi aku lihat dipojokan masih ada prempuan abg lagi didepan komputer. aku minta petugas warnet komputer disebelah tu abg, dibolehin ma yang jaga. Aku duduk disebelahnya, aku senyum ketika dia noleh ke aku. Manis juga ni anak, dia pake jins dan blus tengan panjang. Karena blusnya ketat, tercetaklah sepasang toket yang lumayan besar. Dia juga senyum. "Sendirian aja nih", sapaku. "Berdua ma om kan". Aku senyum, brani juga ni anak. "Tumben si kesini om". "Aku dari luar kota, malem gini gak ada kerjaan, ya aku mampir ja ke warnet, kan bisa browsing". "Om suka browsing apaan". "Yang seru2". "apaan tu om". "Ya udah kamu logout ja, kita browsing bareng, pake 1 komputer ja, nanti aq cari situs2nya". Dia mematikan sambungan internetnya, dan duduk disebelahku. Karena tempatnya sepit, jadi agak berdesakan. "Kamu namanya siapa? aku edo". "ayu om". "Kamu skola disini juga ya". "Iya om". "Dah semester brapa". "Baru masuk". "Wah masi abg banget ya". "La iyalah om, kan baru lulus smu, skarang kuliah disini". Aku membuka satu situs dewasa, "Kamu mo liat gambar atau video?" "Video lah om, kan lebi life". "Cuman donlodnya suka lama". "Ya gak apa, nunggunya kan bisa ngobrol". "Mangnya gak dicariin". "Dicariin sapa om, aku kos kok". Aku membuka situs dan mengklik movie, aku milih satu thread dan mulai donlod. Karena kebetulan warnet dah tinggal kita ber2, ditambah petugasnya, donlodnya jadi lumayan cepet. Abg lagi maen ma om2, "Gede banget ya om kon tolnya", kata ayu tanpa tedeng aling2. "Pernah gini Yu". "Om mo tau aja". "Kayanya pernah ya Yu". Ayu diam saja, matanya menatap layar monitor. Aku tidak menya2kan kesempatan ini, kuelus pahanya. "Om, geli ah", ayu menggeliat tapi tetep saja menatap layar monitor. Pahanya terus saja kuelus2, tangan kuselipkan diantara ke 2 pahanya, tanpa sadar Ayu membuka pahanya. Aku menggosok pahanya makin keatas kearah slangkangannya. Karena tempatnya sempit, Ayu gak bisa mengangkangkan pahanya lebar2. Tanganku pindah sasaran, kuelus toketnya yang membusung. Ayu kaget karena aku meremas perlahan toketnya, "Om..." dia melenguh tetapi tetep saja matanya menatap layar komputer. "Wah abis om, cari yan lan lagi dong om, yang seru kaya gini". Aku mengklik film brikutnya. Sembari nunggu donlod, aku meremes toketnya lagi. "Toket kamu besar dan kencang Yu, sering diremes2 ya". "Om iseng ih". "Tapi kamu suka kan", jawabku sembari terus meremes toketnya. Ayu membiarkan ulahku, kebetulan donlod dah slesai, Ayu kembali menatap tayangan di monitor tv, aku makin gencar merems2 toketnya. "Yu, aku ngaceng nih", bisikku sembari mencium pipinya. "ke hotelku yuk". "Tanggung om, ampe filmnya abis ya". Wah asik juga nih, ajakanku dia iyakan. Aku terus saja meremas2 toketnya, Ayu mulai terangsang karena ulahku, lagian pengaruh film bokep mulai merasuk pada dirinya. Akhirnya filmnya slesai juga. "Jadi Yu, ikut aku ke hotel". "Yuk om, aku juga pengen neh". Aku menyelesaikan bayaran 2 komputer yang Ayu dan aku pake, aku menggandengnya kluar warnet dan berjalan menuju ke hotel. Gak jauh si jaraknya dari warnet. Ketika lewat resto yang masi buka, "Kamu laper gak Yu, kalo laper cari makan dulu yuk". Ayu mengiyakan ajakanku, mampirlah kita diresto itu, dah sepi, kami pesan makanan dan minuman. Karena sepi, pesanan cepet dihidangkannya. Sembari makan Ayu crita lebi banyak tentang dirinya. Rupanya dia sering ngen tot ma cowoknya, mahasiwa kakak kelasnya. Ya dikosnya bebas, jadi mudah aja cowoknya nginep dan ngen totin Ayu. "Kamu kok mau aku ajak ke hotel Yu". "Kata temenku, ngen tot ma om2 lebi nikmat dario ma cowok ndiri. Makanya aku penasaran, pengen nobain ngen tot ma om. Bener ya om bisa bikin aku nikmat". "Ntar kamu rasain ndiri ja". Kami makan santai saja sembari ngobrol, becanda. Makin dilihat Ayu makin bikin napsu aku. kalo dia tertawa, toket montoknya ikut berguncang2, padahal kliatan dia pake bra. "Toket kamu besar ya Yu, kalo kamu ketawa sampe ikutan bergerak. Keseringan diremes ya". "Iya om, hobi banget cowokku ngeremes dan ngemut pentil aku". "Kamu gak ada jadwal ngen tot ma cowok kamu malem ini". "dia lagi kluar kota om, kebetulan ktemu ma om, aku suka ngeliat om, ganteng, atletislagi badannya, mudahan ja kon tol om perkasa". Selesai makan, aku membayar billnya, trus kita menuju ke hotelku.
