Showing posts with label Cerita Janda. Show all posts
Showing posts with label Cerita Janda. Show all posts

Wednesday, January 23, 2013

Cerita Dewasa Seorang Janda Lesbian

Sejujurnya aku malu menceritakan cerita dewasa ini, sebuah kisah nyata hubungan sesama jenis (lesbian) yang sampai sekarang masih sering kulakukan. Namun karena dorongan untuk melepas beban dihati, kuberanikan diri untuk menceritakan kisah lesbianku disitus ini… Sebelumnya perkenalkan pembaca, aku adalah seorang ibu rumah tangga dengan status janda. Kehidupanku cukup baik, karena peninggalan deposito dari suami dan kadang2 ada bisnis jual beli perhiasan dengan teman. Anak aku ada 2 orang dan mereka semua sekolah di Jogya, karena dekat dengan kakek neneknya. Dirumah aku cuma ditemani oleh Surti (pembantu) dan Remi, anjing herder peninggalan suami juga.

Suatu hari teman jual beli perhiasan aku yang bernama Tina datang kerumah. Teman bisnis aku banyak, dengan Tina aku baru kenal kira2 1 bulan yang lalu. Usia wanita itu sama dengan aku dan punya anak satu, wajahnya cukup cantik ditambah dengan make up yang pandai, dan Tina tahu cara merawat tubuh dengan baik, aku mendengar dari teman2 bahwa dia sangat pandai dalam berbisnis perhiasan, apalagi ditambah kepandaiannya berbicara merayu pembeli. Tina datang kerumahku hari itu untuk menitipkan perhiasan yang hendak dijual, biasanya kami suka bertemu direstoran padang langganannya, tumben hari ini dia datang mengunjungiku.

“Halooo Rin…….apa khabar nih???” aku tersenyum senang sambil membalas salam Tina.”Tumben, kok bisa nyasar kesini Tin?””Kangen aku tidak ketemu kamu 2 minggu””Ahhhh….bisa aja….ayo masuk, maaf ya rumah aku berantakan dan kecil” aku mempersilahkan Tina masuk keruang tamu.”Ah rumah kamu bagus kok, dilingkungan elite lagi” Komentar Tina sambil duduk disofa.”Seperti yg tadi kukatakan di telepon, aku ingin menitipkan perhiasan ini untuk kamu jualin, soalnya lusa aku akan keluar kota dengan suamiku” Kulihat Tina mengeluarkan kantong beludru hitam dari dalam tasnya.”Lebih baik dikamar saja Tin, soalnya si Surti ada di dapur” Ajak aku. aku selalu berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina mengikuti masuk kekamar aku. Lalu kami duduk diatas ranjang dan Tina mengeluarkan semua isi kantung beludru itu. Perhiasan bertahtakan berlian terpampang diatas ranjang, berkilauan. aku kuatir juga melihat perhiasan banyak begitu, aku mengambil salah satu kalung yang paling indah.

“Waah indah sekali kalung ini” Kataku, lalu aku mencoba memasangnya dileherku.”Sini aku bantu” Tina beranjak kebelakangku, lalu tangannya berusaha mengaitkan kunci kalung itu.”Leher kamu bagus sekali Rin” Ujar Tina, kurasakan leherku dibelainya, bulu romaku jadi berdiri, perasaanku jadi nggak enak. Lalu tangan Tina membelai pipiku, sementara tangannya yang lain menelusuri leherku terus merayap menuju dadaku.

“Tin….jangan gitu ah…..aku jadi geli nih” Tapi Tina tidak menjawab. Tiba2 aku merasakan pipi kiriku panas, aku menoleh, belum sempat aku sadar apa yang membuat panas pipiku, bibir Tina sudah menyambar bibirku. Aku gelagapan dan aku berontak berusaha menghindar, tapi Tina seperti kesetanan, ia terus menekan mulutnya ke mulutku. Dan kurasakan buah dadaku diremas olehnya. Aku benar2 terkejut sekali dengan perlakuan seperti itu, aku mencoba mendorongnya, tapi tubuhnya sudah menindih tubuhku. Aku menendang dan Tina melepaskan pelukannya. Aku berusaha membetulkan letak buah dadaku yang tadi sampai keluar dari BH. Tina memandangku dengan mata yang redup.

“Sori Rin…..sejak kenal denganmu aku merasa kamu sangat merangsang sekali” Aku terdiam sambil menahan amarah.”Kok kamu gitu sih? Kan kamu sudah punya suami??? Teganya kamu….” Sergahku sambil memelototinya. Tina memandangku dengan pandangan yang makin redup.”Aku lebih bernafsu dengan wanita sepertimu, lagi pula suamiku tidak pernah bisa memuaskanku, belum apa2 sudah loyo sehingga selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan””Tapi dengan modal kecantikanmu kan kamu bisa cari laki2 lain utk memuaskanmu!””Aku tidak merasakan kenikmatan seperti kalau dengan wanita, aku ingin kamu juga mencoba merasakannya Rin” Jawab Tina sambil mendekatiku. Aku beringsut mundur kekepala ranjang.”Tapi aku tidak pernah lesbian begitu” Hatiku berdebar2 memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi bila Tina menyergapku seperti tadi.”Jangan takut Rin, aku tidak akan memaksamu, cuma aku ingin kamu mengijinkanku menciummu sekali saja, tolonglah…..” Hatiku makin tak keruan, sudah lama sekali aku tidak pernah dijamah oleh laki2 apalagi perempuan. Mendengar kata cium saja, aku sudah merasa tidak keruan. Lagi pula apa salahnya dicium Tina, apalagi mulutnya tidak bau. Aku tahu hati kecilku bersikap pasrah.”Baiklah…..tapi sekali saja, dan jangan macam2 ya” Jawabku. Tina lalu mendekatiku lalu tangannya merangkul leherku, lalu bibirnya mencium mulutku dengan lembut, perasaanku tak keruan merasakan ciuman itu, aku memberanikan diri membalas ciumanya. Lalu kurasakan lidah Tina menjalar masuk kedalam mulutku mencari2 lidahku. Yang kurasakan kemudian adalah perasaan aneh dan gamang yang tidak dapat dilukiskan. Kurasakan hembusan napas Tina yang panas dipipiku dan lumatan mulutnya yang begitu merangsang birahi.

Hampir 3 menit kami berciuman dan aku tahu kemaluanku sudah basah karena nafsu. Sekarang aku benar2 pasrah waktu Tina menjilati leherku dengan lembut, tangannya melepaskan tali daster dipundakku, lalu dengan lembut buah dadaku yang masih tertuutp bh diremas2.”Tiin…..jangan ah….malu Tin” Aku berusaha mencegah setengah hati. Dan Tina tahu aku tidak benar2 ingin menghentikan aktivitasnya.Aku merasakan tangan kirinya masuk kedalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, kadang2 dicubit2 kecil, benar2 sensasi yang hebat sekali. Tanpa kusadari aku juga sedang meremas2 pantat Tina. Tubuhnya menindih tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang berukuran sedang menekan buah dadaku yang memang dari dulu tergolong besar. Tiba2 aku baru sadar Tina sudah setengah telanjang, cuma memakai cd saja, sedangkan aku benar2 bugil total. Tubuh Tina berbau harum, entah parfum apa yang dipakainya, tapi wangi tubuhnya menambah getaran berahiku. Tanganku menjalar melepaskan celana dalamnya, lalu kulihat sekilas kemaluannya berkilat tanpa sehelai bulu, rupanya bulunya dicukur rutin. Jari2ku masuk kedalam lubang kemaluannya lalu kutusuk2 dengan lembut. Tina merintih keenakan, tangannya makin dalam beroperasi dilubang kemaluanku. Aku juga merintih keenakan. Aku tidak tahu ternyata wanita dengan wanita dapat saling memuaskan dalam urusan sex.

