Akibatnya, keterangan yang diperoleh penyidik sering berubah-ubah. "Kita siapkan penyidik wanita untuk mendampingi bukan diistimewakan tapi untuk memperlancar penyidikan," ujar sumber Jawa Pos kemarin. Malinda ditahan di rutan Bareskrim dan diperiksa di ruang Eksus di lantai tiga gedung Bareskrim.
Sejak Kamis (24/03) lalu Malinda diperiksa selama tujuh jam sehari. "Break (istirahat) hanya hari Minggu," katanya. Barang-barang Malinda sudah diantar oleh Andhika dalam sebuah travel bag warna merah.
Malinda juga belum secara terbuka mengakui perbuatannya. "Terutama soal korban-korbannya, dia mengaku lupa," katanya. Namun, pengakuan itu bisa dipatahkan penyidik berdasarkan dokumen yang disita dari apartemen dan bekas ruangannya di Citibank. "Dia ini over confident (sangat percaya diri), berkas-berkas tidak dimusnahkan," tambah perwira muda ini.
Saat ini penyidik masih fokus mendalami modus dan jumlah korban. "Ada pengusaha dan politisi yang dia kenal baik. Dari dokumen yang kami temukan ada jejak namanya, tapi kita belum tahu apakah hubungannya legal atau juga ikut jadi korban," tambahnya.
Terpisah, Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Arief Sulistyanto membenarkan ada penyidik wanita yang ikut memeriksa Malinda. Namun menurut Arief, Malinda baik-baik saja. "Dia sehat, tidak apa-apa," kata Arief.
Penyidik juga tidak akan menangguhkan penahanan Malinda. "Anda lihat ancaman hukumannya, jelas tidak mungkin," katanya. Mantan Koordinator Staf Pribadi Kapolri ini mengaku masih sangat dini untuk menjelaskan skandal Malinda secara terbuka. "Kita pasti akan paparkan nanti ke publik. Tunggu humas saja," katanya.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam menjelaskan, pemeriksaan Malinda berkembang kea rah strategi penggelapan. "Uang (nasabah) itu diputar. Dikirim ke bank lain, lalu ditransfer ke perusahaan dia," katanya. Anton menolak menyebut nama perusahaan Malinda. "Masih diselidiki ini dimiliki dia saja atau ada pihak lain. Jadi, jangan disebut dulu," katanya.
Mantan Kapolda Jatim ini menambahkan, penyidik sedang berupaya menelusuri aset Malinda di Indonesia maupun di luar negeri. "Kalau terkait bisa saja ikut disita," katanya. Kabareskrim Komjen Ito Sumardi membenarkan anak buahnya sedang melacak jejak duit Malinda ke luar negeri. "kemungkinan ada di Australia dan London," kata Ito.
Mantan Kapolwiltabes Surabaya ini juga membenarkan bahwa penyidik mendalami peranan pihak lain dalam kasus Malinda. "Rasanya tidak mungkin dia sendirian. Tapi, penyidik tidak boleh berdasar dugaan, harus ada fakta," kata Ito.
Terpisah, Kepala PPATK Yunus Husein mengaku pihaknya siap membantu BareskrimPolri mengusut tuntas skandal ini. "Kita selama ini selalu bekerjasama dalam white collar crime. Silahkan saja," kata Yunus melalui pesan singkat kemarin. (sumber: jpnn.com)
____________________
No comments:
Post a Comment