Showing posts with label Kisah Nyata. Show all posts
Showing posts with label Kisah Nyata. Show all posts

Wednesday, January 23, 2013

Cerita Dewasa Seorang Janda Lesbian

Sejujurnya aku malu menceritakan cerita dewasa ini, sebuah kisah nyata hubungan sesama jenis (lesbian) yang sampai sekarang masih sering kulakukan. Namun karena dorongan untuk melepas beban dihati, kuberanikan diri untuk menceritakan kisah lesbianku disitus ini… Sebelumnya perkenalkan pembaca, aku adalah seorang ibu rumah tangga dengan status janda. Kehidupanku cukup baik, karena peninggalan deposito dari suami dan kadang2 ada bisnis jual beli perhiasan dengan teman. Anak aku ada 2 orang dan mereka semua sekolah di Jogya, karena dekat dengan kakek neneknya. Dirumah aku cuma ditemani oleh Surti (pembantu) dan Remi, anjing herder peninggalan suami juga.

Suatu hari teman jual beli perhiasan aku yang bernama Tina datang kerumah. Teman bisnis aku banyak, dengan Tina aku baru kenal kira2 1 bulan yang lalu. Usia wanita itu sama dengan aku dan punya anak satu, wajahnya cukup cantik ditambah dengan make up yang pandai, dan Tina tahu cara merawat tubuh dengan baik, aku mendengar dari teman2 bahwa dia sangat pandai dalam berbisnis perhiasan, apalagi ditambah kepandaiannya berbicara merayu pembeli. Tina datang kerumahku hari itu untuk menitipkan perhiasan yang hendak dijual, biasanya kami suka bertemu direstoran padang langganannya, tumben hari ini dia datang mengunjungiku.

“Halooo Rin…….apa khabar nih???” aku tersenyum senang sambil membalas salam Tina.”Tumben, kok bisa nyasar kesini Tin?””Kangen aku tidak ketemu kamu 2 minggu””Ahhhh….bisa aja….ayo masuk, maaf ya rumah aku berantakan dan kecil” aku mempersilahkan Tina masuk keruang tamu.”Ah rumah kamu bagus kok, dilingkungan elite lagi” Komentar Tina sambil duduk disofa.”Seperti yg tadi kukatakan di telepon, aku ingin menitipkan perhiasan ini untuk kamu jualin, soalnya lusa aku akan keluar kota dengan suamiku” Kulihat Tina mengeluarkan kantong beludru hitam dari dalam tasnya.”Lebih baik dikamar saja Tin, soalnya si Surti ada di dapur” Ajak aku. aku selalu berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina mengikuti masuk kekamar aku. Lalu kami duduk diatas ranjang dan Tina mengeluarkan semua isi kantung beludru itu. Perhiasan bertahtakan berlian terpampang diatas ranjang, berkilauan. aku kuatir juga melihat perhiasan banyak begitu, aku mengambil salah satu kalung yang paling indah.

“Waah indah sekali kalung ini” Kataku, lalu aku mencoba memasangnya dileherku.”Sini aku bantu” Tina beranjak kebelakangku, lalu tangannya berusaha mengaitkan kunci kalung itu.”Leher kamu bagus sekali Rin” Ujar Tina, kurasakan leherku dibelainya, bulu romaku jadi berdiri, perasaanku jadi nggak enak. Lalu tangan Tina membelai pipiku, sementara tangannya yang lain menelusuri leherku terus merayap menuju dadaku.

“Tin….jangan gitu ah…..aku jadi geli nih” Tapi Tina tidak menjawab. Tiba2 aku merasakan pipi kiriku panas, aku menoleh, belum sempat aku sadar apa yang membuat panas pipiku, bibir Tina sudah menyambar bibirku. Aku gelagapan dan aku berontak berusaha menghindar, tapi Tina seperti kesetanan, ia terus menekan mulutnya ke mulutku. Dan kurasakan buah dadaku diremas olehnya. Aku benar2 terkejut sekali dengan perlakuan seperti itu, aku mencoba mendorongnya, tapi tubuhnya sudah menindih tubuhku. Aku menendang dan Tina melepaskan pelukannya. Aku berusaha membetulkan letak buah dadaku yang tadi sampai keluar dari BH. Tina memandangku dengan mata yang redup.

“Sori Rin…..sejak kenal denganmu aku merasa kamu sangat merangsang sekali” Aku terdiam sambil menahan amarah.”Kok kamu gitu sih? Kan kamu sudah punya suami??? Teganya kamu….” Sergahku sambil memelototinya. Tina memandangku dengan pandangan yang makin redup.”Aku lebih bernafsu dengan wanita sepertimu, lagi pula suamiku tidak pernah bisa memuaskanku, belum apa2 sudah loyo sehingga selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan””Tapi dengan modal kecantikanmu kan kamu bisa cari laki2 lain utk memuaskanmu!””Aku tidak merasakan kenikmatan seperti kalau dengan wanita, aku ingin kamu juga mencoba merasakannya Rin” Jawab Tina sambil mendekatiku. Aku beringsut mundur kekepala ranjang.”Tapi aku tidak pernah lesbian begitu” Hatiku berdebar2 memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi bila Tina menyergapku seperti tadi.”Jangan takut Rin, aku tidak akan memaksamu, cuma aku ingin kamu mengijinkanku menciummu sekali saja, tolonglah…..” Hatiku makin tak keruan, sudah lama sekali aku tidak pernah dijamah oleh laki2 apalagi perempuan. Mendengar kata cium saja, aku sudah merasa tidak keruan. Lagi pula apa salahnya dicium Tina, apalagi mulutnya tidak bau. Aku tahu hati kecilku bersikap pasrah.”Baiklah…..tapi sekali saja, dan jangan macam2 ya” Jawabku. Tina lalu mendekatiku lalu tangannya merangkul leherku, lalu bibirnya mencium mulutku dengan lembut, perasaanku tak keruan merasakan ciuman itu, aku memberanikan diri membalas ciumanya. Lalu kurasakan lidah Tina menjalar masuk kedalam mulutku mencari2 lidahku. Yang kurasakan kemudian adalah perasaan aneh dan gamang yang tidak dapat dilukiskan. Kurasakan hembusan napas Tina yang panas dipipiku dan lumatan mulutnya yang begitu merangsang birahi.

Hampir 3 menit kami berciuman dan aku tahu kemaluanku sudah basah karena nafsu. Sekarang aku benar2 pasrah waktu Tina menjilati leherku dengan lembut, tangannya melepaskan tali daster dipundakku, lalu dengan lembut buah dadaku yang masih tertuutp bh diremas2.”Tiin…..jangan ah….malu Tin” Aku berusaha mencegah setengah hati. Dan Tina tahu aku tidak benar2 ingin menghentikan aktivitasnya.Aku merasakan tangan kirinya masuk kedalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, kadang2 dicubit2 kecil, benar2 sensasi yang hebat sekali. Tanpa kusadari aku juga sedang meremas2 pantat Tina. Tubuhnya menindih tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang berukuran sedang menekan buah dadaku yang memang dari dulu tergolong besar. Tiba2 aku baru sadar Tina sudah setengah telanjang, cuma memakai cd saja, sedangkan aku benar2 bugil total. Tubuh Tina berbau harum, entah parfum apa yang dipakainya, tapi wangi tubuhnya menambah getaran berahiku. Tanganku menjalar melepaskan celana dalamnya, lalu kulihat sekilas kemaluannya berkilat tanpa sehelai bulu, rupanya bulunya dicukur rutin. Jari2ku masuk kedalam lubang kemaluannya lalu kutusuk2 dengan lembut. Tina merintih keenakan, tangannya makin dalam beroperasi dilubang kemaluanku. Aku juga merintih keenakan. Aku tidak tahu ternyata wanita dengan wanita dapat saling memuaskan dalam urusan sex.