Sekarang Tina sedang menghisap puting buah dadaku, sementara tangannya yang lain terus bermain di klitorisku. Aku merasakan Tina mulai menciumi perutku, lalu memainkan lidahnya di pusarku, aku kegelian, tak lama kemudian lidahnya sudah menjilati kemaluanku.”Tin jangan disitu ah……kan jorok” Bisikku sambil berusaha mendorong kepalanya. Tapi Tina malah makin merenggangkan pahaku dan klitorisku dhisap2 olehnya, kadang2 lidahnya masuk keluar dalam lubang kemaluanku. Aku sudah tak dapat berpikir sehat lagi, yang kurasakan cuma kenikmatan yang tiada taranya. Tahu2 didepan wajahku sudah ada kemaluan Tina, kedua lututnya ada dikiri kanan kepalaku. Tina tidak menurunkan pinggulnya, jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya yang botak. Bibir kemaluannya berwarna merah kehitaman dan kulihat klitorisnya cukup besar menonjol bertengger diatas bibir kemaluannya. Aku menyibak bibir kemaluan Tina, dan kulihat kemaluannya basah sekali oleh lendir yang bening, aku lalu menusuk2 kemaluan itu dengan telunjuk, jari tengah dan jari manisku, kadang2 dengan kelingking juga. Lubang kemaluan Tina sudah agak kendur, mungkin punyaku juga sama. Aku ragu2 mejilat kemaluannya, soalnya aku belum pernah menjilat kemaluan sesama wanita. Tina terus mengeluar masukkan lidahnya dilubang kemaluanku, aku sudah tak tahan lagi.

“Tin….aku hendak keluarrrr…..” Tubuhku bergetar hebat, kurasakan lidah Tina masuk makin dalam kedalam kemaluanku, dan aku merasakan orgasme yang hebat sekali. Sepertinya ini yang paling enak semenjak aku menikah. Tina masih terus menjilati lendirku, aku juga tak perduli lagi, kuraih pinggul Tina lalu ketarik sampai wajahku terbenam disela2 pahanya. Tercium bau yang sama dengan bau kemaluanku. Kujilat2 klitorisnya lalu kumasukkan juga lidahku kedalam lubang kemaluannya, kurasakan lendir asin masuk kedalam mulutku. Aku tidak perduli lagi. Lalu kurasakan ada yang geli di lubang pantatku.

“Aduh Tin jangan disitu dong…..jorok kan?” Kurasakan lubang pantatku berkerut ketika lidah Tina berusaha menerobos masuk. Kemudian aku tak perduli juga, karena aku merasakan kenikmatan yang sama, aku juga melakukan hal yang sama dengan Tina. Kutusuk2 lubang pantatnya dengan lidahku, lubang yang kehitam2an itu jadi becek oleh air liurku dan lendir kemaluannya. Tiba2 Tina seperti tersentak lalu beku…….mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, lalu kurasakan ia menekan lubang memiawnya makin dalam kewajahku dan menggoyang2kan pinggulnya sehingga hampir seluruh wajahku tersapu oleh kemaluannya.
“Aduuuuh riiin…..enak sekaliii….” Ia memeluk erat2 pinggulku, klitorisku digigit2 kecil olehnya. Tak lama kemudian tubuhnya melemas lalu betul2 lemas sehingga aku tidak bisa bernapas karena tekanan kemaluannya diwajahku. Keringatnya bergulir turun masuk kedalam mulutku. Aku juga benar2 puas sekali.

Kemudian Tina bangun lalu mencium mulutku, kami kembali bergelut sambil mendesah2. Tina menempelkan kemaluannya pada kemaluanku, lalu menggosok2nya. Kira2 15 menit kami berciuman sambil berpelukan erat sampai aku tak merasa kalau aku tertidur.
Entah berapa lama aku tertidur, samar2 aku seperti mendengar suara Remi. Aku membuka mataku dan……astaga!!! Kulihat Tina sedang bergelut dengan Remi dilantai kamarku yang beralaskan karpet biru. Kulihat Tina sedang menjilat2 kemaluan Remi yang sudah keluar dan berwarna merah sekali. Mulut Tina berlumuran cairan yang keluar terus dari kemaluan anjing itu, dan anjing itu bersuara kecil sepertinya keenakan kemaluannya dihisap oleh Tina. Kemaluan Remi cukup besar, mungkin karena anjing herder dan cairan seperti lendir itu terus keluar menetes netes, dan Tina mencerucup cairan itu……

“Tin!! Gila kamu……kok sama Remi sih???” Aku memberondong Tina. Tapi lagi2 Tina tidak menjawab, yang kulihat kemudian ia berusaha menuntun kemaluan Remi memasuki kemaluannya. Dan Kudengar rintihan Tina ketika kemaluan yang cukup besar itu masuk kedalam lubang kemaluannya. Kulihat Remi menggerakkan bokongnya dengan amat cepat, lalu tidak berapa lama kemudian terdengar Remi mendeking halus lalu dari sela2 kemaluan Tina kulihat cairan merembes keluar banyak sekali, seperti air kencing tapi juga seperti lendir yang encer. Kulihat Tina mengerang2 lalu tangannya meraih kemaluan Remi dan dimasuk keluarkan sendiri olehnya. Melihat pemadangan itu tubuhku kembali bergidik, ada perasaan aneh merayap kedalam jiwaku. Aku tahu bahwa aku terangsang oleh aksi Tina. Tanpa sadar aku juga turun kelantai dan kepalaku mengarah menuju selangkangan Tina. Kulihat dari dekat kemaluan Remi masih digerak2an Tina keluar masuk dalam kemaluannya, dan dari kemaluan hewan itu masih terus menetes lendir, sedangkan kemaluan Tina kulihat sudah merah sekali, juga kulihat lendir Remi memenuhi kemaluan Tina.

“Rin….dijilat Rin….tolonglah Rin” Rintihan Tina makin merangsang nafsuku. Seperti ada yang mendorong, kepalaku segera menyusup keselangkangan Tina. Pelan2 kujilat kemaluan Tina yang sangat banjir itu. Aku merasa cairan kemaluan Remi terasa asin sekali, tapi baunya tidak menyengat. Seperti kesetanan aku menghirup dan mencelucupi kemaluan Tina. Persis seperti Remi jika sedang minum air. Lidahku menguak bibir kemaluan Tina, lalu masuk menjelajahi seluruh dinding vaginanya.

“Riiiiiiinnnnnn……….” Tina merengek hebat,pinggulnya terangkat menekan mulutku. Aku tak perduli lagi. Kemudian aku berpindah menghisap kemaluan Remi, kumasukkan seluruh kemaluannya kedalam mulutku. Penis Remi terasa panas dalam mulutku dan aku mencium bau hewan itu, tapi pikiranku sudah gelap yang ada hanya nafsu yang selama ini terkubur dalam2 dan kini meledak tak terbendung.Aku tahu aku bakalan menyesali perbuatanku setelah ini.

Aku terus menjilat dan mengulum penis Remi. Anjing itu mendeking2 pelan, kadang2 berusaha menghindar, tapi Tina memegang kedua kakinya dengan erat. Tak lama kemudian dari penis Remi menyembur cairan panas kedalam mulutku. Kumasukkan seluruh penis Remi lalu kusedot2, anjing itu mencoba memberontak, entah kenikmatan atau kegelian. Tina memajukan wajahnya lalu kami saling berciuman, kukeluarkan sebagian cairan Remi kedalam mulutnya. Wajah kami sudah basah oleh cairan encer itu.