Di kamar, Ayu kurangkul. Sebuah ciuman mendarat dipipinya. Aku menggandengnya dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias. Aku mengambil minuman kaleng dari minibar, kubuka dan kuberikan kepadanya. "Ayo minum, santai saja, mau
mandi dulu enggak, kan tadi panas diluar", kataku sambil menepuk2 pahanya. Sambil tersenyum-senyum aku berlalu ke kamar mandi. Gak lama kemudian, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan handuk dipinggang. "Gantian deh mandi biar segar". Di kamar mandi, di bawah shower, Ayu mengelus2 toketnya dengan busa sabun, demikian pula dengan jembut dan me meknya, sehingga napsunya menjadi ber kobar2. Selesai mandi Ayu kluar hanya pake daleman yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungnya, sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis pentilnya yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga jembutnya yang lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena bentuknya yang mini, jembutnya menyembul di bagian atas, kiri dan kanan CDnya. aku yang sedang duduk di sofa membelalakkan mata ketika melihat dia keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu. "Lama sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Yu, seksi sekali" katanya. Dia duduk disebelahnya dan menjawab "Habis om sih mandinya gak ngajak2, sehingga terpaksa Ayu ngelus2 sendiri. Om suka kan ngeliat Ayu pakai bikini seperti ini". "Suka banget, kamu napsuin deh Yu". "Udah ngaceng dong om". Ayu yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit nafsuku. kon tolku terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan dipinggangku."Ayu tahu, pasti om suka, tak usah khawatir, kan malem ini sepenuhnya milik kita."
Aku lalu mencium pipinya. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Ayu kurengkuh dengan ketat kedalam pelukanku. Tanganku mulai bergerilya me remas2 toketnya. Pentilnya yang sudah mengeras kupelintir2 dari balik bra tipisnya, Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat Ayu. Ayu menggeliat-geliat sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku . Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Tangannya pun aktif menerobos handuk yang kukenakan dan me remas2 kon tolku yang sudah mulai ngaceng itu. "Om gede banget kon tolku, pasti om kuat deh ngen totnya. Kita all nite long ya om". Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Aku menikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, Ayu membuka pahanya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan me meknya yang masih tertutup CD bikini tipis. Jariku menelikung ke balik CDnya dan menyentuh bibir me meknya dan menggosok2 it ilnya. Ayu mengaduh tetapi segera kubungkam oleh permainan lidahku. Badannya mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat. Tangannya terus menggenggam kon tolku yang besar dan panjang itu. "Om, besar banget sih kon tolku, dipakaiin obat apa sih sampai besar begini", katanya sambil mengocok lembut kon tolku. "Kamu sukakan sama kon tolku", bukan menjawab dia malah balik bertanya. "Suka banget om, kalau sudah masuk semua rasanya me mek Ayu sesak deh kemasukan kon tol om, apalagi kalau udah om enjot, gesekan kon tol om ke me mek Ayu terasa banget. Ayu udah gak sabar nih om, udah pengen ngerasain kon tol om nggesek me mek Ayu". jawabnya penuh napsu. Kocokan lembut jari-jarinya itu membuat kon tolku semakin ngaceng mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya dan sejalan dengan itu bibir mungilnya itu menyentuh pentilku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya makin cepat mengocok kon tolku yang semakin berdenyut-denyut ngaceng. "Ayo ke ranjang", bisikku, "Kita tuntaskan permainan kita." Ayu bangkit berdiri, aku memeluknya. Kuangkat tubuhnya dan lidahku yang terus menerabas lehernya membuat nafasnya terengah-engah nikmat. Toketnya lembut menempel lekat di dadaku. Ayu kurebahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, aku menarik pengikat bra dan CDnya. Ayu biarkan aku melakukan semuanya sambil ber desah2 menahan napsunya yang makin menggila.
Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuhnya yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan wangi sabun karena habis mandi. Aku memandangi rambutnya yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketnya yang padat dengan pentil yang sudah mengeras, perutnya yang rata dengan lekukan pusernya, pahanya yang mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di sela paha itu terlihat gundukan hitam lebat jembutnya. "Ngapain om hanya dilihatin saja," protesnya. "Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yu", jawabku. "Semuanya ini milik om malem ini", katanya sambil merentangkan tangannya. Aku mendekat dan duduk dipinggir tempat tidur. Ayu kupeluk dengan erat. "Om, Ayu mau menjilati om, gantian ya", katanya. Aku berbaring, kemudian mulutnya mulai menjelajahi seluruh dada termasuk pentilku dan perutku, terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahanya. Dengan lincah Ayu melepaskan belitan handuk dipinggangku. kon tolku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Dengan mulut ditangkapnya kepala kon tolku itu. Lidahnya dengan lincah memutar- mutar kon tolku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu.
Puas mempermainkan kon tolku Ayu merebahkan diri di sampingku. Aku mulai beraksi.Kusergap toket kanannya sembari tangan kananku meremas-remas toket kirinya. Bibirku mengulum pentil toketnyau yang mengeras itu. Toketnya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas toket kanan mulutku beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku turun ke perutnya. Ayu menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan kujulurkan lidahku ke dalam pusarnya. "Auu.." Ayu mengerang, "Oh.. Oh.. Oh.." jeritnya semakin keras. Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya membuka dengan sendirinya, menampakkan memeknya yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi me mek yang kemerah-merahan itu. Aku mendekatkan mulutku ke me meknya dan dengan perlahan lidahku menyuruk ke dalam me meknya yang telah basah membanjir itu. Ayu menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka. "Aaa.. Auu.. Ooo..", jeritnya keras. Aku terus mempermainkan it ilnya dengan lidah. Ayu menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Ayu melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan me meknya. Ayu sudah nyampe yang pertama.
Aku berhenti sejenak membiarkan Ayu menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya. Kembali erangannya terdengar tanda napsunya mulai menaik lagi. Tangannya menjulur mencari-cari batang kon tolku. kon tolku telah ngaceng sekeras beton. Ayu meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian. Ayu kudorong sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aku naik ke atasnya. Ayu membuka pahanya lebar-lebar siap menerima masuknya kon tolku. Kepalanya bergerak-gerak, mulutnya terus menggumam. Matanya terpejam menunggu. Aku menurunkan pantatku. kon tolku berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. aku mengusap-usapkan kon tolku di bibir me meknya. Ayu semakin menggelinjang. "Cepat om. Ayu sudah nggak tahan!" jeritku. Aku menurunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kon tolku menerobos me meknya diiringi jeritannya. Ayu tidak perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar jeritannya atau tidak. Aku berhenti sebentar membiarkan Ayu menikmatinya. Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga kon tolku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang me mekku. Ayu menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kon tolnya masuk lebih dalam lagi. Ayu terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aku mulai mengenjotkan kon tolku. Pantatnya diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Toketnya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di me meknya. Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Aku membungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kon tolku leluasa bertarung dengan me meknya. "OH..", erangnya, "Lebih keras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!" Tangannya melingkar merangkul ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir me meknya seirama dengan enjotan kon tolku. "Aku mau ngecret, Yu", bisikku di sela-sela nafasnya memburu. "Ayu juga om", sahutnya, "Di dalam aja om ngecretnya. Ayu ingin om ngecret di dalam." Aku mempercepat enjotan kon tolku. Keringatku mengalir dan menyatu dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua toketnya. Diiringi geraman keras aku menghentakkan pantatku dan kon tolku terbenam sedalam-dalamnya. Pejuku memancar deras. Ayu pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima kon tolku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ayu pun mencapai puncaknya. kon tolku berdenyut-denyut memuntahkan pejuku ke dalam me meknya.
Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena napsu yang telah terpuaskan. Aku tersenyum dan membelai wajahnya. "om hebat sekali", katanya, "Rasanya lebih nikmat dari dien tot cowokku deh". "Kamu juga luar biasa Yu, aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari cewek abg laen yang pernah aku en totin, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan Yu ngen tot denganku?" "Tidak, Ayu malah pengen dipuasin lagi." "Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak" . Aku mencabut kon tolku dan rebah di sampingnya. Kami beralih ke kamar mandi. Aku memandikannya di shower. Kedua tanganku menyabuni seluruh tubuhnya, toket, puser, jembut dan me meknya menjadi sasaran elusan tanganku yang dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasan tanganku akhirnya merangsang napsunya kembali. "om, Ayu sudah napsu lagi, pengen ngerasain kon tol om keluar masuk dime mek Ayu lagi", katanya sambil meremas2 kon tolku yang juga mulai mengeras. "Iya Yu, sambil ngeremas2 toketmu, aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di kamar mandi ya"., jawabku. dalam waktu singkat Ayu sudah membuat kon tolku ngaceng lagi, keras sekali kon tolku ketika dikocok2nya.
Aku duduk di atas closet dengan kon tolku yang sudah ngaceng mengacung tegak ke atas. Ayu mengangkangkan pahanya dan mendekatinya dari depan, siap-siap untuk dien tot. Ayu sudah duduk merapat di pahaku. kon tolku yang sudah ngaceng tanpa halangan langsung menerobos me meknya, bersarang sedalam-dalamnya. Ayu kusuruh segera menggoyang pantatnya. Terasa nikmat sekali. Kedua toketnya kuremas2 dengan penuh napsu. Aku juga mengenjotkan kon tolku kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat ayu mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar napsunya, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Ayu menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatnya. Ayu sudah makin terangsang sehingga akhirnya badannya mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan. "Auu.. om!" jeritnya. Untuk beberapa saat kami terdiam. Aku memeluknya erat-erat. "Yu, aku belum ngecret kok kamu udah nyampe. "Habis, nikmat banget sih rasanya kon tol om nyodok2 me mek Ayu". "Kita terusin ya Yu", ayu hanya mengangguk lemas. Aku mengajaknya berdiri dan menyuruhnya membungkuk di wastafel dan membuka pahanya lebar2. Aku mendekat dari belakang. Tanganku menyapu lembut pantatnya yang mulus tapi padat. Ayu menggigit bibirnya dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya kon tolku yang masih keras. Tanganku melingkari kedua pahanya lalu kuarahkan kon tolku ke me meknya. Perlahan-lahan kepala kon tolku yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos me meknya. Ayu mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya, lalu mendadak kuhentakkan pantatku keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh kon tolku di me meknya. "Aacchh..!!", ayu mengerang keras. Rambutnya kujambak sehingga wajahnya mendongak ke atas. Sambil terus menggenjot me meknya, aku meremas2 kedua toketnya yang berguncang2 karena enjotanku yang keras, seirama dengan keluar masuknya kon tolku di me meknya. Terdengar bunyi kecipak cairan me meknya, ayu pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, aku semakin bernafsu. Enjotan kon tol kupercepat, sehingga erangan dan lenguhannya makin menjadi2. "Oohh..! Lebih keras om. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!" Keringatku deras menetesi punggung dan dadanya. Wajahnya pun telah basah oleh keringat. Rambutnya semakin keras kusentak. Kepalanya semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, aku membenamkan kon tolku sedalam-dalamnya. Ayu menjerit karena kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Aku terus meremas2 toketnya dengan penuh nafsu. Aku pun makin keras menghentakkan kon tolku keluar masuk me meknya sampai akhirnya pejuku menyemprot dengan derasnya di dalam me meknya. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas ayu rebah di wastafel dan aku menelungkup di atas punggungnya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di me meknya. Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.
Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi, padahal dah makan besar sebelum ke hotel. Kembali lagi enersiku terkuras ngen totin Ayu. Aku keluar lebih dulu, aku menelpon room service untuk memesan makanan kecil dan minumannya. Kemudian aku kembali ke kamar mandi dan memeluknya yang masih berada dibawah shower air hangat. "Yu, nikmat sekali ngen tot dengan kamu". "iya om, Ayu juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan om?". "Pasti dong". Terdengar bel pintu, aku menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar mandi, ternyata room service. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi, shower dah dimatikan dan ayu lagi mengeringkan badannya dengan handuk. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan ayu, terbungkus handuk. Kita duduk di sofa. Kami makan makanan kecil sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam keadaan yang hampir telanjang berpelukan (kaya teletubies aja ya). Ayu menyandar di dadaku yang bidang. "om, Ayu bahagia sekali dengan om, mau rasanya Ayu jadi istrinya om, supaya bisa ngerasaain dien tot sampai lemas", sambil engelus2 pentilku. Aku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru tadi, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel lagi. Ayu berbaring dipelukanku, rambutnya yang basah kuelus2. Karena kenyang, lemas dan nyaman, ayu sampai tertidur dipelukanku. Setelah kubiarkan beberapa lama, ayu terbangun karena keningnya kucium dengan lembut. "Kamu tidur pules sekali Yu, gimana masih mau lagi tidak?" tanyaku sambil tersenyum. Ayu menggeliat, terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya ayu kembali ke pelukanku. Handphoneku berbunyi, aku bangun dan mengambil hp. Terus aku duduk disebelahnya di tempat tidur, sambil tersenyum aku bertanya "Yu, mau main bertiga enggak?" "om, dien tot sama om saja Ayu udah lemas begini, apalagi kalo dien tot sama 2 cowok". "Bukan 2 cowok yang, tapi 2 cewek, gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini, gak tau si bakalan ketemu kamu di warnet. Dina namanya" jawabku menerangkan. "Ya terserah om aja deh". "Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Dina, enggak jauh kok tempatnya dari hotel", kataku sambil keluar kamar.
Aku kembali dengan Dina, sepertinya Ayu ketiduran dikamar, lama baru pintunya dibuka. Ayu kuperkenalkan dengan Dina, Dina terbelalak melihat ayu yang sudah bertelanjang bulat, dan membuka jaketnya. Dina hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini. Toketnya besa. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan ada kumis tipis diatas bibirnya. "Sori ya mbak, Dina enggak tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan mbak", kata Dina ke Ayu. "Gak apa2 kok Din, kan si oom yang menentukan dia mau sama siapa", jawab Ayu. Aku keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk, aku sudah tidak sabar lagi untuk segera ngen tot dengan Dina. Dina segera duduk disebelahku di sofa. Aku merangkul Dina dan mencium bibirnya. aku mulai mengelus toket Dina yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Dina. Dina pun tidak tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kon tolku yang sudah ngaceng sekeras tank baja. "Besar banget kon tol oom", kata Dina. "Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kon tol segede ini Din", kataku sambil meringis2 kenikmatan karena Dina mulai meremas2 kon tolku. "Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Dina belum pernah lihat. me mek Dina sudah empot2an ngelihat kon tol oom segede ini, udah pengen dienjot oom", kata Dina yang juga sudah mulai napsu. Aku makin getol meremas2 toket Dina dari luar tanktopnya. Dina segera melepas lilitan handukku sehingga kon tolku yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Dina langsung menyergapnya, kon tolku yang sudah tegang itu langsung diemutnya. Cukup lama Dina mengemut kon tolku, sampai akhirnya aku sudah tidak dapat menahan napsuku lagi. Segera tanktop Dina dan celana pendeknya kulepas, kemudian menyusul bra dan CDnya sehingga Dina sudah bertelanjang bulat. Toket Dina besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering dihisap oom oom yang mengkon tolinya. Jembutnya lebih lebat dari jembut Ayu, mengitari me meknya, sehingga me meknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu. Aku menarik Dina ke tempat tidur, ayu memberi tempat untuk kamu. Aku berbaring merapat ke Dina. Kaki kuangkat dan kugesek-gesekkan diatas paha Dina, sementara aku kembali meremas toket Dina yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan aku turun menciumi leher Dina dan memutar-mutarkan lidahku di pentil toketnya, sementara tanganku menjelajah ke pangkal paha Dina, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Aku mengusap bibir me mek Dina sehingga Dina menggelinjangkan pinggulnya. Dina memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsanganku sambil meremas2 perlahan kon tolku. Aku memainkan ujung jarinya menyapu bibir me mek Dina yang sudah membasah. Pentil Dina terus kujilati bersamaan dengan menggosok perlahan it il Dina dengan ujung jari telunjukku. Serta merta Dina menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat kon tolku yang mengeras dan berdenyut-denyut. "Uuff oom, diapakan tubuhku ini," Dina mengerang menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Dina bergetar hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jarinya masih menyentuh it il Dina. kon tolku terus dicengkeram Dina dengan keras. Aku juga terus meremas perlahan toket Dina yang tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha Dina. Dina terus meremas kon tolku, tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan makin tak karuan, Dina sudah nyampe sebelum dien tot. Tanpa berhenti it il Dina terus kumainkan pelan. Ayu yang menonton adegan itu menjadi sangat terangsang sehingga me meknya juga sudah kuyup, tetapi gilirannya belum tiba sehingga ayu harus bersabar sambil menonton adegan super hot itu.