Sekarang Tina sedang menghisap puting buah dadaku, sementara tangannya yang lain terus bermain di klitorisku. Aku merasakan Tina mulai menciumi perutku, lalu memainkan lidahnya di pusarku, aku kegelian, tak lama kemudian lidahnya sudah menjilati kemaluanku.”Tin jangan disitu ah……kan jorok” Bisikku sambil berusaha mendorong kepalanya. Tapi Tina malah makin merenggangkan pahaku dan klitorisku dhisap2 olehnya, kadang2 lidahnya masuk keluar dalam lubang kemaluanku. Aku sudah tak dapat berpikir sehat lagi, yang kurasakan cuma kenikmatan yang tiada taranya. Tahu2 didepan wajahku sudah ada kemaluan Tina, kedua lututnya ada dikiri kanan kepalaku. Tina tidak menurunkan pinggulnya, jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya yang botak. Bibir kemaluannya berwarna merah kehitaman dan kulihat klitorisnya cukup besar menonjol bertengger diatas bibir kemaluannya. Aku menyibak bibir kemaluan Tina, dan kulihat kemaluannya basah sekali oleh lendir yang bening, aku lalu menusuk2 kemaluan itu dengan telunjuk, jari tengah dan jari manisku, kadang2 dengan kelingking juga. Lubang kemaluan Tina sudah agak kendur, mungkin punyaku juga sama. Aku ragu2 mejilat kemaluannya, soalnya aku belum pernah menjilat kemaluan sesama wanita. Tina terus mengeluar masukkan lidahnya dilubang kemaluanku, aku sudah tak tahan lagi.

“Tin….aku hendak keluarrrr…..” Tubuhku bergetar hebat, kurasakan lidah Tina masuk makin dalam kedalam kemaluanku, dan aku merasakan orgasme yang hebat sekali. Sepertinya ini yang paling enak semenjak aku menikah. Tina masih terus menjilati lendirku, aku juga tak perduli lagi, kuraih pinggul Tina lalu ketarik sampai wajahku terbenam disela2 pahanya. Tercium bau yang sama dengan bau kemaluanku. Kujilat2 klitorisnya lalu kumasukkan juga lidahku kedalam lubang kemaluannya, kurasakan lendir asin masuk kedalam mulutku. Aku tidak perduli lagi. Lalu kurasakan ada yang geli di lubang pantatku.

“Aduh Tin jangan disitu dong…..jorok kan?” Kurasakan lubang pantatku berkerut ketika lidah Tina berusaha menerobos masuk. Kemudian aku tak perduli juga, karena aku merasakan kenikmatan yang sama, aku juga melakukan hal yang sama dengan Tina. Kutusuk2 lubang pantatnya dengan lidahku, lubang yang kehitam2an itu jadi becek oleh air liurku dan lendir kemaluannya. Tiba2 Tina seperti tersentak lalu beku…….mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, lalu kurasakan ia menekan lubang memiawnya makin dalam kewajahku dan menggoyang2kan pinggulnya sehingga hampir seluruh wajahku tersapu oleh kemaluannya.
“Aduuuuh riiin…..enak sekaliii….” Ia memeluk erat2 pinggulku, klitorisku digigit2 kecil olehnya. Tak lama kemudian tubuhnya melemas lalu betul2 lemas sehingga aku tidak bisa bernapas karena tekanan kemaluannya diwajahku. Keringatnya bergulir turun masuk kedalam mulutku. Aku juga benar2 puas sekali.

Kemudian Tina bangun lalu mencium mulutku, kami kembali bergelut sambil mendesah2. Tina menempelkan kemaluannya pada kemaluanku, lalu menggosok2nya. Kira2 15 menit kami berciuman sambil berpelukan erat sampai aku tak merasa kalau aku tertidur.
Entah berapa lama aku tertidur, samar2 aku seperti mendengar suara Remi. Aku membuka mataku dan……astaga!!! Kulihat Tina sedang bergelut dengan Remi dilantai kamarku yang beralaskan karpet biru. Kulihat Tina sedang menjilat2 kemaluan Remi yang sudah keluar dan berwarna merah sekali. Mulut Tina berlumuran cairan yang keluar terus dari kemaluan anjing itu, dan anjing itu bersuara kecil sepertinya keenakan kemaluannya dihisap oleh Tina. Kemaluan Remi cukup besar, mungkin karena anjing herder dan cairan seperti lendir itu terus keluar menetes netes, dan Tina mencerucup cairan itu……

“Tin!! Gila kamu……kok sama Remi sih???” Aku memberondong Tina. Tapi lagi2 Tina tidak menjawab, yang kulihat kemudian ia berusaha menuntun kemaluan Remi memasuki kemaluannya. Dan Kudengar rintihan Tina ketika kemaluan yang cukup besar itu masuk kedalam lubang kemaluannya. Kulihat Remi menggerakkan bokongnya dengan amat cepat, lalu tidak berapa lama kemudian terdengar Remi mendeking halus lalu dari sela2 kemaluan Tina kulihat cairan merembes keluar banyak sekali, seperti air kencing tapi juga seperti lendir yang encer. Kulihat Tina mengerang2 lalu tangannya meraih kemaluan Remi dan dimasuk keluarkan sendiri olehnya. Melihat pemadangan itu tubuhku kembali bergidik, ada perasaan aneh merayap kedalam jiwaku. Aku tahu bahwa aku terangsang oleh aksi Tina. Tanpa sadar aku juga turun kelantai dan kepalaku mengarah menuju selangkangan Tina. Kulihat dari dekat kemaluan Remi masih digerak2an Tina keluar masuk dalam kemaluannya, dan dari kemaluan hewan itu masih terus menetes lendir, sedangkan kemaluan Tina kulihat sudah merah sekali, juga kulihat lendir Remi memenuhi kemaluan Tina.

“Rin….dijilat Rin….tolonglah Rin” Rintihan Tina makin merangsang nafsuku. Seperti ada yang mendorong, kepalaku segera menyusup keselangkangan Tina. Pelan2 kujilat kemaluan Tina yang sangat banjir itu. Aku merasa cairan kemaluan Remi terasa asin sekali, tapi baunya tidak menyengat. Seperti kesetanan aku menghirup dan mencelucupi kemaluan Tina. Persis seperti Remi jika sedang minum air. Lidahku menguak bibir kemaluan Tina, lalu masuk menjelajahi seluruh dinding vaginanya.

“Riiiiiiinnnnnn……….” Tina merengek hebat,pinggulnya terangkat menekan mulutku. Aku tak perduli lagi. Kemudian aku berpindah menghisap kemaluan Remi, kumasukkan seluruh kemaluannya kedalam mulutku. Penis Remi terasa panas dalam mulutku dan aku mencium bau hewan itu, tapi pikiranku sudah gelap yang ada hanya nafsu yang selama ini terkubur dalam2 dan kini meledak tak terbendung.Aku tahu aku bakalan menyesali perbuatanku setelah ini.

Aku terus menjilat dan mengulum penis Remi. Anjing itu mendeking2 pelan, kadang2 berusaha menghindar, tapi Tina memegang kedua kakinya dengan erat. Tak lama kemudian dari penis Remi menyembur cairan panas kedalam mulutku. Kumasukkan seluruh penis Remi lalu kusedot2, anjing itu mencoba memberontak, entah kenikmatan atau kegelian. Tina memajukan wajahnya lalu kami saling berciuman, kukeluarkan sebagian cairan Remi kedalam mulutnya. Wajah kami sudah basah oleh cairan encer itu.