Sekarang aku berbaring dibawah Remi, kemudian Tina mulai menghisap kemaluan Remi agar nafsu Remi kembali. Setelah itu Tina mencoba memasukkan penis Remi kedalam vaginaku. Ternyata penis itu kebesaran untuk lubang vaginaku. Mungkin lubang vaginaku menciut sepeninggal suamiku yang meninggal 4 tahun yang lalu. Kepala penis Remi yang meruncing itu masuk sedikit, tiba2 Remi mendorong keras sambil menusuk2 cepat sekali. Aku merasa agak perih, tapi kemudian kurasakan kenikmatan yang tak terbayangkan, lubang vaginaku seperti ditusuk oleh mesin penggerak yang amat cepat. Aku tak tahu bagaimana melukiskannya sampai aku mencapai orgasme yang sangat hebat. Seluruh rambut ditubuhku seperti berdiri tegak membuatku merinding. Tak lama kemudian aku merasakan cairan panas menyemprot dalam vaginaku, aku berusaha mengeluarkan penis Remi, tapi hewan itu seperti tak perduli, aku pasrah membiarkan seluruh cairannya keluar dalam vaginaku. Kemudian Tina menyuruhku jongkok diatas wajahnya. Tina melumat vaginaku dengan penuh nafsu, kulihat dari vagina ku mengalir cairan Remi yang tersisa, mengalir seperti air kencing masuk dalam mulut Tina. Akupun tidak mau ketinggalan, kulumat juga vagina Tina yang sekarang sudah agak lembab dan lengket.

Hari itu aku dan Tina bersetubuh 3 kali, pagi, siang dan malam hari. Aku tak mengerti lagi apakah aku ini normal atau tidak. Yang pasti kebutuhan yang selama ini tak tersalurkan, kini menemukan muaranya. Aku sangat menyesal dengan perbuatanku yang mungkin bertentangan dengan agama yang kuanut, tapi aku terus menerus melakukannya dengan Tina. Seolah2 kami sudah tak terpisahkan. Tina selalu mempunyai ide2 yang baru dalam setiap permainan kami. Aku juga tak tahu apakah aku harus berterima kasih padanya atau mengutuknya. Dan belakangan hingga cerita dewasa ini kutulis, Tina mengaku bahwa hampir semua ibu2 yang kukenal pernah diajak lesbi olehnya.Kumpulan Gambar Cewe

Wednesday, August 15, 2012

Noreen

Noreen (bukan nama sebenarnya, tapi kerana ada mirip dengan pelakon Noreen Noor, kita panggil saja dia Noreen) berpaling dan mendapati bekas bapa mertuanya telah melondehkan kain sarongnya. Batang bekas bapa mertuanya yang hitam, panjang dan lebar itu semakin menegang.

Noreen berdiri terpaku di tengah kebun yang terpencil itu. Mereka tersembunyi daripada sesiapa jua, tempat yang Noreen datang untuk berjauhan dari orang lain. Untuk berfikir tentang bekas suami yang pergi begitu saja selepas menceraikannya. Tanpa disangka-disangka bapa mertuanya ada di situ. Bapa mertuanya berjalan ke arahnya. Dengan setiap langkah Noreen lihat batang bapa mertuanya semakin menegak. Tetapi Noreen Noreen berdiri kaku di situ.

Noreen membiarkan bapa mertuanya itu memeluknya dan merebahkan badan ke tanah. Dia berasa semakin lemah apabila tangan bapa mertuanya menyelak skirtnya dan seterusnya meraba-meraba tempat membusut yang hanya ditutupi oleh seluar dalam kecilnya.

Dalam sekejap masa saja rabaan itu menyebabkan bahagian bawah seluar dalam itu menjadi lembab. Tidak puas dengan hanya meraba-meraba di luar, orang tua itu terus menanggalkan seluar dalam kecil itu. Tempat rahsianya tidak lagi dibaluti oleh seutas benang pun. Tangan bapa mertuanya masuk ke celah kangkang Noreen, sambil meraba dan membelai tempat yang membonjol di celah kangkangnya.

Buat seketika Noreen takut juga akan dilihat orang. Namun di sini tiada orang lain. Hanya dia dan bapa mertuanya saja. Dia amat dahagakan seks. Dah lama dia tak dapat bersama lelaki yang dapat memuaskannya. Mungkin bapa mertuanya di kampung terpencil ini boleh.

“Aah..,” Noreen mengeluh bila merasakan jari orang tua itu mengentel klitorisnya.

Tanpa disedarinya bapa mertuanya itu mulai bergerak ke bawah. Bapa mertuanya mengangkangkan peha Noreen. Muka bapa mertuanya hanya beberapa inci daripada permukaan yang lembab itu. Noreen dapat merasakan kedua belah tangan bapa mertuanya memegang belah dalam pehanya supaya tidak tertutup.

“Ooh.. Arrgh!” Noreen tersentak apabila mulut bapa mertuanya tiba-tiba mengucup bibir pukinya.

Dia dapat merasakan lidah orang tua itu seperti ular mencuri-mencuri masuk ke dalamnya. Nafas Noreen terasa sesak apabila lidah itu keluar masuk dengan rancak ke dalamnya. Sekali ke tepi dan sesekali ke bawah, kemudian ke kiri dan kanan.

Kemudian orang tua itu menindih tubuh Noreen yang montok itu sehingga batang yang keras itu berada tepat di rekahan puki bekas menantunya. Dia bergerak ke depan sedikit sehingga tempat sulit mereka bersentuhan. Tangan Noreen ke bawah memegang batang pelir orang tua itu. Diusap-usap batang yang keras itu sebelum menyelitkan kepala tombol itu di celah bibir buritnya. Melihat pelawaan dari Noreen itu bapa mertuanya terus menekan batangnya masuk ke dalam puki Noreen. Lubang yang basah itu dengan amat mudah menerima batang tersebut walaupun agak besar juga.

“Aah..” Noreen mengerang apabila batang itu masuk sepenuhnya.

Sambil menujah puki Noreen dengan batangnya orang tua itu juga tidak henti-henti menghisap puting tetek Noreen. Punggung Noreen bergerak rancak apabila pukinya kena main dengan begitu sekali oleh bapa mertuanya. Dia mengerang tak henti2. Lubangnya berdecik-berdecik berbunyi apabila orang tua itu dengan laju memasuk dan mengeluarkan batangnya. Punggung Noreen terangkat buat kali terakhir sambil dia merangkul tubuh bapa mertuanya. Dia sampai ke kemuncaknya apabila terasa bapa mertuanya mula memancut di dalamnya.

Noreen terdampar keletihan. Peluh membasahi tubuhnya. Belum pernah dia kena main di tengah kebun begitu dan belum pernah dengan lelaki berumur 60 tahun. Masih hebat lagi orang tua itu rupanya. Mungkin dah lama dia tak dapat, apa lagi setelah kematian isterinya tahun empat bulan lalu. Tidak lama kemudian tanpa sebarang kata-kata, bapa mertuanya berlalu dari situ dan Noreen beredar pulang.

*****

Malam itu setelah makan malam, Noreen ke biliknya untuk tidur. Sudah hampir pukul 12 malam baru bapa mertuanya pulang, entah dari mana. Walaupun pada siang tadi Noreen telah membiarkan dirinya disetubuhi oleh bapa mertuanya, dia bukan berhasrat untuk mengulanginya lagi. Mungkin kalau dengan orang lain tak apa, tapi tak kanlah pula dengan bapa mertuanya sendiri. Mungkin tadi kerana nafsu seks yang sudah lama tidak dipuasi maka dia membiarkan dirinya disetubuhi. Tetapi sedikit sebanyak dia terasa menyesal sedikit.