Pentil Dina terlihat menonjol keras kecoklatan, Dina sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. me mek nya basah, demikian pula jembut hitam lebat di seputarnya. Aku segera menaiki Dina, kon tolku yang sudah menegang diarahkan ke me mek Dina. Ujung kon tolku menguak perlahan-lahan bibir me mek Dina. Dina mendesah nikmat ketika aku perlahan-lahan menyuruk memasukkan kon tol yang besar itu menerobos me mek Dina yang telah basah berlendir. Ketika separuh kon tolku telah menerobos me mek Dina, aku berhenti sejenak dan membiarkan Dina menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Dina yang menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya keluar desah-desah nikmat. Ketika aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Dina di saat itulah Ayu mencium pantatku. Aku terkejut karena geli. Karena itu aku menyodokkan kon tolku dengan keras ke arah Dina. kon tolku yang besar dan panjang itu langsung menerobos me mek Dina sehingga tertanam sepenuhnya. Dina tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. "Aaoohh oom", erang Dina penuh kenikmatan. Dina menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima kon tolku sepenuhnya. Pahanya membelit pinggangku.
Setelah berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Dina untuk menikmati sensasi ini, aku mulai bergerak. kon tol kuenjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Dina bergetar-getar seirama dengan enjotan kon tolku. Mulut Dina terbuka dan mendesis-desis. Aku segera melumat bibir Dina dan Dina membalasnya. Tubuhku mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Dina. Dina membuka pahanya lebar-lebar sehingga aku dapat leluasa menggenjot me meknya. Terdengar kecipak bunyi cairan me mek Dina karena sodokan kon tolku. "Aku mau nyampe oom" erang Dina. "Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!" . Aku mempercepat gerakanku dan dalam hitungan dua menit, Dina menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat membelit pinggangku dan tangannya memelukku dengan eratnya. Desah puas terdengar dari mulutnya. "Ayu masih menunggu Din", kataku mengingatkan. Dina mengangguk dan melepaskan pelukannya. Aku mencabut kon tolku yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri lendir me mek Dina. Dari me mek Dina kulihat aliran lendir me meknya. Dina tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitanku.
aku menoleh ke arah Ayu, "Sekarang giliranmu Yu". Aku tahu bahwa ayu sudah sangat bernapsu. Langsung aku menyuruh ayu menungging, aku ingin melakukan lagi doggie style seperti yang kulakukan di kamar mandi beberapa saat yang lalu. "Ayo,om, ayu udah nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kon tol om yang gede itu." "Siapa takut!" sahutku. Karena ayu sudah sangat terangsang, aku tidak menunggu lama-lama. Langsung saja kuarahkan kon tolku ke arah me meknya. Jembutnya yang hitam lebat itu kusibak, tampaklah bibir me meknya yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Ayu menurunkan kepalanya hingga bertumpu ke bantal. Pantatnya terangkat. Ayu meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhnya meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kon tolku akan menerobos me meknya. Aku makin merapat. Aku mengelus-elus kedua belahan pantatnya. Perlahan-lahan aku mempermainkan jembut lebat disekitar me meknya yang sudah basah itu dan kemudian menggesek it ilnya. Ayu mengerang-erang menahan napsunya yang semakin menggila. Pantatnya bergetar menahan rangsangan tanganku. "Ayo, om", erangnya. "Udah nggak tahan nih!" . Aku mengarahkan kon tolku yang masih sangat keras itu ke arah me meknya. Kuselipkannya kepala kon tolku di antara bibir me meknya. Ayu mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti aku mendorong kon tolku ke depan. kon tolku menerobos me meknya. Ayu menjerit kecil sambil mendongakkan kepalanya keatas. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya. Ketika ayu tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak aku menyodokkan kon tolku ke depan dengan cepat dan keras sehingga kon tolku meluncur ke dalam me meknya. Ayu tersentak dan menjerit keras. "Aduh om, enak!" jeritnya. Aku mempercepat enjotan kon tolku di me meknya. Semakin keras dan cepat enjotanku, semakin keras erangan dan jeritannya. "Aa..h.!" jeritnya nyampe. Ayu terkapar di tempat tidur telungkup, sementara aku belum juga ngecret.