Sekarang aku berbaring dibawah Remi, kemudian Tina mulai menghisap kemaluan Remi agar nafsu Remi kembali. Setelah itu Tina mencoba memasukkan penis Remi kedalam vaginaku. Ternyata penis itu kebesaran untuk lubang vaginaku. Mungkin lubang vaginaku menciut sepeninggal suamiku yang meninggal 4 tahun yang lalu. Kepala penis Remi yang meruncing itu masuk sedikit, tiba2 Remi mendorong keras sambil menusuk2 cepat sekali. Aku merasa agak perih, tapi kemudian kurasakan kenikmatan yang tak terbayangkan, lubang vaginaku seperti ditusuk oleh mesin penggerak yang amat cepat. Aku tak tahu bagaimana melukiskannya sampai aku mencapai orgasme yang sangat hebat. Seluruh rambut ditubuhku seperti berdiri tegak membuatku merinding. Tak lama kemudian aku merasakan cairan panas menyemprot dalam vaginaku, aku berusaha mengeluarkan penis Remi, tapi hewan itu seperti tak perduli, aku pasrah membiarkan seluruh cairannya keluar dalam vaginaku. Kemudian Tina menyuruhku jongkok diatas wajahnya. Tina melumat vaginaku dengan penuh nafsu, kulihat dari vagina ku mengalir cairan Remi yang tersisa, mengalir seperti air kencing masuk dalam mulut Tina. Akupun tidak mau ketinggalan, kulumat juga vagina Tina yang sekarang sudah agak lembab dan lengket.

Hari itu aku dan Tina bersetubuh 3 kali, pagi, siang dan malam hari. Aku tak mengerti lagi apakah aku ini normal atau tidak. Yang pasti kebutuhan yang selama ini tak tersalurkan, kini menemukan muaranya. Aku sangat menyesal dengan perbuatanku yang mungkin bertentangan dengan agama yang kuanut, tapi aku terus menerus melakukannya dengan Tina. Seolah2 kami sudah tak terpisahkan. Tina selalu mempunyai ide2 yang baru dalam setiap permainan kami. Aku juga tak tahu apakah aku harus berterima kasih padanya atau mengutuknya. Dan belakangan hingga cerita dewasa ini kutulis, Tina mengaku bahwa hampir semua ibu2 yang kukenal pernah diajak lesbi olehnya.Kumpulan Gambar Cewe

Kakak Ketagihan Seks Adik Kandung

Cerita dewasa incest sedarah – Nama gue Erlina, saat ini tercatat sebagai mahasiswi ekonomi Universitas swasta yang ada di Bandung. Ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. Cerita dewasa sedarah ini menceritakan kisah nyataku yang terjadi saat masih duduk dibangku sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dan skandal seks tabu ini masih terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dengan adik itu slalu saja gagal kubendung.

Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi
Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
aduhhhhhhhh….. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
Ada apa sih kak? katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.

Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
Gw takut tertangkap basah melihat kontol nya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.

Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

Ya… basah deh rok kakak… katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontol nya mengkerut lagi.
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.

kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.
Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!

kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.

Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.
Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu” ujarku
Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
Hehe… dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.

Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak… Nggak akan diapa-apain… Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.
ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt… Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
Hihihi.. kakak terangsang ya..?
Enak aja… sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
Ini basah banget apaan Kak..?
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
Kak… memek tu anget, empuk dan basah ya..?
Tau ah… Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
Dikit aja Kak… Please..!
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

Enak ya kak..?
Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!
Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.

ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
Dek… masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
Iya Kak..!
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.

Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
Ouughhh..! katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.

Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
Wahh..! Gila adik ya..!
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.
Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.

uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang ! kumpulan Cerita Ngentot

Tuesday, January 22, 2013

Kisah Bercinta Dengan Tunangan Orang

Cerita Ngentot Perawaan Namaku Erick, tentunya bukan nama asli dong. Aku tinggal di suatu kota yang kebetulan sering dijuluki sebagai kota kembang pengalamanku ini terjadi mungkin kira- kira 2 tahun yang lalu. Sebut saja Indi (bukan nama sebenarnya), dia adalah tunangan temanku yang bernama Edi (bukan nama asli) yang tinggal di Jakarta, yang mana pada waktu itu Edi harus keluar kota untuk keperluan bisnisnya.