Noreen sudah nyenyak tidur apabila biliknya dimasuki bapa mertuanya. Orang tua itu perlahan-lahan menghampiri katilnya. Bilik itu hanya diterangi oleh lampu malap di tepi katil. Tapi ia sudah cukup terang untuk bapa mertuanya melihat tubuh Noreen yang hanya dibaluti baju tidur yang jarang dan singkat.

Orang tua itu duduk di atas katil di tepi menantunya. Perasaan ghairahnya semakin membuak, apalagi melihat peha Noreen yang terkangkang sedikit. Noreen memang sudah kebiasaannya tidak memakai pakaian dalam bila dia tidur. Kurang selesa rasanya. Bulu-bulu hitam halus di sekeliling kemaluannya dapat dilihat samar-samar oleh bapa mertuanya. Tak sabar-sabar rasanya orang tua itu ingin menikmati sekali lagi tubuh yang cukup mengghairahkan itu.

Bodohnya anak aku meninggalkan perempuan yang secantik ini. Engkau tak mahu, untung aku boleh pakai sepuas2nya, fikir orang tua itu. Buat apa dibazir. Apalagi dia juga sedar bahawa menantunya yang belum mempunyai anak itu juga amat dahagakan seks. Dalam umur yang baru menjangkau 25 tahun tentu dia ingin dibelai sentiasa. Dia sendiri juga sama, setelah ketiadaan isterinya sudah beberapa tahun ini. Walau umurnya dah nak mencecah 60 tahun, namun masih lagi kuat tenaganya. Dan sejak berduaan saja dengan menantunya itu, semakin menjadi-menjadi pulak keinginannya.

Dia menyentuh kedua buah dada yang membusut itu dan meramas-meramas lembut. Terdengar nafas Noreen turun naik semakin kencang sikit dan puting buah dadanya mula mengeras dan berkerut-kerut. Dia berhenti seketika untuk membuka butang baju tidur menantunya. Selesai membuka butang, dia terus saja menarik ke kiri dan kanan. Kemudian dia melucutkan kain yang dipakainya sendiri. Batangnya sudah terpacak keras. Mahu saja dia menindih tubuh menantunya, tapi dia sedar dia tidak harus gopoh. Dia harus mengghairahkan Noreen dulu supaya menantunya akan mengikut apa sahaja kehendaknya nanti.

Dia naik ke atas katil dan tidur mengiring di tepi menantunya yang masih nyenyak. Tangannya merayap semula ke dada Noreen. Seronok dia meramas-meramas kedua belah buah dada yang membusut itu. Sekali dia menggentel kedua-kedua puting yang menjadi keras semula. Sekali lagi nafas Noreen turun naik dengan cepat. Orang tua itu merapatkan tubuhnya ke tubuh Noreen. Digesel-Digesel batangnya pada peha Noreen sambil dia mencium buah dada menantunya. Apabila mulutnya terjumpa terus saja dia menghisap puting buah dada yang keras itu. Tangannya pula merayap ke celah kangkang Noreen. Dia menggosok-menggosok puki Noreen.

“Mm..” Noreen mengerang sambil pehanya dengan sendiri terbuka.

Bapa mertuanya mengusap-mengusap bulu-bulu halus yang menutupi kemaluan Noreen sebelum jarinya ke celah bibir yang sudah mulai lembab sedikit. Digosok-Digosok dan dikuis-kuisnya lembut sehingga di celah-celah bibir itu mulai basah. Mukanya meninggalkan dada Noreen. Dia mencium pipi Noreen sebelum mulut mereka bertemu. Mulut Noreen terbuka menerima lnoreennya. Jarinya mulai keluar masuk kemaluan Noreen. Kemudian dua jari masuk ke dalam kemaluan menantunya pula.

“Uuhh..” tiba Noreen mendengus sambil membuka matanya. Terkejut seketika dia melihat muka bapa mertuanya hanya beberapa inci dari mukanya.
“Huh..?”
“Bapak stim..”
“Kenapa tak kejutkan Noreen? Datang curi-curi pulak..”
“Saja..”
“Kalau datang mintak takut Noreen tak bagi?”
“Heh heh.”
“Kalau mintak takkan lah Noreen tak bagi. Kan Noreen bagi petang tadi..”

Dia tersenyum memandang bapa mertuanya.

“Mm..” dia memandang ke bawah sambil tersenyum apabila terasa jari orang tua itu menggentel-gentel kelentitnya.
“Kamu ni dah lama tak kena, ya?”
“Kan petang tadi dah kena dengan bapak..”
“Yalah, sebelum tu maksud aku.”
“Kenapa bapak cakap begitu?”
“Aku gentel sikit, kamu dah cukup basah..”
“Memanglah dah lama tak dapat..”

Tangan Noreen memegang batang bapa mertuanya yang asyik menyucuk-menyucuk pehanya. Dibelainya dengan lembut. Kemudian dilancapnya perlahan-perlahan sehingga orang tua itu pula yang mula mengerang. Noreen melepaskan seketika batang itu sebelum menolak bapa mertuanya supaya tidur melentang. Dia menindih badan orang tua itu tetapi dengan kepalanya ke bawah. Dipegangnya batang itu semula sebelum membongkokkan kepalanya. Noreen menjilat sekeliling kepala tombol itu sebelum dimasukkan ke dalam mulutnya. Kemudian dia menghisap perlahan-lahan.

Cukup stim orang tua itu dikerjakan Noreen dengan mulutnya sehingga dia terasa akan pancut dalam sedikit masa saja lagi. Dia pun tidak tahan sabar lagi. Terus diangkatnya punggung Noreen supaya naik ke atasnya. Kedua lutut Noreen berada di sebelah kiri dan kanan kepala bapa mertuanya.

Terpampanglah kemaluan Noreen yang terbuka luas hanya beberapa jengka dari muka orang tua itu. Tak sabar-sabar lagi orang tua itu pun menyembamkan mukanya ke puki Noreen. LNoreennya terus saja masuk ke celah-celah bibir puki menantunya sambil tangannya meramas-meramas punggung Noreen yang lebar itu. Kemudian tangannya membuka punggung Noreen, meninggalkan burit Noreen seketika untuk naik ke atas sikit mencari lubang jubur menantunya pula.

Dijilatnya tempat itu pula sehingga Noreen kegelian dibuatnya. Sedap ada, geli ada, jijik pun terasa. Tapi biarkan kalau itu yang orang tua itu suka. Lama mereka dalam posisi 69 itu sebelum Noreen bangun semula. Dia bertinggung di atas bapa mertuanya. Dipegangnya batang orang tua itu sebelum dia melabuhkan buritnya ke atas kepala tombol. Dengan amat mudah sekali batang itu masuk ke dalam lubangnya yang memang sudah cukup basah. Apabila batang itu tenggelam sepenuhnya, Noreen mengemut2kan kemaluannya.

“Aah..” orang tua itu mengerang.
“Kenapa? Tak suka?”
“Ada ke tak suka?” bapa mertuanya menjawab.
“Puki kamu ni memang cukup sedap.”

Dia memegang punggung Noreen supaya tidak bergerak sebelum dia mencabut sedikit kemudian masuk semula. Dia selang seli melaju dan memperlahankan tujahan ke dalam Noreen.

“Oohh..” Noreen pula mengerang.
“Kamu? Tak suka?”
“Memanglah batang bapak pun sedap. Kalau tidak tak kan mau Noreen bagi kat bapak,” dia berkata sambil menunduk dan mengucup mulut bapa mertuanya.

Sambil itu Noreen menggerak-gerakkan punggungnya seperti orang sedang menari gelek dan dalam sekejap masa saja burit Noreen mengembang sedikit dan dia terus sampai ke kemuncaknya. Orang tua itu terus mengocak puki Noreen sehingga menantunya mula ghairah semula.