Kemudian ayu kutelentangkan dan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yang mengangkang. Kepala kon tolku ditempelkan ke it ilnya. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telinganya, kepala kon tol kugerak- gerakan mengelilingi bibir me meknya yang sudah basah. Ayu merem melek menikmati kon tolku di bibir me meknya, akhirnya kuselipkan kon tolku. "Aah"' jeritnya keenakan. Ayu merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit kumasukkan kon tolku. Ayu menggoyangkan pantatnya sehingga kon tolku hampir seluruhnya masuk. "om enjot dong kon tolnya, rasanya nikmat sekali". Perlahan aku mulai mengenjot kon tolku keluar masuk me meknya. Ayu menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha nya dikangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku supaya kon tolku masuk sedalam-dalam ke me meknya. Ayu berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakinya di pantatku, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Aku membenamkan kon tolku seluruhnya di dalam me meknya. "om, aku nyampe lagi..Ahh.. Ahh.. Ahh," jeritnya. Beberapa saat kemudian, ayu membuka sedikit jepitan kakinya dipantatku, pahanya kubuka lebar2 dan akhirnya dengan cepat kuenjot kon tolku keluar masuk me meknya. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kon tolku di me meknya dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kon tolku. Croot.. Croot..Croot.. Croot.. "Yu, Aku keluar", erangnya. Pejuku muncrat banyak sekali memenuhi me meknya. Tanganku mencekal pahanya dan menarik erat-erat kearah kon tolku, sehingga kon tolku terbenam makin dalamnya di me meknya.
Ayu bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Ayu mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Aku membiarkan kon tolku tetap menancap di me meknya dan mendaratkan bibirku di bibirnya. Kami berpagutan erat. "Oh! nikmatnya!" katanya. "om luar biasa ya, udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak". Aku mencabut kon tolku dari me mek nya. Pejuku bercampur cairan me meknya, menetes membasahi pahanya. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Aku ditengah diantara Dina dan ayu. Aku mencium pipi mereka, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya kami terlelap karena kelelahan.
Pagi harinya ayu terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan terdengar erangan Dina, aku sudah memulai aktivitas pagi dengan mengen toti Dina. Dina yang telentang mengangkang menjerit keenakan "Aa..", jeritnya. kon tolku yang besar dan panjang itu menerobos ke luar masuk me meknya. Dina menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kon tolku menyuruk lebih dalam lagi. Aku berhenti dan membiarkan Dina menikmatinya. Dina terus mendesis-desis dan mengerang-erang nikmat. Aku terus mengenjotkan kon tolku keluar masuk. Erangan Dina semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan enjotanku. Dina mencengkam kedua lenganku sementara aku tetap saja mengocok kon tolku keluar masuk dengan cepat. "Cepat.. oom.." gumam Dina, "Dina mau nyampe.." Aku lebih mempercepat tempo enjotanku. Tiba-tiba Dina menarik tubuhku hingga aku rebah sepenuhnya di atas tubuh Dina. "Aaahh..", jeritnya. Tubuh Dina bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantatku sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Aku mencabut kon tolku yang berlumuran dengan cairan me mek Dina, masih keras karena belum ngecret.