Oh ya, Edi ini punya adik laki-laki yang bernama Deni, dimana adiknya itu teman mainku juga. Kalau tidak salah, malam itu adalah malam minggu, kebetulan pada waktu itu aku lagi bersiap-siap untuk keluar. Tiba-tiba telpon di rumahku berbunyi, ternyata dari Deni yang mau pinjam motorku untuk menjemput temannya di stasiun kereta api. Dia juga bilang nitip sebentar tunangan kakaknya, karena di rumah lagi tidak ada siapa-siapa. Aku tidak bisa menolak, lagi pula aku ingin tahu tunangan temanku itu seperti bagaimana rupanya. Tidak lama kemudian Deni datang, karena rumahnya memang tidak begitu jauh dari rumahku dan langsung menuju ke kamarku. "Hei Rick..! Aku langsung pergi nih.. mana kuncinya..?" kata Deni. "Tuh.., di atas meja belajar." kataku, padahal dalam hati aku kesal juga bisa batal deh acaraku. "Oh ya Rick.., kenalin nih tunangan kakakku. Aku nitip sebentar ya, soalnya tadi di rumah nggak ada siapa-siapa, jadinya aku ajak dulu kesini. Bentar kok Rick..," kata Deni sambil tertawa kecil. "Erick..," kataku sambil menyodorkan tanganku. "Indi..," katanya sambil tersenyum. "Busyeett..! Senyumannya..!" kataku dalam hati. Jantungku langsung berdebar- debar ketika berjabatan tangan dengannya. Bibirnya sensual sekali, kulitnya putih, payudaranya lumayan besar, matanya, hidungnya, pokoknya, wahh..! Akibatnya pikiran kotorku mulai keluar. "Heh..! Kok malah bengong Rick..!" kata Deni sambil menepuk pundakku. "Eh.. oh.. kenapa Den..?" kaget juga aku. "Rick, aku pergi dulu ya..! Ooh ya Ndi.., kalo si Erick macem-macem, teriak aja..!" ucap Deni sambil langsung pergi. Indi hanya tersenyum saja. "Sialan lu Den..!" gerutuku dalam hati. Seperginya Deni, aku jadi seperti orang bingung saja, serba salah dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Memang pada dasarnya aku ini sifatnya agak pemalu, tapi kupaksakan juga akhirnya. "Mo minum apa Ndi..?" kataku melepas rasa maluku. "Apa aja deh Rick. Asal jangan ngasih racun." katanya sambil tersenyum. "Bisa juga bercanda nih cewek, aku kasih obat perangsang baru tau..!" kataku dalam hati sambil pergi untuk mengambil beberapa minuman kaleng di dalam kulkas. Akhirnya kami mengobrol tidak menentu, sampai dia menceritakan kalau dia lagi kesal sekali sama Edi tunangannya itu, pasalnya dia itu sama sekali tidak tahu kalau Edi pergi keluar kota. Sudah jauh-jauh datang ke Bandung, nyatanya orang yang dituju lagi pergi, padahal sebelumnya Edi bilang bahwa dia tidak akan kemana-mana. "Udah deh Ndi.., mungkin rencananya itu diluar dugaan.., jadi Kamu harus ngerti dong..!" kataku sok bijaksana. "Kalo sekali sih nggak apa Rick, tapi ini udah yang keberapa kalinya, Aku kadang suka curiga, jangan-jangan Dia punya cewek lain..!" ucap Indi dengan nada kesal. "Heh.., jangan nuduh dulu Ndi, siapa tau dugaan Kamu salah," kataku. "Tau ah.., jadi bingung Aku Rick, udah deh, nggak usah ngomongin Dia lagi..!" potong Indi. "Terus mau ngomong apa nih..?" kataku polos. Indi tersenyum mendengar ucapanku. "Kamu udah punya pacar Rick..?" tanya Indi. "Eh, belom.. nggak laku Ndi.. mana ada yang mau sama Aku..?" jawabku sedikit berbohong. "Ah bohong Kamu Rick..!" ucap Indi sambil mencubit lenganku. Seerr..! Tiba- tiba aliran darahku seperti melaju dengan cepat, otomatis adikku berdiri perlahan- lahan, aku jadi salah tingkah. Sepertinya si Indi melihat perubahan yang terjadi pada diriku, aku langsung pura-pura mau mengambil minum lagi, karena memang minumanku sudah habis, tetapi dia langsung menarik tanganku. "Ada apa Ndi..? Minumannya sudah habis juga..?" katak u pura-pura bodoh. "Rick, Kamu mau nolongin Aku..?" ucap Indi seperti memelas. "Iyaa.., ada apa Ndi..?" jawabku. "Aku.., Aku.. pengen bercinta Rick..?" pinta Indi. "Hah..!" kaget juga aku mendengarnya, bagai petir di siang hari, bayangkan saja, baru juga satu jam yang lalu kami berkenalan, tetapi dia sudah mengucapkan hal seperti itu kepadaku. "Ka.., Kamu..?" ujarku terbata-bata. Belum juga kusempat meneruskan kata- kataku, telunjuknya langsung ditempelkan ke bibirku, kemudian dia membelai pipiku, kemudian dengan lembut dia juga mencium bibirku. Aku hanya bisa diam saja mendapat perlakuan seperti itu. Walaupun ini mungkin bukan yang pertama kalinya bagiku, namun kalau yang seperti ini aku baru yang pertama kalinya merasakan dengan orang yang baru kukenal. Begitu lembut dia mencium bibirku, kemudian dia berbisik kepadaku, "Aku pengen bercinta sama Kamu, Rick..! Puasin Aku Rick..!" Lalu dia mulai mencium telinganku, kemudian leherku, "Aahh..!" aku mendesah. Mendapat perlakuan seperti itu, gejolakku akhirnya bangkit juga. Begitu lembut sekali dia mencium sekitar leherku, kemudian dia kembali mencium bibirku, dijulurkan lidahnya menjalari rongga mulutku. Akhirnya ciumannya kubalas juga, gelombang nafasnya mulai tidak beraturan. Cukup lama juga kami berciuman, kemudian kulepaskan ciumannya, kemudian kujilat telinganya, dan menelusuri lehernya yang putih bak pualam. Ia mendesah kenikmatan, "Aahh Rick..!" Mendengar desahannya, aku semakin bernafsu, tanganku mulai menjalar ke belakang, ke dalam t- shirt-nya. Kemudian kuarahkan menuju ke pengait BH-nya, dengan sekali sentakan, pengait itu terlepas. Kemudian aku mencium bibirnya lagi, kali ini ciumannya sudah mulai agak beringas, mungkin karena nafsu yang sudah mencapai ubun- ubun, lidahku disedotnya sampai terasa sakit, tetapi sakitnya sakit nikmat. "Rick.., buka dong bajunya..!" katanya manja. "Bukain dong Ndi..," kataku. Sambil menciumiku, Indi membuka satu persatu kancing kemeja, kemudian kaos dalamku, kemudian dia