“Noreen?”
“Mm?” menantunya menjawab manja.
“Kalau bapak mintak sesuatu, Noreen bagi tak?”
“Hmm, apa dia?”
“Boleh bapak pancut dalam mulut Noreen?”
“Terserah kalau bapak mahu..”

Lalu orang tua itu mula menojah puki Noreen dengan lebih laju lagi. Apabila Noreen terasa batang itu menjadi begitu tegang di dalamnya dia terus mencabut batang tu dari celah kangkangnya. Cepat-Cepat dia mengambil batang itu ke dalam mulutnya dan menghisap pula.

“Arrgh..” orang tua itu mengerang dan memegang kepala menantunya dan air maninya terpancut di dalam mulut Noreen.

Menantunya menghisap-menghisap hingga terkeluar semua air mani dan ditelannya. Apabila batang itu mulai lembik baru dilepaskan dari mulutnya. Kemudian Noreen menngucup batang yang telah begitu mendatangkan kepuasan kepadanya sedikit masa tadi. Seolah-olah susah nak dipercayai, batang yang sudah lembek itu telah berjaya membuak-buakkan nafsunya tadi. Mereka tertidur dalam keadaan bogel.

Kerana keletihan mereka tidur hingga ke pagi. Bila orang tua itu terjaga Noreen tidur dengan membelakangi bapa mertuanya. Dalam keadaan itu punggungnya berada rapat di perut bapa mertuanya. Kalaupun tidak kerana itu, memang dia sentiasa terjaga dengan batang yang keras. Selalunya kerana ingin ke bilik air. Dia bangun untuk membuang air kecil. Selesai saja dia masuk semula ke dalam.

Noreen masih tidur dalam posisi yang sama. Orang tua itu mengintai ke bawah. Jelas sekali dapat dilihat bibir kemaluan Noreen. Batangnya mengeras sekali lagi. Dia membongkok dan mengucup bibir puki menantunya seketika. Lembab dan masin sedikit. Cukup menaikkan nafsunya. Dia baring semula dan memeluk Noreen dari belakang. Dia menggerak-gerakkan punggungnya sedikit sehingga kepala tombol pelirnya berada di pintu masuk ke kemaluan Noreen. Jarinya menguakkan bibir puki Noreen sebelum diselitnya kepala tombol pelirnya di celah-celah bibir puki menantunya.

Posisi itu memang membuat lubang Noreen ketat sedikit dan agak sukar untuk dimasuki sepenuhnya. Dengan hanya kepala tombol saja di dalam orang tua itu menggerakkan punggungnya. Tangan kanannya memegang punggung Noreen sambil dia berbuat begitu. Lama kelamaan lubang itu jadi basah dan licin sedikit. Orang tua itu pun terus menekan batangnya ke dalam sepenuhnya. Kemudian baru dia bergerak-bergerak mengocak puki Noreen.

“Mm..” terdengar Noreen mengerang.
“Sedap..?” orang tua itu membisik di telinga Noreen.
“Mm..” terdengar bunyi dari mulut Noreen.
“Nak bapak teruskan?”
“Mm.. Sedapnya Bapak..”

Orang tua itu bangun. Dia mengangkat peha kanan Noreen supaya menantunya tidur melentang. Kemudian sekali lagi dia menekan batangnya ke dalam puki Noreen yang sudah basah.

“Oo.. Oo..” Noreen merengek apabila terasa kemuncaknya semakin dekat.
“Laju lagi Bapak,” dia memberi arahan.

Bapa mertuanya menuruti saja kehendak Noreen. Dia memperlajukan tujahan batangnya ke dalam burit Noreen sehingga tubuh menantunya tiba-tiba kejang dan dia terus sampai ke puncak kenikmatannya. Tak semena-mena orang tua itu mencabut batangnya walaupun dia belum pancut. Kepala dia turun ke bawah. Sekali lagi dia menjilat puki Noreen.

Menantunya menggeliat keseronokan sambil disua-suakan celah kangkangnya kepada orang tua itu. Orang tua itu menghisap kelentitnya seketika sebelum merayap ke atas dan menindih tubuh menantunya. Noreen mencari-mencari batang yang keras itu dengan tangannya. Apabila terjumpa terus dibawanya ke pukinya sekali lagi. Dia mahu merasakan batang itu di dalamnya. Sambil meletakkan hujung pelir bapa mertuanya di pintu kemaluannya, dia mengangkat punggungnya.

“Aa.. Hh,” dia mengerang apabila batang itu tenggelam sepenuhnya ke dalam buritnya. Punggungnya bergerak ke kiri dan kanan yang menyebabkan batang itu keluar masuk dari dalamnya.
“Sedapnya Pak..” dia membisik di telinga bapa mertuanya.

Orang tua itu merangkul tubuh Noreen sambil punggungnya bergerak laju ke depan dan belakang. Batangnya semakin rancak keluar masuk dari puki menantunya yang sudah cukup basah itu. Tidak lama kemudian dia menekan jauh ke dalam sambil melepaskan pancutan demi pancutan ke dalam.

Selesai sarapan mereka ke kebun. Noreen menolong bapa mertuanya di kebun dengan tekun. Hampir tengah hari mereka kembali semula ke rumah. Noreen menyediakan masakan tengah hari. Setelah makan, orang tua itu ke bilik mandi. Selesai mandi, dia menyalin pakaian dan berehat di atas sofa di ruang tamu. Setelah selesai mandi dan mengenakan baju-T serta kain sarong, Noreen datang membawa minuman kepada bapa mertuanya. Sambil duduk di samping bapa mertuanya dan menikmati minuman kopi, Noreen mempelawa untuk mengurut tubuh orang tua yang nampak keletihan itu. Orang tua itu setuju sahaja, tetapi mengajak Noreen ke dalam bilik.

Dia berbaring di atas katil dan Noreen mula mengurut. Mula-Mula di bahu dan belakang, diikuti dengan betis dan peha pula. Kemudian Noreen menyuruh bapa mertuanya mengalih kedudukan supaya dia boleh mengurut bahagian depan pula. Apabila orang tua itu mengalih posisi, ternampak sesuatu menongkat kain sarongnya. Dia tersengeh. Noreen pura-pura buat tak nampak sambil dia mengurut. Tiba-tiba orang tua itu menyentuh buah dada Noreen. Dibiarkannya sahaja. Orang tua itu meramas-meramas kedua tetek Noreen.

“Itu nak mengurut ke nak apa tu..?” Noreen berkata sambil ketawa.
“Tengah urut le ni..” orang tua itu tersengeh.
“Nak Noreen urut kat sini juga?” perempuan muda itu menyentuh tempat yang menongkat kain sarong bapa mertuanya.
“Urut situ pun bagus juga..” kata orang tua itu.
“Tapi biar aku urut kau dulu. Nak?”
“Mm..” jawab Noreen manja.
“Kalau nak, Noreen baringlah.”

Tanpa disuruh dua kali, Noreen pun merebahkan badannya ke katil. Bapa mertuanya menyuruhnya meniarap. Noreen mengikut perintah lagi. Orang tua itu bangun dan duduk di atas punggung Noreen sambil tangannya mula memicit bahu menantunya. Kemudian tangannya ke bawah pula, ke pinggang dan seterusnya ke betis dan peha. Bila bahagian dalam pehanya diurut, Noreen menggeliat keenakan. Memang dia sudah mula terangsang. Dari tadi pun, ketika dia memicit tubuh bekas bapa mertuanya kehangatan telah merebak ke seluruh tubuhnya. Apalagi bila melihat batang orang tua itu menongkat kain sarungnya, tanda bahawa bekas bapa mertuanya sekali mahu memain pukinya.

“Bapa rasa Noreen buka semua pakaian. Lagi senang bapa urut..”
“Ya ke?” kata Noreen sambil menoleh ke belakang, melihat bekas bapa mertuanya tersengeh saja.
“Bapa bukakanlah untuk Noreen..” dia menyuruh manja.