"Sekarang giliranmu Yu", bisiknya. Tubuh Ayu kuraihnya dan toketnya menjadi sasaran remasanku. Tanganku satunya merambah jembutnya yang lebat. "Aah om", erang Ayu. "om kuat sekali ya". Aku tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketnya. Ayu bangun dan segera mengemut kon tolku, dijilati cairan yang melumuri kon tol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulutnya. Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kon tol besar itu keluar masuk di mulutnya. Aku mengerang keenakan. Jari2ku terbenam di dalam me meknya yang sudah basah karena menonton adegan syur antara aku dan Dina, napsuku juga sudah berkobar2 dari tadi. Ayu telentang dengan mata tertutup dan pahanya sudah mengangkang lebar siap untuk dien tot. Ayu menyudahi emutannya. Aku menaiki ayu dan mengarahkan kon tolku yang masih keras ke me meknya. kon tolku diusap-usap di bibir me meknya. Ayu mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kon tolku perlahan-lahan mulai menguak bibir me meknya yang telah basah. Aku menekan kon tolku sedikit demi sedikit dan kurasakan kon tolku mulai memasuki me meknya. Ayu mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan kon tolku ke dalam me meknya. "Aaa.." jeritnya keras. Matanya membelalak. kon tolku menancap dalam sekali di me meknya. Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan kon tolku keluar masuk. Tanganku menyusup ke punggungnya dan memeluknya erat. Mulutku terbenam di lehernya. "Lebih keras lagi om", erangnya. Aku memompa kon tolku keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Aku mengangkat sedikit dadanya. Mulutku segera menerkam toket kirinya yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. " om, aku mau nyampe lagi", katanya terputus-putus. "Aku juga", sahutku. Aku meningkatkan kecepatan genjotan kon tolku . Ayu menjerit-jerit semakin keras, dan merangkulku erat-erat. Ayu sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras aku membenamkan kon tolku dalam-dalam. Ayu menjerit keras. Pantat dihentak- hentakkannya ke atas. Paha diangkat membelit pinggangku mengiringi muncratnya pejuku ke dalam me meknya. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat. Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Aku melepaskan kon tolku dan terhempas ke atas kasur empuk di antara Ayu dan Dina.
Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan Dina menggosokkan body foam ke badanku. Tidak dengan tangan tetapi dengan toket masing-masing. Diperlakukan seperti itu aku terangsang kembali. Perlahan-lahan kon tolku mulai bangun lagi. "Wuii.. Si ujang sudah bangun nih", goda Ayu sambil mengelus kon tolku, "Sesudah ini kita makan dan mulai ronde berikutnya", lanjutnya. Acara mandi selesai dan aku memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika pesanan makan pagi datang, Ayu dan Dina bergegas kembali ke kamar mandi karena masih bertelanjang bulat. Aku menerima pesanan makan itu hanya dengan berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah acak2an sepreinya.
Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh napsu segera kon tolku diemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali. "Ayo", kataku, "Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style". Tanpa berkata-kata Ayu dan Dina segera melaksanakan perintahku. Aku memandang pantat mereka, tanganku mengelus2 me mek mereka dari belakang. it ilnya kugesek2. "Ayo oom", kata Ayu, "sudah nggak sabar nih!". Aku mengarahkan kon tolku yang sudah mengeras ke arah me mek Ayu. Tanpa kesulitan, kon tolku menembus me mek Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit mengenjot me mek Ayu, aku lalu beralih ke Dina. Dina menjerit kecil ketika kon tolku menerobos me meknya. Aku mengenjot perlahan lalu semakin cepat. Dina mengerang keras. Beberapa menit kemudian aku beralih ke Ayu. Begitu seterusnya berkali2. Akhirnya aku mengenjot me mek Ayu dengan keras. Ayu menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kon tolku bergerak keluar masuk me meknya. Aku mempercepat gerakan kon tolku dan menghentak keras. Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari Ayu, aku beralih ke Dina. Dengan cepat aku menelentangkan Dina, kemudian menghujamkan kon tolku ke dalam me meknya. Dina juga menjerit keras. toketnya berguncang2 seirama dengan enjotan kon tolku. "Aaauu, om" jeritnya, "Dina mau nyampe!" "Aku juga", balasku sambil menghentakkan kon tolku keras-keras. Aku rubuh ke atas tubuh Dina, dina kutindih. Di saat itu kurasakan deras pejuku memancar ke dalam me meknya. Aku letih, juga Dina dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan aku mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dina dan Ayu juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari me meknya pejuku bercampur dengan ciranku menetes keluar. Aku merangkul bahu mereka. "Terima kasih Din, terima kasih yu", kataku, "Harusnya ayu yang berterima kasih ke om, karena om sudah memberikan kenikmatan yang sangat buat ayu".
Labels:
abg toge,
cerita seks,
memek abg,
ml di hotel,
ngentot abg
Subscribe to:
Posts (Atom)