lemparkan ke samping tempat tidur. Dia langsung mencium leherku, terus ke arah puting susuku. Aku hanya bisa mendesah karena nikmatnya, "Akhh.., Ndi." Kemudian Indi mulai membuka sabukku dan celanaku dibukanya juga. Akhirnya tinggal celana dalam saja. Dia tersenyum ketika melihat kepala kemaluanku off set alias menyembul ke atas.Indi melihat wajahku sebentar, kemudian dia cium kepala kemaluanku yang menyembul keluar itu. Dengan perlahan dia turunkan celana dalamku, kemudian dia lemparkan seenaknya. Dengan penuh nafsu dia mulai menjilati cairang bening yang keluar dari kemaluanku, rasanya nikmat sekali. Setelah puas menjilati, kemudian dia mulai memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. "Okhh.. nikmat sekali," kataku dalam hati, sepertinya kemaluanku terasa disedot-sedot. Indi sangat menikmatinya, sekali- sekali dia gigit kemaluanku. "Auwww.., sakit dong Ndi..!" kataku sambil agak meringis. Indi seperti tidak mendengar ucapanku, dia masih tetap saja memaju- mundurkan kepalanya. Mendapat perlakuannya, akhirnya aku tidak kuat juga, aku sudah tidak kuat lagi menahannya,"Ndi, Aku mau keluar.. akhh..!" Indi cuek saja, dia malah menyedot batang kemaluanku lebih keras lagi, hingga akhirnya, "Croott.. croott..!" Aku menyemburkan lahar panasku ke dalam mulut Indi. Dia menelan semua cairan spermaku, terasa agak ngilu juga tetapi nikmat. Setelah cairannya benar-benar bersih, Indi kemudian berdiri, kemudian dia membuka semua pakaiannya sendiri, sampai akhirnya dia telanjang bulat. Kemudian dia menghampiriku, menciumi bibirku. "Puasin Aku Rick..!" katanya sambil memeluk tubuhku, kemudian dia menuju tempat tidur. Sampai disana dia tidur telentang. Aku lalu mendekatinya, kutindih tubuhnya yang elok, kuciumi bibirnya, kemudian kujilati belakang telinga kirinya. Dia mendesah keenakan, "Aahh..!" Mendengar desahannya, aku tambah bernafsu, kemudian lidahku mulai menjalar ke payudaranya. Kujilati putingnya yang sebelah kiri, sedangkan tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kiri, sambil kadang kupelintir putingnya. "Okkhh..! Erick sayang, terus Rick..! Okhh..!" desahnya mulai tidak menentu. Puas dengan bukit kembarnya, badanku kugeser, kemudian kujilati pusarnya, jilatanku makin turun ke bawah. Kujilati sekitar pangkal pahanya, Indi mulai melenguh hebat, tangan kananku mulai mengelus bukit kemaluannya, lalu kumasukkan, mencari sesuatu yang mungkin kata orang itu adalah klitoris. Indi semakin melenguh hebat, dia menggelinjang bak ikan yang kehabisan air. Kemudian aku mulai menjilati bibir kemaluannya, kukuakkan sedikit bibir kemaluannya, terlihat jelas sekali apa yang namanya klitoris, dengan agak sedikit menahan nafas, kusedot klitorisnya. "Aakkhh.. Rick..," Indi menjerit agak keras, rupanya dia sudah orgasme, karena aku merasakan cairan yang menyemprot hidungku, kaget juga aku. Mungkin ini pengalaman pertamaku menjilati kemaluan wanita, karena sebelumnya aku tidak pernah. Aku masih saja menjilati dan menyedot klitorisnya. "Rick..! Masukin Rick..! Masukin..!" pinta dia dengan wajah memerah menahan nafsu. Aku yang dari tadi memang sudah menahan nafsu, lalu bangkit dan mengarahkan senjataku ke mulut kemaluannya, kugesek-gesekkan dulu di sekitar bibir kemaluannya. "Udah dong Rick..! Cepet masukin..!" katanya manja. "Hmm.., rupanya ni cewek nggak sabaran banget." kataku dalam hati. Kemudian kutarik tubuhnya ke bawah, sehingga kakinya menjuntai ke lantai, terlihat kemaluannya yang menyembul. Pahanya kulebarkan sedikit, kemudian kuarahkan kemaluanku ke arah liang senggama yang merah merekah. Perlahan tapi pasti kudorong tubuhku. "Bless..!" akhirnya kemaluanku terbenam di dalam liang kemaluan Indri. "Aaakkhh Rick..!" desah Indi. Kaget juga dia karena sentakan kemaluanku yang langsung menerobos kemaluan Indi. Aku mulai mengerakkan tubuhku, makin lama makin cepat, kadang- kadang sambil meremas- remas kedua bukit kembarnya. Kemudian kubungkukkan badanku, lalu kuhisap puting susunya. "Aakkhh.., teruss.., Sayangg..! Teruss..!" erang Indi sambil tangannya memegang kedua pipiku. Aku masih saja menggejot tubuhku, tiba- tiba tubuh Indi mengejang, "Aaakkhh.. Eriicckk..!" Ternyata Indi sudah mencapai puncaknya duluan. "Aku udah keluar duluan Sayang..!" kata Indi. "Aku masih lama Ndi..," kataku sambil masih menggenjot tubuhku. Kemudian kuangkat tubuh Indi ke tengah tempat tidur, secara spontan, kaki Indi melingkar di pinggangku. Aku menggenjot tubuhku, diikuti goyangan pantat Indi. "Aakkhh Ndi.., punya Kamu enak sekali." kataku memuji, Indi hanya tersenyum saja. Aku juga heran, kenapa aku bisa lama juga keluarnya. Tubuh kami berdua sudah basah oleh keringat, kami masih mengayuh bersama menuju puncak kenikmatan. Akhirnya aku tidak kuat juga menahan kenikmatan ini. "Aahh Ndi.., Aku hampir keluar..," kataku agak terbata-bata. "Aku juga Rick..! Kita keluarin sama- sama ya Sayang..!" kata Indi sambil menggoyang pantatnya yang bahenol itu. Goyangan pantat Indi semakin liar. Aku pun tidak kalah sama halnya dengan Indi, frekuensi genjotanku makin kupercepat, sampai pada akhirnya, "Aaakkhh.., Ericckk..!" jerit Indi sambil menancapkan kukunya ke pundakku. "Aakhh, Indii.., Aku sayang Kamuu..!" erangku sambil mendekap tubuh Indi. Kami terdiam beberap saat, dengan nafas yang tersenggal-senggal seperti pelari marathon. "Kamu hebat sekali Rick..!" puji Indi. "Kamu juga Ndi..!" pujiku juga setelah agak lama kami berpelukan. Kemudian kami cepat- cepat memakai pakain kami kembali karena takut adik tunangannya Indi keburu datang. Cerita Ngentot Perawaan