Tanpa disuruh dua kali orang tua itu melondehkan kain sarung dan membuka baju Noreen. Bekas menantunay itu memang tidak memakai pakaian dalam jadi terdedahlah tubuhnya yang putih melepak untuk ditatap dengan geram oleh orang tua itu. Bekas bapa mertuanya itu terus melucutkan kain sarung yang dipakainya sendiri.

“Nak bapa urut dengan lidah ke dengan ini?” katanya sambil mengisyaratkan batangnya keras menunjuk langit.
“Suka hati Bapak lah..” jawab Noreen sambil ketawa.

Orang tua itu kembali duduk di atas buntut Noreen. Batangnya diletakkan di rekahan punggung Noreen sambil dia menggerak-menggerak punggungnya ke depan dan belakang. Noreen menggeliat kegelian. Dapat dirasakan celah kangkangnya mulai basah sedikit. Orang tua itu menindih belakang Noreen dengan tubuhnya. Dikuakkan rambut Noreen untuk mencari belakan tengok Noreen. Dicium dan dijilatnya hingga ke telinga.

“Mm..” Noreen mendengus apabila cuping telinganya dijilat.

Tak disangkanya orang tua itu begitu mahir sekali memainkan peranan untuk memuncakkan keberahiannya. Kalau seminggu dulu dia hanya menyayangi orang tua itu sebagai bekas mertuanya, tetapi kini perasaan sayang yang timbul sudah berbeza. Sayangnya kini sebagai seorang kekasih, apalagi kekasih yang cukup mahir dan hebat di ranjang sekalipun sudah lebih dua kali ganda umurnya sendiri.

Walau bekas bapa mertuanya tidak sekacak bekas suaminya dulu, namun itu tidak dikisahkan sangat oleh Noreen. Ternyata orang tua itu lebih hebat dari anak lelakinya sendiri dalam cara memuaskan perempuan. Dan itu yang lebih penting untuk Noreen kini. Dalam dua hari ini dia merasa lebih puas digomoli daripada setahun lebih hidup bersama suaminya dulu yang kurang mahir memberikan kepuasan seks kepadanya. Dan si tua yang pernah bergelar mertua ini ternyata tahu di mana terletak segala kunci eros di seluruh pelosok tubuhnya.

Pinggul Noreen mula terangkat-terangkat menerima geselan batang yang besar dan keras di celahan punggungnya yang masih padat dan gebu itu. Pehanya terbuka sehingga tubuh orang tua itu berada di celah kangkangnya. Bahagian depan kemaluannya ditekan-ditekan pada tilam di bawah perutnya. Namun itu untuk meredakan sedikit kegatalan yang semakin menjadi-menjadi di celah kangkangnya. Orang tua itu menggerakan tubuhnya ke bawah sedikit sehingga kepala tombolnya sesekali tersentuh dengan bibir kemaluan Noreen.

Terasa kebasahan di celah bibir itu di hujung pelirnya. Dia tahu bekas menanntunya kini sudah betul-betul berada di bawah taklukannya. Dia tersenyum puas kerana berjaya memperoleh perempuan muda dan cantik ini bukan dengan kekayaan atau ketampanannya, tapi dengan batangnya yang keras dan besar itu. Dia yakin Noreen sanggup mengabdikan diri kepadanya selagi dia masih berupaya memuaskan. Dia sendiri juga sanggup melakukuan segalanya supaya Noreen akan tetap tinggal serumah dengannya. Memang dia mengidamkan tubuh Noreen yang menggiurkan itu sejak pertama kali dia menatap wajah Noreen. Oleh itu dia berhasrat memuaskan segala hajatnya walaupun sampai seribu kali.

Sengaja dia ulit-ulitkan kepala tombolnya kelopak kemaluan bekas menantunya itu, namun tidak juga dimasukkan. Setiap kali kepala tombol itu tersentuh pintu farajnya setiap kali pula dia menanti dengan debaran untuk merasakan sekali lagi benda yang telah berkali-berkali membuatnya orgasme. Namun dia kehampaan apabila setiap kali pula hujung pelir itu merenggangkan diri darinya. Dia sememangnya kepingin sangat merasakan lubangnya diterobos dengan ganas oleh batang yang keras itu. Namun bekas bapa mertuanya itu begitu sadis sekali, membuatnya tertunggu-tunggu. Dia mmenghembus nafas kehampaan sekali lagi.

“Cepatlah, Pak!” Noreen merayu.
“Cepat apa?”
“Masukkanlah cepat..”
“Mm..? Sayang nak apa sebenarnya ni?”
“Noreen nak batang Bapak lah..” Noreen merenggek seperti anak kecil mahukan susu.
“Ya ke? Nak sangat-sangat?”
“Mm.. Nak sangat-sangat..”
“Nak dekat mana?”

Kini Noreen sedar bahawa orang tua itu sebenarnya mahu mendengar dia mengucapkan kata-kata lucah.

“Noreen mahu bapak.. Kongkek puki Noreen yang sudah basah ni, Pak..” dia sekali lagi merasakan hujung pelir bekas bapa mertuanya di rekahan.
“Puki Noreen dah tak tahan lagi kalau tak dapat rasa batang Bapak itu..”

Mendengar kata-kata yang sebegitu lucah dari mulut bekas menantunya membuat makin terlonjak nafsu seksnya. Hatinya terasa sedikit megah bahawa perempuan semuda dan secantik Noreen sekarang sudah ketagih dengan batangnya yang besar itu. Dia mengambil bantal untuk mengalas bahagian bawah perut Noreen. Dalam keadaan begitu Noreen tertonggeng sedikit dan mahkota di celah kangkangnya terbuka untuk digunakan sepuas-puasnya. Orang tua itu sekali lagi mengacukan hujung pelirnya ke belahan yang dipagarai bulu-bulu halus di celah kangkang Noreen. Tangannya ke kemaluan Noreen dan dengan menggunakan kedua ibu jarinya dia merenggangkan bibir yang dibasahi lendir itu.

“Sayang, tolong masukkan batang Bapak..” dia memberi arahan.

Tanpa menoleh tangan Noreen dengan cepat saja ke belakang mencari-mencari batang itu. Apabila ketemu terus saja ditariknya dan diselitkan di celahan buritnya yang sudah siap direkahkan oleh orang tua itu. Hanya selepas orang tua itu menekan kepala tombol itu ke dalam baru Noreen melepaskannya. Tangannya kemudian kehadapan untuk membantalkan kepalanya.

“Sedapnya, Pak..” dia merenggek lagi sambil punggungnya bergerak ke kiri dan ke kanan perlahan.

Tapi tiba-tiba.. Phhaapp..! Orang tua itu merejam batangnya ke dalam dengan puki Noreen dengan pantas hingga tenggelam sepenuhnya dan perutnya menghempap punggung Noreen.

“ADUH.. Oh mak..” janda muda itu berteriak kuat.

Walaupun memang dia sudah bersedia namun kemasukan batang yang besar itu ke dalamnya dengan tiba-tiba bukan saja membuat dia terkejut tetapi terasa senak sebentar. Liang farajnya terasa nyilu namun dia merasakan satu kelainan pula. Walau berbeza caranya tetap enak juga dirasakannya. Selalunya dia akan merasa batang dimasukan sedikit, dicabut dan dimasukkan lagi sedikit demi sedikit ke dalam sebelum vaginanya dia dienjot dengan laju. Orang tua itu menggembangkan batangnya sampai Noreen terasa lubang kemaluannya dipenuhi sepenuhnya sampai ke pintu rahim.

