Seperti dilansir New York Times, kenaikan drastis itu pertama diketahui setelah tiga pekerja yang memperbaiki sistem pendinginan di Reaktor No 3 terpapar radiasi tingkat tinggi. Dua di antaranya yang masuk ke dalam kolam air pendingin harus menjalani pembersihan menggunakan sinar beta.
Pengelola sekaligus pemilik PLTN Fukushima, Tokyo Electric Power (Tepco), pun kemudian melakukan tes. Diketahui bahwa sumber radiasi berasal dari kolam air di Reaktor No 2. Namun, Tepco belum bisa memastikan penyebab kebocoran itu.
Gawatnya lagi, hasil tes lain yang dilakukan terhadap air laut yang berada 18 mil dari Fukushima juga menunjukkan tingkat radiasi tinggi. Yakni, mencapai 1.250 lebih tinggi dari batas aman. Karena itu, pemerintah Jepang pun memperjauh batas evakuasi menjadi 19 mil dari Fukushima.
"Level radiasi itu cukup tinggi. Sangat mungkin air (yang terpapar radiasi) itu berasal dari reaktor," kata Hidehiko Nishiyama, juru bicara Badan Keamanan Industri dan Nuklir Jepang (NISA), seperti dikutip Reuters.
Insiden terbaru itu sekaligus menghambat proses pendinginan tiga di antara enam reaktor di PLTN Fukushima. Itu karena semua pekerja dievakuasi untuk sementara. Saat ini, dari enam reaktor itu, baru dua yang berada dalam kondisi telah terkontrol.
Selain itu, hanya satu pompa yang bekerja untuk mengeluarkan air yang mengandung radioaktif. Namun, Tepco berjanji membawa dua pompa lagi. Sedangkan Amerika Serikat mengirimkan 500 galon air untuk membantu proses pendinginan.
Karena berbagai kondisi terakhir itu, Yukiya Amano, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional, memperkirakan bahwa krisis nuklir Jepang yang diakibatkan gempa bumi pada 11 Maret silam bisa berlangsung berbulan-bulan. "Ini insiden yang sangat serius dalam standar apa pun," katanya kepada New York Times.
Melonjaknya radiasi dari Reaktor No 2 PLTN Fukushima juga kian membuat banyak pihak mengkhawatirkan dampaknya terhadap produk makanan dan minuman. Sebelumnya, pemerintah Jepang melarang pengiriman susu dan sayuran dari Prefektur Fukushima. Pekan lalu AS juga resmi menjadi negara pertama yang mengharamkan impor susu dan sayuran dari wilayah terkontaminasi.
Mengenai air laut yang terkontaminasi, NISA memastikan tidak membahayakan kesehatan. "Gelombang laut akan menghancurkan partikel radiasi. Jadi, ketika dikonsumsi ikan dan tumbuhan laut, sudah aman," kata Nishiyama. (sumber: jpnn.com)
____________________
No comments:
Post a Comment