Saturday, January 12, 2013

Kebahagiaan buat Mbak Shanty

Kisah nyata ini dipaparkan oleh Lucky, suami Sandra, kepada saya untuk direka menjadi satu cerita. Lucky, 34 tahun, dan Sandra, 27 tahun, adalah pasangan suami istri harmonis yang dikaruniai satu orang putri 3 tahun yang lucu. Tinggal di Wilayah Jakarta Timur, Shanty, 30 tahun, saat itu sudah beberapa hari menginap di rumah mereka karena sedang menghindar dari suaminya. Shanty sedang mengurus perceraian dari suaminya karena sudah merasa tidak ada kecocokan lagi di antara mereka.


Malam itu, 21 Juni 2006..
“Kami mau tidur dulu, Mbak..”, kata Sandra kepada Shanty yang masih asyik menonton acara di televisi.
“Tadi anakku tertidur di kamarmu..”, kata Sandra lagi.
“Iya.. Pergilah istirahat sana. Kasihan si Lucky besok harus kerja lagi..”, kata Shanty sambil tersenyum.
“Biar anakmu tidur denganku..”, sambung Shanty. Akhirnya Sandra dan Lucky segera masuk ke kamarnya.
“Kasihan Mbak Shanty ya, Mas?”, kata Sandra sambil memeluk Lucky.
“Betul.. Sudah berapa lama dia pisah ranjang dengan suaminya?”, tanya Lucky sambil memjamkan matanya.
“Kalau tidak salah sih.. Sudah hampir 4 bulan, Mas”, kata Sandra sambil menyusupkan tangannya ke sarung Lucky.
“Ha?! Mas nggak pakai celana dalam ya?”, tanya Sandra agak kaget tapi tangannya erat memegang kontol Lucky.
“Memang tidak pakai kok..”, kata Lucky santai sambil tersenyum menatap Sandra.
“Jadi selama kita tadi nonton TV bersama Mbak Shanty.. Yee nakal ya!”, kata Sandra sambil meremas kontol Lucky agak keras.
“Nggak apa-apa kok.. Nggak kelihatan ini kan?”, kata Lucky sambil memiringkan badannya menghadap Sandra.
“Lagian kalau dia lihat juga.. Anggap saja amal.”, kata Lucky sambil tersenyum nakal.
“Nakal ya!”, kata Sandra sambil melumat bibir Lucky sementara tangannya tak henti mengocok kontol Lucky hingga tegang.
“Mm.. Enak sayang..”, bisik Lucky ketika kontolnya makin cepat dikocok.
“Buka dulu bajunya, Mas..”, kata Sandra sambil menghentikan tangannya.
Lalu Sandra bangkit dari kasur dan melepas seluruh pakaiannya. Lucky juga ikut bangkit lalu segera melepas pakaiannya.
“Jangan dulu ke kasur.. Hisap dulu dong..”, kata Lucky sambil mengecup bibir Sandra lalu tangannya agak menekan dan membimbing kepala Sandra ke arah kontolnya. Sandra mengerti dan menuruti kemauan suaminya itu.
“Ohh..”, desah Lucky terdengar ketika mulut Sandra sudah mengulum penuh kontolnya.
“Mm.. Kamu memang pintar.. hh..”, kata Lucky sambil memejamkan matanya ketika tangan Sandra dengan pelan mengocok kontolnya.
“Mm..”, terdengar suara Sandra ketika mulutnya tak henti menghisap kontol Lucky sambil tangannya tak henti mengocoknya.
“Ohh.. Ennakk sayangg..”, kata Lucky sambil memajumundurkan pantatnya seiring hisapan mulut Sandra pada kontolnya.
“Gantian, Mas..”, kata Sandra setelah menghisap kontol Lucky beberapa lama.
Sandra lalu membaringkan tubuhnya di kasur kemudian membuka lebar pahanya. Tampak bulu bulu halus tumbuh agak lebat di sekitar memeknya.
“Oww.. Enak sekali Mass..”, desah Sandra dengan mata terpejam ketika lidah Lucky mulai menjilati belahan memeknya dari atas ke bawah bolak-balik. Pantat Sandra langsung bergoyang seiring rasa nikmat yang dirasakannya.
“Ohh.. Teruss.. Ohh.”, desah Sandra makin keras ketika jari Lucky keluar masuk lubang memeknya yang sangat basah sambil tetap lidahnya menjilati kelentitnya.
Tubuh Sandra melengkung dan menggeliat serta menggelinjang menahan nikmat yang luar biasa.. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! Sandra mendesakkan kepala Lucky ke memeknya ketika terasa semburan air mani dalam memeknya disertai rasa nikmat dan nyaman yang amat sangat.
“Ohh!! Ohh!!”, suara Sandra serak keluar dari mulutnya..
“Nikmat sekali Mass..”, desah Sandra dengan tubuh lemas terkulai di atas kasur.
“Kini giliranku..”, kata Lucky tersenyum sambil bangkit lalu menaiki tubuh Sandra.
Mulut Lucky yang masih basah oleh cairan memek Sandra segera melumat bibir Sandra. Sandra segera membalas lumatan bibir Lucky sambil memegang kontol Lucky dan mengarahkan ke lubang memeknya. Bless.. Bless.. Kontol Lucky ditekan dan dengan segera sudah keluar masuk memek Sandra.
“Ohh..”, kembali desah Sandra terdengar seiring keluar masuk kontol Lucky ke memeknya.
“Ohh enak sekali rasanya sayang..”, bisik Lucky ke telinga Sandra sambil tak henti memompa kontolnya.
“Kita enak-enakan di sini, sementara Mbak Shanty kesepian..”, kata Sandra sambil mengecup bibir Lucky.
“Ya itu sudah nasibnya, sayang..”, kata Lucky sambil terus merengkuh tubuh Sandra dalam kenikmatan.
“Ohh enakk, sayangg..”, desah Sandra sambil menggeliat keenakan.
“Mas suka nggak kepada Mbak Shanty?”, tanya Sandra di sela persetubuhan itu.
“Ya tentu saja suka, namanya juga kakak sendiri..”, kata Lucky sambil terus memompa kontolnya keluar masuk.
“Maksudku, suka secara fisik.. Lelaki suka wanita..”, kata Sandra sambil menggoyangkan pantatnya.
“Kok kamu membicarakan orang lain sih?”, kata Lucky.
“Ngak apa-apa kan, Mas? Lagian itu membuatku makin bergairah..”, kata Sandra sambil mempercepat goyangannya.
“Benarkah?”, tanya Lucky.
“Iyaahh.. Kadang saya suka membayangkan Mas bersetubuh dengan wanita lain. Dan itu membuat saya bergairah.. Nggak marah kan, Mas?”, tanya Sandra.
“Fantasi seperti itu boleh saja, sayang..”, kata Lucky sambil mengecup kening Sandra.
“Ohh.. Betulkahh?”, Sandra mendesah.
“Kalau saya mau Mas membahagiakan Mbak Shanty, mau nggak?”, tanya Sandra mengagetkan Lucky.
Serta merta mereka menghentikan gerakan sambil memek dan kontol mereka tetap berpautan.
“Masksud kamu apa, sayang..?”, tanya Lucky. Sandra tidak menjawab pertanyaan Lucky, tapi hanya tersenyum lalu mengecup bibir Lucky.
“Mbak Shanty adalah orang yang paling saya sayang, dan saya ingin dia mendapatkan yang terbaik..”, kata Sandra.
“Saya ingin bisa memberikan yang terbaik buat dia..”, lanjut Sandra.
“Mas adalah yang terbaik buat saya..”, kata Sandra sambil tersenyum.
“Saya rela membagi hal terbaik yang saya punya dengan Mbak Shanty..”, kata Sandra lagi.
“Mas ngerti kan maksud saya?”, Sandra sambil kembali menggoyang pantatnya.
“Mas ngerti.. Tapi apakah kamu benar-benar..”, ucapan Lucky terputus karena Sandra keburu melumat bibirnya.
Kembali mereka bersetubuh melanjutkan yang terhenti tadi.
“Saya benar-benar ingin Mas membahagiakan Mbak Shanty.. Juga itu membuat saya makin bergairah..”, kata Sandra sambil menggoyang pantatnya lebih cepat.
“Baiklah.. Ohh.. Ohh..”, desah Lucky sambil mempercepat gerakannya.
“Aku mau keluarr sayangg..”, kata Lucky sambil mendesakkan kontolnya makin dalam ke memek Sandra.
Crott! Croott! Croott! Air mani Lucky menyembur banyak di dalam memek Sandra.
“Ohh.. Enak sekali sayang..”, kata Lucky sambil mengecup bibir Sandra.
“Mas mau kan memenuhi permintaan saya..?”, tanya Sandra manja.
“Iya.. Baiklah..”, kata Lucky sambil tersenyum.
“Terima kasih. Sering saya membayangkan Mas menyetubuhi Mbak Shanty..”, bisik Sandra. Dan mereka pun kembali saling berpagutan tanpa melepas kontol dan memek mereka yang masih bertautan.