Noreen terasa pinggulnya dicengkam sebelum diikuti dengan batang itu ditarik keluar semula perlahan-perlahan sehingga kepalanya saja berada di dalam. Kemudian sekali lagi rejaman cepat ke dalamnya. Kali ini Noreen sudah bersedia. Kedua tangannya ke belakang untuk merenggangkan lagi lubang cipapnya.

“Oh.., Pak..!” Noreen mengerang.
“Sayang suka main macam ni?”
“Sedap, Pak. Kuat lagi Pak, Noreen dah nak sampai ni.” dan dua rejaman lagi kemaluannya sudah menggembang dan dia sudah orgasme.
“Ohh.. Aarrgghh..!” Noreen meraung, diikuti dengan ledakan umpama bom air dii celah kangkangnya.

Selepas itu bekas bapa mertuanya saja menarik dan menekan dengan laju sehingga sekali lagi Noreen menggerang-menggerang dibuatnya. Janda muda itu membalas tindakan itu dengan mengemut-emutkan liang farajnya. Biar dia rasa pulak, fikirnya. Kini giliran orang tua itu pula mendengus apabila merasakan liang vagina Noreen seperti mengurut-mengurut batangnya. Semakin dia melajukan permainannya, semakin galak pula dia merasakan batangnya dikemut. Akhirnya dia sendiri juga tidak dapat bertahan lagi untuk kali terakhir dia terjunam ke dalam lubang nikmat itu. Buat sejenak dia menahan nafas dan diikuti dengan pancutan jauh ke dalam rahim Noreen. Dia merangkul kemas pinggang Noreen sehingga ke pancutan terakhir.

“Arrgghh..!” dia mendengus.

Kehangatan pancutan itu juga dengan sendirinya membuat Noreen sekali lagi sampai ke kemuncaknya walaupun tidak sehebat kali pertama tadi. Orang tua itu bongkok mencium pipi bekas menantunya yang dibahasi keringat.

“Enak ya kalau kita boleh begini selalu?” dia berbisik di telinga Noreen.
“Kenapa tidak boleh?” Noreen menjawab.
“Terserah. Kamu boleh tinggal selama-lamanya di sini.” Dia tersenyum memikirkan kepuasan yang bakal dinikmati bersama Noreen pada hari-hari mendatang.

Di luar matahari sudah terbenam dan petang bertukar menjadi malam. Perlahan-Perlahan batangnya yang sudah sederhana keras tercabut dari celah kangkang bekas menantunya dan dia tertiarap di samping Noreen keletihan.

Sunday, August 12, 2012

Nikmat, Wanita setengah Baya

Sebenarnya jujur aku merasa malu juga untuk menceritakan pengalamanku ini, akan tetapi melihat pada jaman ini mungkin hal ini sudah dianggap biasa. Maka aku beranikan diri untuk menceritakanya kepada para pembaca. Tetapi ada baiknya aku berterus terang bahwa aku menyukai wanita yang lebih tua karena selain lebih dewasa juga mereka lebih suka merawat diri. Aku seorang pria yang suka terhadap wanita yang lebih tua daripadaku.

Dimulai dari aku SMA aku sudah berpacaran dengan kakak kelasku begitu juga hingga aku menamatkan pendidikan sarjana sampai bekerja hingga saat ini. Satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku berpacaran dengan seorang janda beranak tiga. Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harus sampai di kantor pukul 08.30 tepat. Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapan lebih banyak kendaraan di sana. Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit akhirnya aku putuskan aku harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang kustop mau berangkat tiba-tiba seorang wanita menghampiriku sambil berkata, "Mas, mau ke Pulo Gadung ya?" tanyanya, "Saya boleh ikut nggak? soalnya udah telat nich."

Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia. Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah katering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di Kawasan Industri Pulo Gadung. Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga. Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop.

Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk berbincang-bincang satu sama lain. Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks. Tepat jam 19.00, petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta. Pertunjukan belum dimulai aku sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda. "Dewi, kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan," kataku sambil menyentuh buah dadanya yang montok. "Ah Mas, saudaranya yang di mana?" katanya, sambil mengerlingkan matanya. Melihat hal itu aku langsung melumat habis bibirnya sehingga napasnya nampak tersengal-sengal. "Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang." Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film saja yang muncul.

Setelah menyebutkan Hotel **** (edited), taxi itupun melaju ke arah yang dituju. Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke vagina dengan segera Dewi menghalangi sambil berkata, "Jangan di sini Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang." Akhirnya kulihat ke depan memang benar supir itu melirik terus ke arah kami. Sampai di tempat tujuan setelah membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi, "Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal." Seraya sudah tidak sabar aku tuntun segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari belakang ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang menempel di badanku hingga aku bugil ria. Penisku yang sudah menegang dari tadi langsung dalam posisi menantang Dewi.

Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia pun dalam keadaan bugil. Kemudian dengan rakus dijilatinya penisku yang merah itu sambil berkata, "Mas kontolnya merah banget aku suka." Dalam posisi 69 kujilati juga vagina Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara, "Mas, aku mau keluaarr.."
"Cret.. cret.. cret.."
Vagina Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, "Dewi, Wi, Mas mau keluar.."
"Crot.. crot.. crot.."
Spermaku yang banyak akhirnya diminum habis oleh Dewi.

Setelah itu kami pun beristirahat. Tidak lama kemudian Dewi mengocok kembali penisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian penisku berdiri dan siap melaksanakan tugasnya. Dituntun segera penisku itu ke vaginanya. Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan penisku ke vaginanya. Dewi mendesah panjang, "Mas, kontolnya kok bengkok sih, nakalnya ya dulunya?" Tidak kuhiraukan pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan penisku ke vaginanya. "Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih." Sleep.. bless.. masuk sudah penisku ke vaginanya yang merekah itu. Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap. Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak. Puncaknya ketika Dewi memanggil namaku, "Jonathan.. terus.. terus.. Dewi, mau keluar.." Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak, "Jonathan.. aku.. keluaarr.." sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat.

Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi, "Wi.. ah.. ah.. tumpah dalam atau minum Wi.." kataku. Terlambat akhirnya pejuku tumpah di dalam, "Wi.. kamu hebat.. walaupun sudah punya 3 anak," kataku sambil memujinya. Akhirnya malam itu kami menginap di hotel **** (edited). Kami berpacaran selama 1 tahun, walaupun sudah putus, tetapi kami masih berteman baik.

Adakah di antara pembaca baik itu gadis, janda, maupun tante yang bersedia kencan lepas denganku aku siap melayaninya, terlebih lagi kalau lebih tua dariku. Silakan kirim email ke alamatku disertai nomor telepon, pasti aku hubungi. Benar juga kata pepatah, "Kelapa yang tua, tentu banyak juga santannya". Yang lebih tua memang enak juga untuk dikencani. Salam!

