Saturday, April 27, 2013

Ningsih Makan 10 Jari Tangan Sendiri hingga Habis

Unik tapi Fakta - Ningsih (19), gadis yang baru menginjak dewasa, tidak bisa meninggalkan kebiasaan buruknya, memakan tangannya sendiri. Kini, 10 jari tangannya telah habis disantap setiap hari.

Kebiasaan aneh putri pertama pasangan suami-istri Munasib (40) dan Ernanik (35), warga Desa Gumuk, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, ini telah dilakukan sejak berusia 10 tahun. Perbuatan itu tidak bisa dicegah orangtuanya.


“Karena takut lengannya akan bernasib sama dengan jarinya, terpaksa lengannya saya balut dengan kain tebal,” ujar Bunira (60), nenek Ningsih saat ditemui Surya di rumahnya, Senin (20/7). Menurut Bunira, ia sudah melakukan berbagai cara untuk mengobati kebiasaan cucunya itu, tetapi semuanya tidak membuahkan hasil.

“Setiap kali saya membawa berobat, maka ia semakin rakus untuk memakan daging tangannya itu,” kata wanita yang merawatnya sejak kecil ini. Anehnya, kata Bunira, pada saat menggerogoti daging lengannya, Ningsih tidak merasa kesakitan, tetapi tertawa kegirangan.

Ahmadi (50), salah seorang tetangganya, mengatakan, sebenarnya dua tahun lalu, penyakit Ningsih itu pernah menjadi perhatian serta ditangani tim medis RSUD Situbondo dan RS Soebandi Jember. “Kebiasaannya ini tidak bisa dihilangkan dan diobati karena ini akibat keterbelakangan mental yang dideritanya,” tutur Ahmadi.


Sebab, sebelumnya, dia tidak pernah menggigit jarinya,” tuturnya. Menurut dokter setempat, kebiasaan memakan daging jari tangan itu akibat gangguan syaraf otak yang diperparah dengan kondisi korban yang mengidap keterbelakangan mental. Kebiasaan itu merupakan faktor genetik yang terganggu di dalam tubuhnya sehingga korban tidak merasakan sakit meskipun jarinya di gigit hingga dagingnya mengelupas.

Perlu diteliti

Dokter ahli kejiwaan RSU Dr Soetomo Surabaya, Dr Nalini Muhdi Agung, Sp KJ, menyebut kondisi yang terjadi pada Ningsih bisa saja tergolong gangguan kejiwaan. Gangguan seperti itu bisa digolongkan sebagai self harm behavior atau kecenderungan merusak diri sendiri.

“Gangguan seperti ini bisa terjadi karena depresi, kecemasan, atau gangguan lain. Bentuknya juga beragam bisa menggigit jari, menjilat, atau yang lain,” ujar Nalini.

Meski demikian, ia menyatakan, untuk memastikan kondisi itu perlu dilakukan pemeriksaan lebih mendalam. Harus diteliti secara seksama apakah ada gangguan lain.

Sementara itu, ahli bedah plastik RSU Dr Soetomo, Prof Dr David S Perdanakusuma, SpBP, menyatakan, banyak penyakit yang bisa menyebabkan kondisi di mana jaringan bisa rusak atau terlepas dari tubuh.

“Bisa karena infeksi akibat gigitan atau bisa juga karena penyebab lain, seperti karena penyakit kronis. Dalam kasus penyakit Ningsih, perlu melibatkan banyak disiplin ilmu untuk memastikannya, terlebih jika penderita diketahui ada gangguan kejiwaan,” ujar David.(SITUBONDO, KOMPAS.com)

No comments:

Post a Comment

LinkWithin