*****

Suatu pagi..
“Mas, Mbak Shanty.. Saya akan ke pasar dengan si kecil.., ada mau titip tidak?”, kata Sandra kepada mereka berdua.
“Aku ikut, San..”, kata Shanty.
“Nggak usah, Mbak.., saya mau ke rumah ibu Heru dulu soalnya”, kata Sandra berdalih.
“Ya sudah kalau begitu..”, kata Shanty.
Akhirnya Sandra dan anaknya segera meninggalkan rumah. Tinggal Lucky dan Shanty berdua.
“Tidak ke kantor, Luck?”, tanya Shanty.
“Saya sudah ijin untuk datang agak siang, Mbak..”, jawab Lucky sambil mendekati dan duduk di samping Shanty.
“Ada satu hal yang ingin saya tanyakan, Mbak..”, kata Lucky.
“Apa itu?”, tanya Shanty sambil menatap mata Lucky.
“Bagaimana urusan Mbak dengan Mas Rudy? Saya kasihan kepada Mbak..”, kata Lucky.
“Nggak tahulah, Luck.. Kita lihat saja nanti..”, kata Shanty sambil menyenderkan tubuhnya di kursi.
“Mbak putus asa?”, tanya Lucky sambil tangannya mencoba memegang tangan Shanty.
Shanty hanya diam ketika Lucky menggenggam tangannya. Hanya air mata yang terlihat menetes di sudut matanya.
“Aku tidak ingin hidup lebih lama lagi..”, kata Sandra sambil terisak.
“Saya mengerti bagaimana perasaan Mbak..”, kata Lucky air mata Shanty makin deras membasahi pipinya..
“Boleh aku pinjam bahumu, Luck? Aku nggak tahan..”, kata Shanty.
Lucky mengangguk. Dan Shanty segera merebahkan kepalanya di bahu Lucky dan menangis terisak. Lucky mengusap-ngusap rambut dan punggung Shanty untuk menenangkannya.
“Sudahlah, Mbak.. Mbak masih punya kami..”, kata Lucky sambil melepas rangkulan Shanty dan menatap matanya.
“Kami sayang Mbak.. Saya sayang Mbak..”, kata Lucky.
“Benarkah?”, tanya Shanty sambil meyeka air matanya. Lucky tak menjawab hanya mengangguk sambil menatap mata Shanty.
Lama mereka saling bertatapan. Ada rasa tak menentu ketika Shanty menatap mata Lucky. Apalagi ketika Lucky sedikit demi sedikit mendekatkan wajahnya hingga hampir bersentuhan. Shanty tak bisa berkata apa-apa ketika terasa ada rasa hangat dan nyaman ketika bibir Lucky menyentuh bibirnya. Ketika Lucky mengecup bibirnya, Shanty hanya bisa terpejam merasakan rasa nyaman dan rasa berdesir di hatinya.
“Mmhh..”, hanya itu yang keluar dari mulut Shanty ketika Lucky mulai melumat bibirnya.
“Luck.. Jangan.. Mmhh..”, kata Shanty ingin menolak tapi gairahnya telah mulai naik. Lucky tak menjawab, tapi makin hangta melumat bibir Shanty.
“Mmhh..”, Shanty mendesah dan mulai terbawa aliran gairahnya yang bangkit perlahan.
Dibalasnya ciuman Lucky dengan panas dan liar. Sebagai wanita yang telah lama tidak merasakan kehangatan sentuhan laki-laki, perlakuan Lucky membuat Shanty bergairah tinggi dan mulai melupakan kesedihannya saat itu.
“Luck.. Aku.. Aku.. Ohh..”, suara Shanty terputus putus serak ketika tangan Lucky mulai menggerayangi bagian depan baju dasternya. Dua gumpalan empuk di dada Shanty diremas perlahan oleh Lucky sambil tetap berciuman.
“Mbak, kita pindah ke kamar..”, ajak Lucky sambil menarik tangan Shanty.
“Tapi.. Tapi.. Bagaimana dengan Sandra?”, tanya Shanty ragu.
“Saya bisa menyayangi Mbak seperti ini karena Sandra sayang kepada Mbak..”, kata Lucky sambil menarik Shanty ke kamar.
“Maksudnya apa, Luck..”, tanya Shanty.
Lucky tidak langsung menjawab, tapi langsung memeluk dan melumat bibir Shanty. Shantypun karena sudah terbawa gairahnya langsung membalas pagutan Lucky. Keduanya terus berciuman sambil melepas pakaian masing-masing. Lucky merebahkan tubuh telanjang Shanty ke atas kasur.
“Ohh.. Luckyy.. Mmhh..”, desah Shanty keras ketika lidah dan mulut Lucky menggigit dan menjilati buah dadanya, apalagi ketika satu tangan Lucky turun ke perut lalu turun lagi ke memeknya yang sudah sangat basah.
“Saya sayang Mbak..”, kata Lucky sambil menatap Shanty lalu kepalanya mulai turun ke perut lalu turun lagi ke memek.
“Oohh.. Ohh.. Oww.. Sshh..”, jerit lirih Shanty sambil mata terpejam ketika lidah Lucky liar menjilati belahan memek dan kelentitnya bergantian.
Serr! Serr! Serr! Shanty merasakan rasa nikmat yang sangat luar biasa ketika cairan cintanya menyembur disertai dengan geliatan dan gelinjang tubuh ketika rasa nikmat itu menjalar.
“Ohh, Lucky.. Aku sudah lama tidak merasakan hal seperti ini.. Makanya aku keluar cepat..”, kata Shanty sambil menatap Lucky yang sudah berada di atas tubuhnya.
“Saya akan membahagiakan Mbak.. Kapan saja Mbak mau..”, kata Lucky sambil tersenyum lalu mengecup bibir Shanty.
“Tapi.. Sandra..”, tanya Shanty.
“Sandra sangat sayang pada Mbak..”, kata Lucky sambil mengarahkan kontolnya ke lubang memek Shanty.
Shanty meraih kontol Lucky dan membimbing ke lubang memeknya. Tak lama Lucky sudah turun naik memompa kontolnya di lubang memek Shanty.
“Ohh.. Mhh..”, desah Lucky dengan mata terpejam sambil memeluk Shanty.
“Ohh.. Enak sekaliihh.. Ohh..”, desah Shanty sambil menggoyangkan pinggulnya cepat.
Setelah beberapa lama, serr! Serr! Serr! Kembali Shanty menyemburkan air maninya disertai jeritan kenikmatan dari mulutnya.
“Nikmat sekali.. Ohh..”, bisik Shanty dengan tubuh lunglai.
“Tengkurap, Mbak..”, pinta Lucky sambil mencabut kontolnya.
Shanty menuruti permintaan Lucky tersebut. Shanty membalikkan badannya tanpa menungging, lalu melebarkan kakinya agar kontol Lucky bisa mudah masuk lubang memeknya. Bless..! Lucky mengarahkan kontol ke lubang memek Shanty dari belakang lalu menekan dan akhirnya kontol Lucky leluasa keluar masuk. Mata Lucky terpejam merasakan kenikmatan memompa kontolnya di memek Shanty sambil memegangi bongkahan pantat Shanty yang bulat padat.
“Ohh.. Saya mau keluarrhh..”, kata Lucky serak.
“Jangan dikeluarkan di dalam, Luck.. Aku nggak KB..”, kata Shanty cepat.
Lucky makin mempercepat pompaan kontolnya lalu dengan segera mengeluarkan kontolnya kemudian digesek-gesekkan di belahan pantat Shanty, sampai.. Croott! Croott! Croott! Air mani Lucky menyembur banyak dan jauh hingga punggung Shanty.
“Ohh.. Enak sekali, Mbak..”, kata Lucky sambil berbaring di samping tubuh Shanty yang masih tengkurap berlumuran air mani Lucky di punggung dan pantatnya.
“Apakah ini akan menjadi masalah, Luck?”, tanya Shanty.
“Tidak akan, Mbak.. Percaya kepada kata-kata saya..”, kata Lucky sambil tersenyum lalu mengecup bibir Shanty.Koleksi Cerita Dewasa.

Monday, January 7, 2013

Cerita Sex : Istriku Ternyata Lebih Nista

kumpulan cerita dewasa bugil telanjang
Cerita ini aku utarakan sebagai pembelajaran untuk anda. Aku kira dengan menikahi Lili (samaran) semua perbuatan buruk dan tidak dewasa yang kulakukan selama ini bisa kutinggalkan. Sebaliknya, wanita itu membuat segalanya bertambah hancur.
Sekilas, penampilan Lili yang lugu tak ubahnya orang desa yang awam dengan gemerlapnya kehidupan kota. Ia sangat dewasa dan begitu jauh dari penampilan terbuka. Malah, ketertarikanku padanya berawal dari penampilannya sederhana itu, meskipun ia anak orang berada. Saat itu aku yakin bahwa Lili adalah gadis lugu yang kuimpikan bisa berubah gaya hidupku yang euforia. Tetapi itulah awal mula Cerita sedihku ini.

Kami menikah tahun 2002 lalu. Pernikahan kami awali dengan masa pacaran yang terbilang singkat hanya sekitar 3 bulan. Aku yang sudah matang dalam usia dan mapan dalam pekerjaan,kemudian meminangnya. Orang tua Lili yang sudah kenal betul dengan ayahku yang seorang pengusaha sukses di kota ini, tak berpikir panjang untuk menerima lamaran itu.
Setelah menikah, kami tinggal di rumah pemberian ayahku, yang dihadiahkan sebagai hadiah pernikahanku. Tak semewah rumah orang tua Lili memang, namun asri, sederhana dan cukup untuk membina sebuah keluarga kecil. Dengan dilengkapi sebua mobil sedan, seorang pembantu, aku tak perlu lagi memikirkan apa apa.
Aku betul-betul bahagia bisa menikah dengan gadis pujaanku. Dengan Lili, aku berharap bisa merubah gaya hidupku yang gemerlap, dan kembali menjalani kehidupan normal lanyaknya seorang suami dan ayah bagi anak-anakku kelak.
Namun, impian tak sejalan dengan kenyataan yang harus kutelan. Lili yang kelihatan sederhana, lugu dan seperti tak tahu apa-apa tentang kehidupan malam, malah kelakuannya tak jauh beda denganku. Ia seorang pemuja kehidupan malam, dan setelah menikah pun Lili masih sulit melepaskan diri dari ketergantungan di dunia yang penuh kesenangan semua itu.
Semua kutahu setelah beberapa bulan kami menikah, Lili masih juga menolak untuk punya anak. Ia tak mau direpotkan mengurus anak ia masih ingin bebas menikmati masa-masa mudanya dan tak mau dikekang meski statusnya tak sendiri lagi.
Belakangan, aku makin dibuat bingung karena hampir setiap malam ia dijemput teman – teman gaulnya yang rata – rata anak orang berada. Entah kemana mereka setiap malam, yang pasti kadang kudapati Lili pulang dalam keadaan mabuk. Tak jarang pula di saku bajunya kutemukan pil ekstasi. Sungguh salah satu menduga Lili selama ini. Ternyata, kehidupannya jauh lebih bebas dariku.
Aku dibuatnya tak berkutik ketika kucoba sadarkan dia. Ia selalu menjawabnya dengan enteng.” Nikmati saja hidup ini, kenapa mesti susah-susah. Kita memang suami isteri, tapi kamu tidak bisa mengekang kebebasanku. Kalau mau pergi, pergi saja,” kalimat inilah yang selalu jadi jawaban dari Lili.
Aku mulai ragu kalau-kalau wanita yang kunikahi ini, tak suci lagi. Karena aku tahu betul kehidupan malam tak bisa dipisahkan dengan kehidupan seks bebas. Aku tahu itu, karena aku pernah menjadi bagian dari kenistaan itu.
Kini, di saat aku belajar untuk melupakan semua masa lalu dan mencoba hidup baru, aku malah diuji lewat istri. Mampukah kuhadapi semuanya ? Entahlah, sampai kapan aku mulai bertahan. Lili makin bebas saja, sampai kadang semalaman tak pulang ke rumah. Beruntung aku belum pernah mendapatinya dengan lelaki lain, sehingga pernikahan tetap coba kupertahankan. Kumpulan Artikel Cerita Dewasa