Saturday, August 11, 2012

Janda Muda Cantik

Maaf... bisa geser mbak?sapaku membangunkan cewek yang tertidur di bis dewi sri jurusan jakart.
emang dah penuh ya?jawabnya agak bermalas2an.
akhirnya saya duduk di sampingnya,bispun mulai melaju menuju tujuan.
pada mulanya kami saling diem,aku memulai membuka percakapan.
mau ke mana mbak...
ke jakarta...jawabnya..
lama-lama kami mulai akrab karena aku sedikit mengorek ttg dirinya dan bercerita juga tentang masalaluku berpacaran.dari situ aku mulai memberanikan diri memegang tangannya.ternyata walau agak menolak genit tapi dia tetap diam ketika kuremas dan kuelus tangannya.
aku mulai mengeluarkan jurusku,kupijit-pijit tanganya dan dia menikmati.
wah pinter juga yah lo mijit,mau dong pijitin...guraunya.
langsung saja ku teruskan memijit mulai pungggung dan merambat ke daerah di sekitar dadanya.dia diam saja dan mulai mendengus kenikmatan.karena bis melaju kencang dan lampu dimatikan,maka aku bisa lebih leluasa melakuakan aksiku.sesekali orang yang duduk di belakangku bangun dan melihat apa yang kami perbuat.
ah...sebodoh amat,yang penting gw seneng dan cewek disamping gw juga menikmati...begitu gumamku dalam hati.
hampir semalam suntuk aku kerjain dia,yang tadinya hanya memijit lama kelamaan gw remas toketnya.ternyata dia juga mnikmati,maka kuteruskan aksiku.kususupkan tanganku melalui kaos bagian bawahnya dan yanng satu lagi aku buat memainkan memeknya.dia menggelinjang kenikmatan.
ihhhhhhhh mas sksd deh sindirnya..
emang apa sksd ?tanyaku
sok tahu sok dekat...
owwwwwww....
lo juga suka kan?
dia hanya tersenyum.lalu kuteruskan pekerjaanku sampe dia klimaks.tak terasa sudah sampai pulo gadung dan dia mau cepat-cepat berangkat kerja.makanya dia langsung ngacir naik ojek karena takut kesiangan.untungnya saat di bisa kita saling tuker hp dan janjian mau ketemuan sabtu sorenya.
singkat cerita...
sore itu ku tunggu dia di terminal tanjung priok,karena kemacetan yanng di sebabkan naiknya harga BBM (waktu itu pas hari pertama naik) maka dia agak terlambat,waktu aku telp dia kubilang,udah naik ojek aja ntar gw yang bayarin.
mau kemana kita sri....
kemana aja deh mas katanya....
ya udah ke ancol aja yuk..
aku dah sangat bernafsu begitu dia sambut ajakanku.yanng ada dalam benakku hanya bagaimana aku bisa ngentot sama dia.
sesampainya di ancol kupilih tempat yang agak sepi agar bisa bebas bermesraan.tapi saat aku minta dia untuk saling merangsang dia malah gak mau,malu katanya.
ya udah kita jalan-jalan aja yuk.akhirnya kita jalan sampe jam 10 malam.
sri kalo malam gini dah gak ada angkutan neh,gemana kalo kita cari tempat nginap aja?
nggak akh takut...katanya.
takut kenapa?aku janji gak ku apa-apain deh,swear...
walau agak lama kurayu namun akhirnya membuahkan hasil juga.lalu kami naik mobil jurusan kota dan naik lagi sampe pasar baru.langsung saja aku ajak dia masuk ke hotel ***.karena dia belom pernah masuk hotel,kelihatan sekali dia sangat canggung.
sesampainya didalam aku dah gak sabar lagi,tapi dia menolak waktu kuajak ML,ya udah kita cerita-cerita dulu.sambil cerita kurangsang dia,kuremas susunya dan kusedot-sedot putingnya.ternyata di situlah titik lemahnya,dia nggak tahan lagi.ku lucuti semua pakaian yang ada tanpa dia sadari,mungkin saking nikmatnya hingga dia gak memperhatikan apa yang kulakukan.mulai kususuri semua kulitnya,ku jilati telinga belakangnya.dia semakin menggelinjang.massssssss....ohhhh..enakkkkkkkkkk..trss masasssssss..ceracaunya.kuturunkan jilatanku sampai ke kedua payudarannya.kusedot-sedot dan ku remas-remas keduannya bergantian.dia semakin melayang terbang ke awan.jilatanku trs merembet sampai akhirnya kujilat dan kumainkan memeknya.ternyata sudah basah...enak ya say?...
ssssssss iya mas...trs mas.......ohhhhh.ssssssshh...terus ku mainkan memeknya sampe bener-bener siap..aku tidak mau membuang kesempatan sia-sia,kupasangkan kontolku tepat di depan pintu memeknya.selagi dia menikmati rangsangankku di kedua payudara dan mulut serta kupingnya,ku masukkan saja kontolku.aku langsung tancap sampe bener-bener mentok.walaupun sudah janda tapi ternyata masih seret banget.(dari cerita-cerita kami, ku tahu bahwa dia sudah bukan gadis lagi,dia janda di tinggal suaminya,makanya dia sangat hot ketika dirangsang sedikit)tanpa ba-bi-bu terus ku genjot tubuhnya sampai ranjang hotel berderit.dia merem melek menikmati apa yang ku lakukan.masssssss sssshh nikmat masssss...lama aku entot dia sampe akhirnya ku gak kuat dan keluarlah spermaku di dalam memeknya.dia kaget dan tersadar bahwa aku sudah menjerumuskan dia ke lubang kenikmatan.dia menatapku sambil bertanya.mas tadi mas masukin yah kontolnya?...
iya ..emang kamu gak terasa?
iya sih enak banget,tapi kok dimasukkin sih?kan dah janji..
iya deh sory-sory..aku gak tahan soalnya.
akhirnya dia nangis di dadaku,terasa damai hatiku ada cewek nangis di dadaku.
setelah beristirahat dan cerita-cerita ttg kehidupannya,aku mulai merangsang dia lagi.sekarang dia sudah tidak menolak sama sekali.dia menikmati semua yang ada.mungkin sudah terlanjur pikirnya.ku kulum bibirnya,kumainkan lidahku didalam mulutnya.dia mulai berreaksi menyambut kenikmatan yang kuberikan.kuremas-remas susunya.dia semakin menggelinjang tidak karruan.lalu kucium dan ku sedot kedua putingnya bergantian sambil kuremas-remas mesra.dia semakin tidak tahan.ku elus-elus vaginanya.kujilati lagi dan kumainkan klitorisnya,dia mengerang dahsyat.ssssssssshhhhhhhh...masssss..ouuuuuhhhhhhgggggf..trs mas..enakkkk...iiya say jawabku.
sekarang masukin yah say?
dia hanya diam sambil menatapku sayu.
lalu ku atur posisi,ku letakkan pantatnya di pingir ranjang,aku berdiri,sementara kontolku sudah tepat di depan liang surganya.kumasukkan pelan-pelan.dia merintih keenakan.ayo mas..lakukan..puaskan dahagaku..aku dah gak kuat....
ku tekan pelan2 kontolku,clep..blesssss..masuk semuanya walau masih sulit.kudiamkan sebentar sambil memberi dia kesempatan menerima kontolku yang cukup besar.
mulai ku goyanng dan ku genjot maju mundur pelan...pelan dan akhirnya lebih cepat kugenjot dia.sssssssshhhhhh yeahhhhh..ayo mas terus mas...enak banget mas...
setelah agak lama kuminta ganti posisi.say..sekarang ganti gaya yah..lo nungging..yah..
lalu kuangkat pantanya sampe nunging.aku naik keranjang dan memasang kontolku pas di luang vaginanya.ku elus seluruh kulit punggungnya.ku cium dan ku jilat-jilat telinga belakangnya....ayo mas..masukin..dah gak tahan nih....
iya say...kutekan kontolku merangsek ke dalam lubang nikmatnya.blesss..masuk juga kontolku di telan memeknya.terasa lebih sempit.ku genjot lagi dan lagi.sampai dia gak tahan dan mengerang panjang...kontolku terasa di sedot masuk kedalam,di pijat enak sekali.......ohhhhhhh masssssssss aku keluaaaaarrrrrr....
ku biarkan kontolku di dalam memeknya,sambil memberi kesempatan dia istirahat,lalu ku ganti posisinya terlentang.
kuangkat kedua kakinya ke pundakku,dan kumasukkan lagi kontolku,dia masih diam.ku genjot terus memeknya,gw dah gak sabar mau ngentot dia sampe lemes...
akhirnya dia berreaksi,dia goyangkan pantanya dan sesekali ikut naik turun.
sssssssseehhhhhhhh..ogffffffffff nikmat mas,trs ...

LinkWithin