Yuli Tinggalkan Aku dan Anakku Demi Harta

ceita sex dan cerita dewasas seru lagi artis bugil
Aku menikah dengan Yuli memang modal nekat semata. Karena cinta tak lagi kami bendung. Akhirnya, satu-satunya jalan untuk tetap menyatu adalah kawin lari.

Meski waktu itu kuliahku belum rampung, aku tetap nekat menikahi Yuli. Entahlah, mungkin karena aku begitu takut kehilangan dia, sehingga nekat meminta restu dari ibuku untuk menikah di usia yang masih terbilang muda. Masih terbilang muda. Oh ya, waktu itu usiaku masih 23 tahun, sedang Yuli baru duduk di bangku kelas 3 SMU. Sampai kami dikaruniai dua anak dan mulai hidup mapan, kedua orang Yuli dari keluarga bangsawan yang kaya raya, belum juga mau mengakui sebagai menantu.

Padahal, aku sudah lakukan berbagai cara, berharap membukan mata hati mereka tentang siapa kami yang sekarang. Kemapananku sepertinya tak membuat mereka goyah untuk menerimaku.

Aku dan Yuli sudah memohon ampun. Tapi justru tak menghargai mereka.
Hanya syukurnya, belakangan ini mereka sudah mau menerima Yuli kembali. Yuli sudah bebas pergi ke rumah orang tuanya, bahkan sebagian harta warisan keluarga sudah dijatahkan sebagian untuknya. Sementara aku dan dua anakku, sama sekali tidak mendapat pengakuan. Orang tua Yuli masih tetap menganggap kami sebagai menantu dan cucu haram.

Sungguh menyakitkan, hanya untuk mendapatkan pengakuan dari seorang mertua aku telah menjual harga diriku dan mengorbankan perasaanku, tapi balasannya sungguh menyakitkan. Aku kasihan pada anakku, mereka tak bisa mengenal nenek mereka, padahal keduanya berhak untuk itu.

Beberapa kali kucoba membujuk Yuli agar mau membawa anak-anak ke rumah neneknya, namun Yuli tampaknya ogah-ogahan. Malah kalau aku sedikit memaksa, malah dianggap lain, pasti terjadi pertengkaran diantara kami, yang membuatku kesal, akhir-akhir ini Yuli sudah keseringan menginap di rumah orang tuanya tanpa izin dariku.

Sampai kemudian orang tua Yuli memberi ultimatum kepada Yuli untuk memilih kembali ke rumah dengan syarat meninggalkan aku, atau tetap memilih aku dan anak-anak tapi tak mendapat warisan.

Yuli benar-benar silau dengan harta. Mungkin karena dasarnya ia memang dari keluarga berada, atau karena aku yang tak pernah bisa memanjakannya dengan materi, ia langsung memutuskan untuk kembali ke orang tuanya.

Tega sekali pikirku, aku yang sekian tahun hidup dengannya dengan segala suka duka, serta dua anak yang ia lahirkan dari rahimnya, tega ia campakkan begitu saja, hanya karena kemilau harta. “Sungguh buta mata hatimu Yul”, begitu kata terakhir yang kulontarkan kepadanya.

Kini, meski anak merengek minta ketemu ibunya, aku tak pernah sudi mempertemukan mereka, karena segala yang berhubungan dengan Yuli, tak akan lagi kubuka. Sebagai laki-laki, itu kupegang. Yuli telah mengambil keputusan yang dianggap baik untuk dirinya, dan sebagai lelaki aku tak mau mengubah keputusanku itu. Biarlah itu dijalaninya sendiri, aku tetap pada pendirianku.

Kisahku Bersama Seorang Pelacur - Kisah Nyata

cerita dewa bugil dan cerita sex artis
Kisah Nyata Berikut ini ada cerita ku bersama seorang pelacur yang tidak bisa kulupakan selamanya. Sebagai perkenalan, aku adalah seorang pria yang mempunyai wajah yang tampan dan tubuh yang seksi, berkulit putih dan banyak wanita yang mencoba mendekatiku, namun aku belum bisa menerima para wanita itu sebagai teman istimewa, dan akupun tidak mau memanfaatkan mereka hanya untuk sekedar iseng belaka.


Tetapi sebagai lelaki normal tentu saja aku mempunyai kebutuhan seks yang tidak bisa aku pungkiri, apalagi aku termasuk memiliki kebiasaan jelek yaitu sering melihat gambar-gambar porno dan membaca cerita-cerita seks di internet. Selain itu, aku tidak mau pada saat menikah nanti aku sama sekali buta tentang seks. Dan disinilah kisahku di mulai.

Belum lama ini akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat pelacuran. Kakiku melangkah masuk ke salah satu diskotik yang lumayan terkenal di Jakarta.

Begitu masuk aku langsung naik ke lantai 2 diskotik tersebut. Di sana aku lihat ada beberapa pria dewasa sedang duduk dan bercerita di sofa sambil merokok. Mungkin sedang menunggu wanita langganannya. Seorang bartender menyapa aku dengan ramah “Haloo Boss, mau yang mana nihh”.

Aku lalu melihat foto-foto seksi yang ada di meja, aku akhirnya minta bantuan bartender itu untuk memilihkan untuk aku, karena foto porno yang ada begitu banyak. Lalu bartender itu bertanya “Sukanya yang besar apa yang kecil ?” tanyanya ramah. Aku tidak terlalu senang cerita-cerita dengan dia.

Entah apa yang terjadi di kamar saat aku berduaan dengan wanita itu (sebut saja namanya Winn). Wajahnya yang cantik ternyata tidak bisa membuat hasratku meninggi, justru aku merasakan hampa, tidak ada libido tidak ada hasrat dan tidak ada gairah, apakah aku mengalami disfungsi ereksi?

Akhirnya, aku hanya bercakap-cakap dengannya. Win bercerita tentang 2 anaknya di kampung dan seorang suami yang lagi merantau di Malaysia. Keinginannya untuk membiayai sekolah anak-anaknya membuatnya harus memilih hidup menjadi seorang pelacur.

Entah kapan aku akan bertemu lagi dengan Winn karena setelah perbincanganku dengan Winn tersebut, aku bertekad tidak akan lagi masuk ke tempat pelacuran. Ingin kupersembahkan kelelakianku untuk istriku tercinta nanti.

Aku hanya berharap melalui cerita ini, mudah-mudahan istriku nanti bisa memberikan seperti apa yang aku rasakan bersama WiNN. Dan nantinya aku bisa bertemu dengan WiNN dalam kondisi yang lebih baik bukan sebagai seorang Pelacur dan Pelanggannya. Tetapi sebagai seorang sahabat.

LinkWithin